"Aku juga merindukanmu."
Minho menghela napasnya. Maniknya bergulir membaca beberapa komen penggemar Taemin di post Instagram maknae grup mereka itu. Wajahnya sendu.
Ternyata, bukan hanya dia saja yang merindukan Taemin, huh?
Hari ini seharusnya liburan pertama Taemin setelah ia memasuki militer, tapi prianya itu lebih memilih menghabiskan waktu bersama keluarga dan sahabatnya daripada dirinya.
"Ahh... Semua jadwal ini benar-benar.."
Ia nyaris saja mengutuk lebih banyak ketika satu pesan masuk.
'Aku merindukan Hyung lebih banyak.'
Lengkung sabit seketika muncul di wajahnya. Dengan semangat ia balas pesan dari pria yang sejak tadi masih betah ada dalam pikirannya.
'Aku heran tiap kali kau mengirimiku pesan. Padahal notif-nya di ponselku, tapi kenapa getarannya sampai ke hati?'
Minho terkekeh sendiri ketika kata 'dibaca' terlihat pada pesan yang baru saja ia kirim. Membayangkan bagaimana Taemin bereaksi membuatnya entah kenapa merasa gemas sendiri.
'Apa kau menyimpan ponselmu di hatimu, Hyung?'
Maniknya berkelip. Fast respond bukanlah tipe Taemin-nya. Tapi ketika pria itu melakukannya ia selalu merasa spesial dan penting.
'Aku tidak ingat. Apa kau tau di hatiku juga ada ponselku? Kau kan yang selalu ada di hatiku (灬º‿º灬)♡'
Kali ini Minho menunggu beberapa saat sebelum kata dibaca muncul pada pesan terakhir yang ia kirimkan ke Taemin. Sebelum beberapa detik setelahnya sebuah panggilan video masuk ke ponselnya.
"Hallo?"
"Whaaa.. Sayang sekali, Hyung. Di dalam hatimu tidak ada ponselmu."
Minho terkekeh. Melirik sekitar sebelum akhirnya memutuskan untuk menjauh dari tempat ia duduk sebelumnya.
"Kau masih di lokasi syuting?"
Minho mengangguk. Masih belum mau bersuara sampai ia benar-benar menemukan tempat yang pas menurutnya. Dan juga ia perlu memakai earbud-nya sebelum ada yang mencuri dengar percakapan mereka.
"Em, Hyung.. Apa aku mengganggu?"
Minho menggeleng. Kali ini sudah duduk diam menghadap ponselnya.
"Aku sedang menunggu giliranku."
"Apa masih lama?"
Minho menguap. Bertopang dengan sebelah rangkai tangannya setelahnya.
"Aku tidak yakin. Beberapa pemain melakukan kesalahan. Dan beberapa adegan perlu diambil ulang beberapa kali."
Taemin di seberang sana mengangguk. Berbaring di kasurnya yang nyaman masih mematri pendarnya pada sosok Minho yang agak remang dalam pandangannya.
"Istirahatlah, Hyung. Kau tampak membutuhkannya."
Minho tersenyum. Maniknya berbinar dengan pipi yang mulai menghangat. Ia selalu suka ketika Taemin memperhatikannya.
"Boleh aku ke apartemenmu setelah ini?"
Taemin menggeleng. Senyuman kecil terbit di wajahnya.
"Aku di rumah keluargaku."
Ada jeda sejenak sebelum akhirnya Minho membalas.
"Aku butuh pengisi dayaku."
Kali ini kekehan ringan terdengar dari belah bibir Taemin.
Sementara di sisi lainnya, Minho mulai memasang wajah memelas yang tidak sama sekali terlihat manis di pendar cokelat Taemin.
"Tapi aku hanya punya satu, Hyung."
Minho mendelik. Sengaja bernafas berlebihan sekedar untuk menunjukkan rasa frustasinya.
"Kau kan memang satu-satunya untukku."
Taemin tersenyum. "Liburku sisa dua hari lagi."
Minho mengangguk. Ia tau, tapi toh ia tidak bisa berbuat banyak. Dua hari ke depan ia masih harus berkutat di lokasi syuting.
"Tidak tertarik bertemu denganku?"
Mendengar pertanyaan Taemin, Minho hanya bisa menghela napasnya.
"Ke rumah keluargamu? Tidak bisa. Terlalu jauh."
Taemin menggigit bibirnya, tidak tau harus berbuat apa. "Oke. Sepertinya libur kali ini kita memang tidak bisa bertemu ya?"
"Begitulah.."
Minho tidak ingat ditutup dengan apa percakapan mereka di malam sebelumnya. Namun di Siang hari berikutnya, Taemin tiba-tiba saja berdiri di depan apartemennya dengan kedua tangan yang terbuka di kedua sisi tubuhnya.
"Aku membawakanmu charger."
Minho terkekeh. Terhibur sendiri ketika Taemin melangkah masuk dan langsung menghambur ke dalam dekapannya.
"Isi dayamu banyak-banyak, Hyung. Karena besok pengisi dayamu ini akan pergi lagi."
Minho mengangguk. Ia belum lama bangun, tapi ia tau bahwa yang di dalam dekapannya adalah prianya yang entah sudah berapa Minggu tak ia lihat.
"Apa tidak ada versi power bank-nya?"
Taemin terkekeh. Menekan main-main pucuk hidung Minho. Gemas melihat bagaimana manik kelam itu dengan lingkaran hitam di bawahnya karena kurang tidur. "Versi mininya kan selalu ada di hatimu."
Minho mendengus. Kembali menelusupkan kepalanya ke dalam ceruk leher Taemin. "Iya sih, kau memang selalu di hatiku. Tapi yang bisa dipeluk seperti ini, kenapa hanya satu?"
"Kan aku memang satu-satunya."
Minho cemberut. Ia senang Taemin menyempatkan dirinya mengunjunginya. Tapi kenapa ia kesal ketika Taemin membalikkan kata-katanya?
"Terserah. Pokoknya kau harus selalu ada di sisiku seharian ini."
Eehh!!???
KAMU SEDANG MEMBACA
2MIN #FlirtFic
Hayran KurguApa itu permen kapas? Hanya sebuah gulungan permen ringan yang sangat manis. Eh, tapi tidak semanis Lee Taemin. Ketika prinsip Seorang Choi Minho tidak lagi hanya Taemin for life! Tapi juga keju for life! Tidak ada ranah dewasa. Hanya saja kamu pe...