Taemin menyibak tirai penutup jendelanya lesu. Ujung jari telunjuknya mengetuk kecil tetesan air hujan yang menerpa luar jendelanya.
"Lebat sekali."
"Hnm? Tapi tidak selebat cintaku untukmu, kan?"
Pendar cokelatnya berputar. Sepertinya ia lupa eksistensi makhluk berlidah keju yang kini duduk nyaman di sofa ruang tamunya. Hidungnya berkedut gusar.
"Aku tidak ingat kalau aku mengizinkanmu untuk bertamu malam ini."
Minho, pria berlidah keju yang Taemin maksud hanya mengendikkan bahunya sok tak peduli.
"Selama kau ingat aku selalu mencintaimu, aku tak peduli."
Taemin mendesah. Lidah keju Minho beraksi lagi.
"Kau mau minum apa, Hyung?" Tanyanya mengalihkan pembicaraan. Sebelum Minho sempat menjawab, Taemin buru-buru memotongnya. "Tidak ada kopi disini."
Minho mendesah. Terlihat kecewa dengan cara berlebihan. Di sisi lain Taemin bersorak karena berhasil mematahkan gombalan kopi Minho.
"Oke- teh tarik?"
Taemin reflek ikut memiringkan kepalanya ketika manik kelam Minho menatapnya ragu-ragu.
"Well, yeah. Aku memang dari dulu sudah teh tarik denganmu." Minho berucap cepat. Sebelah sudut bibirnya tertarik menggoda. Sengaja. Jelas sekali bermaksud mencemooh Taemin. Sialan.
Taemin mendengus. Telinganya bergerak lucu. Menyebalkan.
"Oke, air putih." Putus Taemin tanpa peduli pendapat Minho.
Minho terkekeh sepeninggalan Taemin yang menghentakkan kakinya ke dapur dengan kesal. Taeminnya lucu sekali.
"Ini."
Minho mengangguk pada segelas air bening yang diletakkan kasar di meja. Sedangkan di sisinya Taemin sedang menyesap lamat-lamat cokelat panas yang baru saja ia buat.
"Apa, Hyung?"
Minho menggeleng. Ia menenggak rakus air putih di genggamannya hingga tandas. Manik kelamnya masih memaku pada Taemin yang mendesah karena merasa hangat.
"Manis?"
Taemin menoleh. Alisnya terangkat bingung.
"Kau. Bukan cokelat panas milikmu."
Taemin mencibir. Diulurkannya gelas dalam genggamannya ke arah Minho.
"Cobalah."
Kali ini kedua alis Minho yang terangkat. Rangkai tangannya dengan sukacita meraih gelas Taemin.
"Manis?"
Taemin nyaris tertawa ketika raut wajah Minho berubah kecut.
"I-iya. Manis." Dengan susah payah Minho mencoba untuk menjawab.
Taemin terkekeh. Sebelah rangkai tangannya menepuk belah pipi Minho main-main.
"Sungguh? Aku tidak ingat garam sudah berubah rasa menjadi manis."
Tawa Taeminpun pecah ketika manik kelam Minho membulat sempurna. Ia buru-buru kabur ketika Minho sudah beranjak untuk menerjangnya.
"Sialan kau, Lee!"
Oh, ngomong-ngomong Taemin tadi tidak benar-benar meminum cokelat panas miliknya. Ia hanya sengaja memancing Minho agar mau mencicipi cokelat panas miliknya. Dan taraa.. Choi Minho memang selalu mudah untuk dikerjai. Hehe.
KAMU SEDANG MEMBACA
2MIN #FlirtFic
FanfictionApa itu permen kapas? Hanya sebuah gulungan permen ringan yang sangat manis. Eh, tapi tidak semanis Lee Taemin. Ketika prinsip Seorang Choi Minho tidak lagi hanya Taemin for life! Tapi juga keju for life! Tidak ada ranah dewasa. Hanya saja kamu pe...