One Team

BAB 21 (DAY 4-3)

Setelah beberapa bulan, keadaan mamah Tay memburuk, Tay tadi sedang mengikuti tes masuk perguruan tinggi, namun dia dikabari bahwa mamahnya sudah tiada.

Tay terpukul, paman Pood juga, dia menenangkan Tay sebisa yang dia lakukan.

Beberapa minggu setelah hari itu, Tay menjadi pemurung, dia sudah tidak minat dengan kuliah dan lain lain.

Dia pun merasa ada yang aneh dari kematian mamahnya. Setelah mencari tau, dia mendapati kenyataan bahwa ternyata ada yang menaruh racun di selang infus mamahnya.

Dan itu adalah orang suruhan papahnya. Paman Pood saat itu sedang tidak ada di sana.

Tay pun memberontak, akhirnya dia dikurung di rumahnya. Tay ingin membunuh lelaki itu, atau mungkin dia ingin membunuh dirinya sendiri.

Saat berperang dengan pikirannya, saat itu paman Pood menyelamatkannya, dia memberikan sebuah kartu nama.

Yang dia tau saat dia berlari menjauh dari rumah itu terdengar suara tembakan dan teriakan dari paman nya. Tapi pamannya tadi bilang untuk apapun yang terjadi dia harus pergi sejauh mungkin dan pergi ke seseorang di kartu namanya itu.

Lalu Tay bertemu seseorang, ternyata dia adalah seorang pelatih bela diri yang bernama Mike. Mike pun memberitau bahwa Podd sudah menitipkan Tay ke dia, Tay pun ingin membalaskan, Namun Mike tidak mau. Dan akhirnya Tay pun di latih bela diri.

Namun suatu hari suruhan Vihokratana memporak porandakan dan menyerang tempat Mike, semua yang ditempat Mike kalah, begitu juga Mike yang sudah tidak kuat berdiri.

Melihat itu Tay semakin tersulut emosi, apalagi papahnya sekarang sedang mengacungkan pistol kepadanya, namun tiba tiba Tay terkejut karna sebuah peluru tertembak di tubuh papahnya berkali kali dan membuatnya tewas ditempat.

Yang membunuhnya adalah musuh bisnis keluarga Vihokratana, yang Tay tidak tau namanya. Orang itu langsung pergi begitu saja, kemudian suara mobil polisi terdengar. Tay membeku, dia disana menjadi saksi saja.

Tay sebenarnya ingin tetap di tempat Mike, tapi Mike menyarankan agar dia bekerja pada Off.

Kembali ke Tay New.

"jujur New aku masih kesal karna bukan aku yang membunuhnya" kata Tay, saat ini tangan New sedang mengelus paha Tay.

Kisah Tay sangat berat, dia mencoba menenangkan kekasihnya itu.

"jika itu kamu, mamahmu yang pasti kesal" kata New yang akhirnya bersuara, sejak tadi dia hanya menyimak Tay

Tay menganggukan kepalanya, setuju dengan New. New terlihat gelisah, alisnya bertaut seperti ada yang dipikirkan.

"kamu bisa bertanya apapun New" kata Tay dia kini memijat kepala New lembut.

New tesenyum lebar, ternyata Tay peka juga

"Tay, kalau aku boleh tau ada apa di pernikahan mamah papahmu?"

"mamah papah nikah karna perjodohan, tapi papah tidak terlalu ada perasaan. Tapi aku harus lahir agar papah dapat perusahaan kakek. Setelah kakek dari papah meninggal ya semuanya berjalan dengan mengenaskan. Papah akhirnya menikah lagi. Dan memang sebelumnya sudah ada kontrak bahwa tidak bisa ada perceraian, jika misal ada perusahan itu akan jatuh ke keluarga yang lain. Lagipula mamah terlalu cinta, makanya dia tidak bisa pergi gitu aja"

New paham "semoga mamah mu, dan paman Pood, dan papahmu mendapatkan tempat terbaik disisinya"

"aw, kenapa kau mendoakan papahku?"

"hei aku kan pacar anaknya, bukannya aku harus bertingkah baik"

Tay dan New tertawa bersama.

Kini gantian Tay yang menunjukan raut wajah bertanya tanya

"mau tau kisah hidupku?" tanya New

"heem, kalau gak keberatan"

"aku lahir dari keluarga yang lumayan berada, aku gak sepintar kamu Tay, tapi temen ku banyak. Beberapa tahun ayah ibuku sering berantem, dan akhirnya pisah. Saat itu aku ikut ayah ku, karna ibu ku menikah lagi. Aku anaknya bandel, aku gak mau urus perusahaan itu. Aku yang tertekan akhirnya pergi dari rumah dan ikut bersama salah satu mantan anak buah ayahku yang ahli senjata api dan akhirnya bertemu Off. Yang kutau sekarang ayahku sudah punya anak yang bisa dia atur, dan ibu ku juga sudah bahagia dengan keluarganya"

"sudah gitu aja?"

"iya, emang cumam gitu, waktu aku cerita sama Phi Off bahkan lebih ringkas"

"ah cerita ku kepanjangan ya tadi?"

"nggak kok, aku suka pas denger kamu cerita, jadinya mau sepanjang apapun kamu cerita aku tetep seneng"

Tay tersenyum, dia tau New ini anaknya emang kayak gitu, singkat, padat, to the point banget.

Selanjutnya mereka pun melanjutkan cerita mereka, dengan posisi yang masih sama.