Tay mencoba membuka matanya karna cahaya matahari memasuki ruangan diamana dia tidur, kepala nya masih sedikit pusing dan dia mencoba bangkit, tapi seseorang memeluknya dari samping.
Tay tersenyum melihat seseorang yang memeluknya itu.
Tay pun memiringkan tubuhnya perlahan, tangan nya mengusap rambut seseorang ini, dan mencium keningnya lembut"sudah lebih baik Tee?" tanya New yang membuka matanya, ya New lah yang memeluk Tay.
Tay merapatkan tubuhnya pada New.
"yah better, tapi kepala ku masih sedikit pusing"
Terlihat raut wajah New yang cemas.
"hin, aku oke tenang aja" kata Tay menenangkan kekasihnya ini.
New pun tersenyum dan menganggukan kepalanya.
"semalam tidak jauh kan?" tanya New, telunjuknya dia mainkan di dada Tay.
Tay tersenyum tipis dan menggelengkan kepalanya.
"kamu tau, dia menaruh obat perangsang, tapi aku sama sekali gak turn on, aku cuman bisa nya sama kamu" Tay semakin merapatkan tubuhnya pada New.
New tersenyum sinis.
"berarti hanya tanda merah di sini?" tanya New
"heem. Maukah kamu menghapusnya" kata Tay
New pun langsung bangkit dia melepaskan kancing baju Tay. Dan kini terlihatlah dada Tay, ada beberapa tanda merah.
New sebenarnya marah, kekasihnya hampir diperkosa jalang, Tay yang paham kemudian menutun New agar duduk di perutnya.
"ini yang terakhir Tee, gak akan aku biarin jalang manapun menyentuhmu lagi"
Sebelum Tay menanggapi, New langsung saja mencium dada Tay tepatnya ditanda merah merah, dia melakukan sesuatu disana hingga tanda merah yang semula samar itu menjadi merah kembali, dada Tay pun sudah basah.
Bahkan New pun sudah melakukan nya diluar tanda merah itu. Jujur Tay tersiksa, dia pun ingin mendominasi kegiatan ini seperti biasa, New pun sepertinya tidak mempermasalahkan itu.
New kini sudah dalam posisi tidur terlentang, nafasnya tersenggal sengal begitu juga dengan Tay, namun ketika Tay bangkit untuk berada diatas New, dia justru terjatuh dan kini dia ambruk dibadan New.
"Tay kamu gak papa?" tanya New panik, dia melupakan hasratnya.
Tay meringis "maaf New, kepala ku masih pusing banget ternyata sama badan ku masih lemes. Kamu aja yang diatas"
New menepuk dada Tay. "gak mau, kamu masih gini. Nanti aja kalau udah beneran sembuh. Lagian aku gak punya kondom"
"maaf hin"
New menganggukan kepalanya. Dia pun bangkit dari kasur dan pergi, sedangkan Tay melihat langit langit atap kamar.
New masuk kembali ke kamar dengan membawa semangkuk bubur, air minum dan obat. Dia pun sudah posisi menyuapi Tay.
Tay juga susah payah untuk bisa duduk bersandar di kepala kasur dibantu New.
Tay sudah mendapatkan suapan pertama
"kamu masih lemes mungkin karna belum makan, dan kepala kamu pusing karna efek minuman nya. Nanti ini bubur harus dihabisin, abis itu minum obat. Kalau masih gak sehat, kita ke dokter" kata New panjang lebar, dan ini sudah suapan ke 3
Tay hanya mengangguk patuh. Walaupun dia gak mood makan, tapi dia harus manut sama New.
"kamu masak sendiri buburnya?" tanya Tay.
New hanya mengganggukan kepalanya
"kamu gak makan hin ?" tanya Tay kembali
"aku udah makan, tadi sekalian aku bikinin kamu bubur ini. Tapi tadi kamu masih tidur jadi gak aku bangunin, dan malah ikut ketiduran"
"ooh"
Kini Tay sudah minum obatnya.
"hin ini sebenernya dimana sih? Bukan markas kan?"
New melongo
"kalau gak tau kenapa gak nanya dari tadi? Ini tuh apartemen ku, aku beli buat disewain, tapi udah 3 bulanan ini kosong"
Tay hanya ber oh ria
"sekarang kamu istirahat aja. Aku mau beresin sini dulu"
"aku bantuin ?"
"gak usah. Cuman bentar aja kok. Sekalian mau nyiapin makan siang"
"iya istriku"
New yang dibilang begitu memutarkan bola matanya dan tersenyum kecil.

KAMU SEDANG MEMBACA
One Team
FanfictionTay dan New merupakan salah satu anggota kelompok detektif di dunia gelap yang bertugas menyelidiki sesuatu atau menyelesaikan sebuah masalah sesuai permintaan 'client', yang dipimpin Off. Tay dan New selalu berlomba siapa yang paling banyak menghab...