Disambar Petir

159 5 0
                                    

Suatu sore di bulan November, Roy menyeret kakinya pulang ke rumah, mengayunkan ranselnya melewati jalan tanah di belakang sekolah. Langit gelap tertutup awan mendung hitam tebal Mendadak langit terang benderang dan punggung tangannya sakit luar biasa. Dia mendengar gelegar guntur sebelum terlempar dan jatuh tak sadar diri.

Ketika siuman, bingung dan linglung, ia menyadari dirinya masih hidup. Ranselnya yang gosong disambar petir, terlempar sejauh lima meter darinya, masih menyisakan asap. Punggung tangannya yang luka berbau sangit daging dipanggang. Sakitnya luar biasa.

Enam puluh tahun dari sekarang, Roy akan memegang tangan istrinya. Airmatanya jatuh bercucuran. Tangannya menempel pada denyut nadi tanda kehidupan yang semakin melemah. Ia meremas tangan keriput itu dengan kencang, seakan dengan demikian, perempuan tua itu takkan pergi.

Saat mata Roy menatap bekas luka masa kecil di punggung tangannya itu, dia menyadari apa yang dirasakannya saat ini jauh lebih menyakitkan daripada disambar petir.

Bandung, 19 November 2017

Gosip di InternetWhere stories live. Discover now