Mustahil

194 7 0
                                    

Ruang resepsionis rumah sakit tampak kosong. Aku masuk dengan cepat ke meja depan dan kemudian berbalik, melirik ke sekeliling. Gelombang kejut meledak di kepalaku saat mataku terkunci pada lelaki di sudut, setengah tersembunyi di balik dispenser. Rasa nyeri menerobos tulang belakangku, seakan es dingin mengalir dalam pembuluh arah ke jari tangan dan kaki.

Kilas balik memori yang hendak kulupakan membanjiri ingatan: lampu gantung redup berkedip, bergoyang-goyang membentuk bayangan menari-nari di dinding kusam, pisau menetes meninggalkan kubangan darah di lantai kelabu.

Penglihatanku buram, namun tampak jelas tatapan matanya garang penuh dendam dan seringai gigi-gigi yang tajam.

Mustahil, pikirku.

Aku telah membunuhnya!

Bandung, 1 November 2017

Gosip di InternetWhere stories live. Discover now