35

22.4K 1.6K 303
                                    


idk y'all can do it or not but, can i have 500 votes from u guys?

it's the last chapter for season 1.

ha? berarti ada season 2 dong theo? well tergantung kalian mau atau gak sih. cuz u guys are my boss and bestie hahaha-!!

and please spam comment for me, make me laugh. i'm not feeling well. not my body of course but my mentality is not good.

so...yeah!
happy reading💚















Jeno tertawa saat anaknya aktif menendang didalam perut istrinya yg sedang tidur, ia menempelkan pipi nya pada perut Jaemin yang sudah sangat buncit, jika sesuai perhitungan Seokjin minggu ini ia sudah bisa melihat rupa anaknya.

"dedee bunda sakitt" rengek Jaemin seraya membuka sedikit matanya.

Jeno tertawa ia beringsut naik dan mengecup bibir Jaemin sekilas. "want something?" Jaemin menggeleng dan mengalungkan tangannya dileher Jeno.

"help me"

dengan perlahan Jeno membantu istri nya untuk bangun. dengan langkah pelan Jaemin berjalan kearah kamar mandi untuk cuci muka dan gosok gigi.

"Jenoo, kamu engga kerja?" tanya Jaemin saat Jeno mengikutinya masuk kedalam kamar mandi.

"aku cuti sampai kamu lahiran" Jeno memeluk Jaemin dari belakang tangannya masuk kedalam baju Jaemin dan mengusap perut buncit istrinya dengan lembut.

Jaemin keluar dari kamar mandi dengan Jeno yang masih memeluknya dari belakang, itu membuatnya semakin susah berjalan namun ia sudah terbiasa dengan hal itu.

"ingin sarapan apa?" tanya Jaemin saat keduanya sudah berada didepan kulkas.

"ayo sarapan diluar saja, nanti kamu kelelahan" Jaemin mengangguk, tak ingin membantah suaminya yang semakin hari semakin protektif + posesif.

padahal, siapa yang ingin bersamanya jika sudah melihat perutnya yang buncit, orang gila pun tau jika Jaemin sedang hamil.

Jaemin mengambil apel dan pear, ia ingin memakan nya saat dimobil. "ayoo Jenoo" rengek Jaemin kesal

Jeno terkekeh saat Jaemin berusaha berjalan namun tak bisa karna Jeno menahan tubuhnya. "sebentar aku ambilkan hoodie, diluar dingin"


-


Jaemin terkekeh didepan laptopnya yang sedang menampilkan wajah Haechan, Chenle, dan Renjun. mereka selalu melakukan panggilan video setiap malam, itu karna Renjun ingin melihat perkembangan Jaemin dan sahabatnya yang lain.

' jika sesuai perhitungan, kau bisa melahirkan di minggu ini kan?' tanya Haechan

Jaemin mengangguk. "heum"

'lalu kau masih dimansion? cepat kerumah sakit bodoh' kesal Renjun.

Chenle dan Haechan mengangguk. 'hyungie lebih baik sudah dirumah sakit, jadi jika ada kontraksi hyungie tidak repot. dan jangan lupakan mansion hyungie berada di ujung Seoul. rumah sakit jauh sekali dari sana' ujar Chenle.

"tuh, dengerin mereka" tiba tiba Jeno menyahuti omongan Chenle. suaminya itu masih menggunakan handuk dipinggangnya, kepalanya juga masih basah.

Jeno duduk di samping Jaemin dan menyodorkan handuk kecil pada istrinya. Jaemin yang paham langsung mengusak rambut Jeno dengan lembut.

my pretty CEO Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang