18

19.2K 1.8K 101
                                    


vote and comment💚

tepuk tangan amat riuh dengan sorakan bahagia menyambut gelar baru keduanya, Jaemin dan Haechan membungkuk dengan senyuman manis sebelum akhirnya mendatangi kakek dan nenek yang menunggu mereka.

Jaemin langsung memeluk nenek nya dengan erat, Haechan juga memeluk kakek Jaemin.

"selamat sayang" ucap nenek membuat Jaemin semakin tersenyum.

"eumm— kami akan langsung ke korea, tak apa kan?" tanya Haechan.

kakek mengangguk dengan senyumannya. "lakukanlah yang kalian ingin lakukan, jaga kesehatan biar kakek dan nenekmu ini yang mengurus sisanya" ucap kakek sambil mengusap pipi Haechan dengan lembut.

keduanya langsung pamit pada orang orang dan media.

"akhirnya selesai" ucap Haechan saat sudah mendudukan bokong sexy nya di jet pribadi milik sahabatnya.

Jaemin meregangkan otot nya. "sungguh, jika ayah tak membuat masalah ini rumit mungkin sejak 2 bulan lalu aku sudah menjadi pemimpin" kesal Jaemin mengundang tawa kecil dari bibir Haechan.

"ah kau selanjutnya tinggal berurusan dengan Jeno" ucap Haechan membuat Jaemin tersenyum kecil.

"ingin taruhan? menurutmu berapa lama aku akan meluluhkan Jeno" tantang Jaemin membuat Haechan mendecih

"aku yakin kurang dari sehari, tak asik" dengus Haechan, membuat Jaemin tertawa.

"begini saja, jika kau benar kau bisa meminta apapun dengan ku" ucap Jaemin membuat Haechan tersenyum bahagia dan mengangguk, ah ia harus memikirkan apa saja yang bisa membuat Jaemin miskin seketika.

-

Jeno menatap langit yang penuh bintang, jarinya memetik dengan lembut senar gitar nya. ponselnya sedang tersambung dengan panggilan Yeji, mereka sudah bertelponan selama 3 jam dan Yeji enggan mematikan panggilannya.

Jeno jujur mulai mencoba membuka hatinya untuk Yeji, walaupun susah tapi setidaknya ia mencoba untuk melupakan Jaemin, saat ia dan Mark duduk diruang tv ia melihat siaran Jaemin yang diangkat menjadi pemimpin perusahaan keluarganya juga Haechan yang menjadi sekertaris Jaemin.

hampir seluruh siaran di televisi berisi wajah Jaemin membuat Jeno menghela nafas dan memilih naik kekamarnya lalu berakhir bertelponan dengan Yeji, namun sepertinya Yeji sudah tidur karna Jeno tak mendengar suara wanita itu mengoceh lagi.

Jeno merangkul pinggang ramping Yeji dengan mesra sesekali ia membalas ocehan kekasihnya itu, mungkin Yeji dan orang yang melihat Jeno akan mengira jika Jeno sudah mulai mencintai Yeji padahal jauh didalam pikiran Jeno ia masih membayangkan jika orang yang sedang ia rangkul mesra ini adalah- Na Jaemin.

"Jeno hyung!!" Chenle berlari kecil kearah Jeno lalu memeluk Jeno sambil menyengir lucu.

"ada apa Lele-ya?" tanya Jeno dengan senyum tipis ia melepas rangkulan nya pada Yeji dan beralih memeluk pinggang lelaki mungil didepannya.

"dicari bu kim katanya ada yng perlu di bicarakan" ujar Chenle tanpa memperdulikan Yeji yang menatapnya kesal.

"baiklah ayo" ucap Jeno.

Jeno mengecup sekilas bibir Yeji. "aku pergi dulu" Jeno merangkul Chenle dan berjalan menjauh dari koridor.

-

Yeji melihat Jaemin yang sedang duduk di meja pojok perpustakaan, lelaki manis itu duduk ditemani dengan tumpukan buku diatas mejanya.

"hei" sapa Yeji membuat Jaemin menoleh dan menatap Yeji.

my pretty CEO Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang