23

19K 1.5K 34
                                    

happy reading
don't forget to vomment🧸🤍

Renjun duduk dipinggir lapangan basket dengan sebotol minuman juga handuk kecil, mata nya menatap seseorang yang sedang bermain dengan teman timnya.

seseorang yang belakangan ini menemani dirinya saat ia tak bisa berkumpul dengan sahabat-sahabatnya yang mulai semakin sibuk, Jaemin Haechan yang mengurus konferensi pers, Jeno Mark yang mulai fokus pada pembelajaran bisnis dari orang tua mereka, Jisung Chenle yang sibuk belajar untuk menyambut ujian kenaikan kelas keduanya.

orang itu kini berjalan kearah seraya mengusak rambutnya yang lepek karna keringat, tanpa sadar Renjun mendecih dan merasakan pipinya memanas.

"tak ingin pulang duluan, hm? aku masih 1 game lagi" ujar orang itu seraya duduk dan membiarkan Renjun mengusap keringatnya.

"tak apa Alin, lagi pula setelah ini aku ingin membantumu membersihkan penthousemu" Guanlin tersenyum tipis, wajah serius  dan nada ketus milik teman nya ini selalu membuatnya merasa candu.

"Renjun, mendongak" pintah Guanlin dan dengan polos Renjun menurut sebelum melotot kaget saat merasakan benda kenyal menyentuh ranumnya.

"WOI GUANLIN! JANGAN MESUM DISEKOLAH" teriak Lucas nyaring dan Guanlin hanya mengacungkan jari tengah untuk temannya.

"ish! kau ini" kesal Renjun sembari mengusap bibirnya dengan kasar wajahnya memerah hingga telinga membuat Guanlin tertawa.

"menggemaskan, rasanya aku ingin menikahimu besok" kekeh Guanlin seraya mencubit gemas pipi gembil Renjun.

"siapa juga yang mau nikah denganmu!" ketus Renjun dengan bibir mengerucut.

"baiklah jika tidak percaya, minggu depan aku akan membawa papi dan mami menemui orang tuamu" cuek Guanlin lalu berlari kecil kearah Lucas meninggalkan Renjun yang terdiam seraya mengerjap bingung.

"maksudnya.. Alin akan melamarku gitu?" gumam Renjun bingung sebelum melotot kaget.

"YA! TIANG SIALAN!" teriak nya kesal membuat Guanlin tersenyum disela sela permainannya.

dilain tempat, disebuah appartemen mewah yang dominan warna abu abu ada pasangan yang sedang dilanda canggung, pasangan itu adalah Jisung dan Chenle.

keduanya duduk di sofa dikamar Jisung, dan didepan mereka ada sebuah film yang sedang melakukan adegan sex tanpa sensor dan jelas hal itu membuat tubuh Jisung panas dingin dan Chenle yang malu karna mengingat kejadian kemaren.

ayo lah, Jisung itu juga lelaki normal dan munafik namanya jika ia tak pernah sekali pun berfikir untuk melakukan sex dengan Chenle, tapi mau bagaimana ia tak pernah ingin merusak Chenle padahal jika ia ajak pun ia yakin Chenle mengiyakan.

Chenle menoleh berniat melihat apa yang Jisung lakukan namun setelahnya ia menyesal, Jisung juga menatapnya, menatapnya intens dan Chenle tau arti tatapan itu.

Chenle tersenyum tipis sebelum memangkas jarak keduanya, ia memeluk Jisung dari samping menenggelamkan wajahnya di dada Jisung dan menghirup aroma maskulin yang khas dari tubuh Jisung.

"Chenle a-aku—"

"lakukan Ji, aku mengizinkan mu" gumam Chenle dengan suara lembut tangannya terangkat mengusap dada bidang Jisung.

mendapat jawabannya Jisung langsung menggendong Chenle membawa tubuh mungil itu kekasur.

Chenle menatap lembut mata Jisung yang berkabut nafsu. "kau serius?" lirih Jisung tangan nya mulai masuk kedalam baju Chenle dan tangan yang lain menahan bobot tubuhnya agar tak menindih Chenle.

my pretty CEO Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang