12. Video wawancara dia

330 47 1
                                    

Aktivitas Dhea di Rabu malam ini yaitu salat Magrib, membeli sate madura di tempat favoritnya, pulang ke kos, mengerjakan tugas kuliah, lalu rebahan. Ya, waktu yang paling dinanti setelah seharian beraktivitas adalah rebahan.

Dhea sedang scroll explore instagram. Tiba-tiba ada sebuah video berisi cuplikan "dia" sedang diwawancara.

"Ganteng banget sih kamu," puji Dhea sambil tersenyum menatap seorang lelaki tampan di layar handphonenya.

Karena video yang ditonton Dhea hanyalah lima belas detik dan itupun yang hanya sapaan hai dan jawaban kabarnya dia baik-baik saja, jadi Dhea merasa kurang puas. Ia ingin menonton hasil wawancara secara lengkap. Akhirnya, Dhea memutuskan mencari video versi fullnya di youtube.

Tak butuh waktu lama, hanya cukup dengan mengetikkan keyword "nama dia" dan "diwawancara terbaru hari ini" maka video langsung muncul.

Dhea memencet video berdurasi hampir sepuluh menit yang berada di paling atas.

Terlihat dia memakai kemeja hitam sedang dikerubungi oleh para wartawan.

"Hai," sapanya terdengar begitu merdu di telinga Dhea.

"Gimana kabar kamu? Katanya akhir-akhir ini lagi sibuk ya?" tanya seorang wartawan wanita.

"Alhamdulillah aku baik. Iya, aku lagi sibuk di kantor," jawabnya dengan sopan.

"Jadi bener kalau kamu punya perusahaan sendiri?" tanya wartawan lain.

"Alhamdulillah bener."

"Kalau boleh tau apa nama perusahaan kamu dan bergerak di bidang apa?"

"Sorry, itu privasi dan aku nggak mau ngeshare itu ke publik."

"Kenapa? Bukannya bagus kalau publik terutama fans kamu mengetahui tentang perusahaan itu? Jadi, nantinya kamu akan mendapatkan kemudahan dalam mencari konsumen karena mengingat kamu yang sudah punya nama di Negeri ini."

"Justru itu, aku nggak mau orang-orang jadi konsumenku karena tau kalau itu perusahaanku. Aku maunya mereka jadi konsumen karena emang apa yang ditawarkan oleh perusahaanku itu bagus, berkualitas, dan bisa memenuhi kebutuhan dan keinginan masyarakat."

"Perusahaan kamu ada di kota mana aja?"

"Saat ini masih di kota ini karena kan aku baru aja mulai bikin perusahaan. Tapi do'ain aja semoga perusahaanku bisa berkembang dengan cepat dan bisa buka cabang di berbagai kota atau bahkan negara lain."

"Kamu kan lulusan komunikasi ya kalau nggak salah?"

"Iya, aku lulusan Media Komunikasi."

"Kamu kan kuliahnya bukan jurusan bisnis, terus apa yang mendasari kamu akhirnya mau mendirikan perusahaan?"

"Sebenernya dari dulu aku pengen jadi bos, pengen kerja di perusahaan, tapi pas mau masuk kuliah tiba-tiba aku tertarik sama jurusan Media Komunikasi. Akhirnya aku ngambil jurusan itu. Tapi pas semester 2 atau 3 gitu, pas aku nonton film luar, nggak tau kenapa aku pengen lagi jadi bos. Aku mikir-mikir dan kayaknya asik nih kalau bisa jadi bos di perusahaan sendiri. Dari situlah aku mulai belajar bisnis secara otodidak dan pas balik ke Indo aku mulai ngerintis bangun perusahaan. Tapi selain karena keinginan aku itu, aku juga punya keinginan lain yaitu menciptakan lapangan kerja sebanyak-banyaknya biar pengangguran di Indonesia semakin berkurang, terutama para remaja. Soalnya kan mereka-mereka nih masih muda, tenaganya masih kuat banget, pemikirannya juga masih fresh, jadi sayang kalau nggak punya wadah buat nyalurin itu. Makanya pas aku buka lowongan pekerjaan, aku mengutamakan yang remaja, tapi remaja di sini yang aku maksud bukan yang usia pelajar atau di bawah umur gitu ya, tapi ya remaja yang setidaknya udah berusia 20 tahun. Tapi untuk jabatan-jabatan yang penting banget, yang tinggi, yang crucial gitu aku mengutamakan yang udah berpengalaman."

"Ada kesulitan nggak pas kamu bangun perusahaan?"

"Kesulitan pasti ada. Tapi untungnya orang tua, keluarga besar, dan orang-orang terdekat selalu support dan selalu mau bantuin aku. Jadi, semua permasalahan yang ada bisa aku atasi dengan baik."

"Berarti untuk sekarang prioritas kamu ada di dunia entertainment atau mau fokus di bisnis?"

"Sementara fokus di bisnis dulu."

"Jadi kamu akan vakum dari dunia hiburan?"

"Mungkin iya. Tapi nanti kalau kondisi perusahaan udah stabil dan nggak terlalu bikin sibuk, aku pasti bakal balik lagi ke dunia yang selama ini udah aku tekunin."

"Apa Meesya tau soal kamu yang punya perusahaan?"

"Iya, dia tau kok."

"Ngomong-ngomong soal Meesya, sebenarnya hubungan kamu sama Meesya itu seperti apa? Apa benar kalau kalian akan melangkah ke jenjang yang serius?"

Deg! Mendengar pertanyaan tersebut membuat Dhea tertegun. Dalam hatinya sudah waswas mendengar jawaban menyakitkan yang mungkin akan keluar dari mulut si dia.

"Enggak, itu cuma hoax. Aku sama Meesya cuma temenan kok."

"Tapi dulu kalian sempet cinlok?"

"Hahaha enggak."

Alhamdulillah. Ternyata dia sama Meesya nggak cinlok. Eh, tapi kok dia jawabnya sambil ketawa? Kayak nggak serius gitu? Nggak-nggak. Walaupun sambil ketawa tapi gue yakin kalau dia jawab dengan jujur. Gue yakin soal cinlok itu beneran cuma rumor dan sensasi biar film mereka banyak yang nonton. Batin Dhea.

"Apa bener kalau kamu udah punya pacar?" tanya wartawan yang ada di paling ujung. Seketika dia dan wartawan lain langsung menoleh.

"Pacar?" beo dia.

"Iya. Aku pernah liat foto candid kamu lagi jalan sama cewek dan banyak yang bilang kalau itu pacar kamu."

"Apa bener yang dibilang itu?"

"Sejak kapan kamu punya pacar?"

"Dan siapa pacar kamu?"

"Apa dia artis, selebgram, atau siapa?"

"Eee, sorry ya, aku udah harus pergi. Makasih semuanya," ucapnya lalu pergi meninggalkan wartawan.

Para wartawan yang belum puaspun langsung mengejarnya. Tapi sayang, dia keburu masuk ke dalam mobil dan pergi dari tempat itu.

Videopun berakhir. Dhea melihat kolom komentar untuk menemukan penjelasan, siapa tau ada yang mengerti pasti tentang cewek yang diduga sebagai pacar si dia itu.

Ternyata sebagian besar orang mengatakan kalau mereka terkejut saat mendengar dia sudah mempunyai pacar. Tapi ada juga sebagian yang mengatakan memang pernah melihat foto candid yang dimaksud tapi sayangnya sekarang foto itu sudah tidak ada karena sudah dihapus oleh sang pengupload.

Dhea menaruh handphone di atas kasur. Kini matanya sudah berair. Ya, tak bisa dipungkiri Dhea merasa sedih. Ia belum siap menerima kenyataan kalau dia mempunyai pacar.

"Hikshikshiks. Beruntung banget cewek itu bisa jadi pacarnya dia. Hikshikshiks."

Dhea masih saja menangis. Sampai akhirnya ia tertidur dalam keadaan masih meneteskan air mata.

3 Pilihan || ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang