16. Pecel & pantai

284 45 0
                                    

📆 Kamis
📍Kos
🕛 06.32

"Udah mau berangkat, Dhe?" tanya Syila melihat Dhea keluar dari kamarnya dengan membawa tas ransel.

"Iya La, Fian udah nunggu di depan," jawab Dhea.

"Hati-hati ya!"

"Iya. Sekali lagi maafin gue ya karena nggak bisa sarapan bareng lo."

"Nggak papa kali, Dhe. Yaudah sana, kasian kalau Fian kelamaan nunggu!"

"Iya. Bye, La!"

•••

Dhea menghampiri Fian yang duduk di atas motor ninjanya.

"Selamat pagi," sapa Fian saat Dhea sudah di hadapannya.

"Pagi," balas Dhea.

"Yuk naik!" ucap Fian. Dhea segera menurutinya. "Pegangan, Dhe!" suruh Fian kemudian.

"Nggak mau," tolak Dhea.

"Kenapa? Ntar lo kalau jatuh gimana?"

"Nggak papa. Kalau jatuh ya tinggal bangun lagi."

Fian terkekeh mendengar jawaban Dhea.

"Udah Yan, buruan jalan! Gue udah laper nih."

"Iya-iya. Kita jadinya mau sarapan di mana?"

"Di tempat makan favorit gue. Di sana pecelnya enak banget."

"Yaudah lo tunjukin jalannya ya."

"Siaapp!!!"

•••

"Warung Nasi Pecel," ucap Fian saat membaca tulisan di spanduk. "Kita makan di sini, Dhe?" tanya Fian memastikan.

"Iya. Nggak papa kan kalau makan di pinggir jalan begini?"

"Ya nggak papa. Tapi kalau tempat ini mah gue juga tau. Dulu pas SMA gue sering ke sini sama temen-temen."

"Sekarang?"

"Udah jarang makan pecel, jadi jarang ke sini."

"Oh. Yaudah yuk kita beli pecel!"

"Makannya sekalian di sini?"

"Iya lah, Yan. Emang mau di mana lagi?"

"Nggak tau hehe."

Dhea dan Fian menghampiri penjual.

"Eh, ada mbak Dhea," ucap seorang wanita paruh baya yang sedang menggoreng ayam.

"Hai, Bu," sapa Dhea yang sudah akrab dengan si penjual.

"Hai juga, Mbak. Mau beli pecel kan?" tanya ibu.

"Iya dong. Kan Ibu emang jualnya pecel, bukan bakso," jawab Dhea bermaksud bercanda.

"Oh iya hehe. Eh, ini kayaknya ibu pernah liat Masnya. Tapi di mana ya?" tanya ibu melirik Fian.

"Saya Fian, Bu. Dulu saya sering ke sini sama temen-temen," ucap Fian.

"Oh, yang dulu tiap ke sini selalu pulang sekolah dan rame-rame segeng itu kan?"

"Iya, Bu. Tapi kita cuma temen sekolah, bukan geng itu."

"Oh iya, Mas. Silakan duduk dulu, Mas Fian dan Mbak Dhea!"

Dhea dan Fian duduk bersebelahan.

"Bu, saya pecel kayak biasanya ya," pesan Dhea.

"Nasi pecel dengan ayam goreng, telur dadar, peyek, sama krupuk kan, Mbak?" tanya ibu memastikan.

3 Pilihan || ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang