24. Ketinggalan hp

237 44 0
                                    

Keesokan harinya. Setelah memarkirkan motor, Dhea langsung masuk ke gedung FEB dan menuju ke kelasnya.

📍Depan ruang kelas

"Hai, Fi," sapa Dhea lalu duduk di sebelah Lifia.

Lifia yang tadinya sedang bermain hp langsung menoleh. "Hai, Dhe," balasnya tersenyum.

"Pagi-pagi udah main hp aja lo, Fi."

"Yee, kayak lo nggak aja, Dhe."

"Emang enggak."

"Iya, sekarang enggak. Tapi bentar lagi juga main hp kan?"

"Hehe tau aja lo, Fi."

Dhea membuka tas untuk mencari handphonenya. Ia mencari di bagian depan tas tapi tidak ada, padahal ia selalu menaruh di situ. Dhea mencoba mencari di bagian tas yang lain tapi nyatanya tetap sama, tidak ada. Dheapun mulai panik.

"Lo kenapa, Dhe?" tanya Lifia.

"HP gue nggak ada, Fi," jawab Dhea.

"Kok bisa? Coba lo cari lagi yang bener."

"Udah Fi, tapi tetep nggak ada."

"Ya ampun! Kok bisa ya?"

"Nggak tau."

"Tadi sebelum ke sini lo ke mana dulu?"

"Nggak ke mana-mana, habis dari parkiran gue langsung ke sini."

"Apa jangan-jangan HP lo ketinggalan di kos?"

Dhea mencoba mengingat kejadian sebelum ia berangkat ke kampus. "Astaga, iya, Fi! Tadi HP gue lagi gue charge, kayaknya gue lupa nyabut terus akhirnya ketinggalan deh."

"Yaudah sekarang kita ke kos lo aja yuk!"

"Tapi bentar lagi dosen masuk, Fi. Kalau kita telat, ntar yang ada nggak dibolehin ikut kelas."

"Terus gimana? Lo mau ngambil hp lo ntar aja?"

"Gue boleh pinjem hp lo nggak Fi buat nelfon Syila? Soalnya tadi dia bilang kelasnya diundur jadi jam 8. Ya, barangkali dia belum berangkat ke kampus jadi gue bisa minta tolong buat ambilin hp gue gitu."

"Iya, boleh, Dhe. Nih, pakek aja!"

Lifia memberikan hpnya yang langsung diterima oleh Dhea.

"Thanks ya, Fi."

"Sama-sama."

Beruntung Dhea hafal nomor Syila, jadi ia tidak kesusahan untuk menghubungi sang teman kos.

•••

"Halo. Ini siapa?" tanya syal yang tentu saja merasa asing dengan nomor Lifia.

"Halo, La. Ini gue, Dhea."

"Oh, lo, Dhe. Ada apa? Nomor lo kok ganti?"

"Ini nomornya Lifia, bukan nomor gue."

"Kenapa lo nelfon pakek nomornya Lifia?"

"Sebelum gue jawab, gue mau tanya dulu sama lo."

"Tanya apa?"

"Sekarang lo lagi ada di mana?"

"Lagi di kos, tapi bentar lagi otw ke kampus sih."

"Gue boleh minta tolong nggak, La?"

"Apa, Dhe? Kalau gue bisa pasti gue bantu."

"Jadi, gue terpaksa minjem HPnya Lifia buat nelfon lo karena HP gue ketinggalan di kamar. Nah, gue mau minta tolong, lo ambilin HP gue ya! Ntar lo minta kunci cadangan ke eyang aja. Eyang masih di kos kan?"

3 Pilihan || ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang