📆 Kamis
Sore hari ini merupakan momen yang penting dan ditunggu-tunggu oleh para staf HIMA MENTOR alias Dhea dan teman-temannya. Karena sore hari ini akan ada pengangkatan mereka untuk menjadi pengurus.
Jam 16.00 semua staf (angkatan Dhea), pengurus, dan staf baru (yang kemarin mengikuti HANKE) sudah berkumpul di aula pertemuan yang ada di lantai 5 gedung FEB. Jadi, aula tersebut memang biasa digunakan untuk acara seperti pengangkatan pengurus, rapat yang dihadiri banyak orang, atau acara-acara seperti seminar karena tempatnya yang cukup luas.
•••
Acara pengangkatan pengurus baru berjalan dengan lancar. Acara selesai sebelum adzan Magrib berkumandang. Tapi karena ada beberapa hal yang harus dibicarakan atau didiskusikan, jadi belum diperbolehkan pulang.
Pertemuan HIMA MENTOR kali ini baru benar-benar selesai jam setengah delapan. Semua orang yang hadir bergegas keluar dari aula.
Saat Dhea akan sampai di pintu keluar, ada seseorang yang memanggil dan menghampirinya. Ia adalah Darka.
"Apa kabar, Dhe?"
"Alhamdulillah baik. Kak Darka gimana?"
"Gue baik juga. Lo ada waktu nggak? Gue mau ngajak lo ngobrol bentar."
"Ada, Kak. Mau ngobrol di mana?"
"Kita ngobrolnya sambil jalan ke parkiran aja gimana?"
"Boleh."
"Yaudah yuk!"
•••
Dhea dan Darka berjalan beriringan. Keduanya turun lewat tangga.
"Lo lagi sibuk apa, Dhe?"
"Sibuk kuliah, organisasi, ya gini-gini aja sih, Kak. Oh, sama sibuk baca wattpad."
"Wattpad?"
"Iya. Itu aplikasi buat baca cerita gitu."
"Oalah. Gue denger-denger katanya lo lagi deket sama temen lo yang waktu itu ya?"
"Yang mana?"
"Yang pernah duduk di sebelah lo pas di tribun pas nonton Yuvii's Cup."
"Oh, Fian yang lo maksud?"
"Iya. Kalau boleh gue tau, kalian ada hubungan apa?"
"Cuma temen, tapi ya emang deket sih."
"Lo suka sama dia?"
"Sama kayak lo."
"Maksudnya?"
"Gue juga pernah suka sama Fian."
"Berarti sekarang nggak lagi?"
Dhea menggelengkan kepalanya.
"Tapi banyak orang yang ngira kalian pacaran gara-gara kalian sedeket itu."
"Dulu gue sama lo juga banyak yang ngira pacaran kan, tapi nyatanya enggak."
"Iya juga. Kalau dipikir-pikir, lo sering dikabarin pacaran sama banyak cowok tapi faktanya lo cuma nganggep mereka termasuk gue cuma temen aja."
"Hahaha. Emang orang-orang tuh salah paham. Masa tiap kali gue deket sama cowok dibilangnya pacaran mulu. Padahal kan deket sebagai temen juga bisa."
"Tapi pertemanan cewek-cowok jarang ada yang murni temenan doang, makanya banyak yang ngira lo sama mereka pacaran."
•••
Dhea dan Darka tiba di parkiran.
"Setelah ini kayaknya kita bakal jarang ketemu, Dhe," ucap Darka berhenti berjalan lalu menatap Dhea dengan intens.
"Iya. Bentar lagi lo mulai magang kan?" tebak Dhea.
"Iya. Do'ain semoga magang gue lancar ya," ucap Darka.
"Aamiin. Lo yang semangat ya, Kak."
"Iya, thanks. Btw, lo dapet salam dari Amanda, katanya dia kangen sama lo."
"Wa'alaikumsalam. Gue juga kangen sama Amanda. Dia gimana Kak kabarnya?"
"Amanda baik kok."
"Lo sama Amanda baik-baik aja kan?"
"Iya."
"Lo udah move on dari gue?"
"Kok tiba-tiba nanya gitu?"
"Gue cuma pengen mastiin kalau udah nggak ada gue di antara lo sama Amanda."
Darka menghela napas. "Awalnya emang susah Dhe, gue nggak langsung bisa ngelupain lo gitu aja. Tapi seiring berjalannya waktu, akhirnya gue bisa. Sekarang yang ada di hati gue cuma Amanda, lo udah nggak ada."
"Syukurlah kalau gitu. Gue jadi lega, Kak. Semoga lo sama Amanda bahagia selalu ya."
"Lo juga ya. Semoga lo segera ketemu sama cowok yang bisa bikin lo bahagia dan bisa ngejaga lo dengan baik."
"Aamiin. Yaudah gue pulang dulu ya, Kak."
"Sebentar!"
"Apa lagi?"
"Boleh nggak gue meluk lo? Ya, anggep aja ini pelukan seorang temen yang akan lama nggak ketemu karena kesibukan masing-masing."
"Iya, boleh."
Greeppp!!! Darka memeluk Dhea dengan erat.
"Gue bersyukur pernah kenal, suka, dan deket sama lo. Makasih udah jadi orang yang pernah ngisi dan nemenin hari-hari gue. Makasih udah jadi pengalaman paling berharga yang nggak akan pernah gue lupain. Makasih buat semuanya, Dheana."
"Sama-sama, Kak Darka. Makasih juga ya lo udah pernah peduli, perhatian, dan baik sama gue."
Darka melepaskan pelukan. "Yaudah, lo hati-hati pulangnya! Sorry gue nggak bisa nganter karena mau langsung ke kafe buat nemuin Amanda."
"Iya, Kak. Nggak papa kok. Gue balik dulu ya. Bye, Kak Darka!"
"Bye, Dhea!"
Dhea dan motornya pergi.
•••
Sampe ketemu lagi, Darka 🙌🏼
KAMU SEDANG MEMBACA
3 Pilihan || END
Novela Juvenil✨ Dheana dan 3 lelaki tampan ✨ *** Dheana memasuki perkuliahan semester 3. Kali ini ia terlibat masalah percintaan dengan 3 lelaki sekaligus. Mereka adalah Fian, Gio, dan Leo. Dheana dan Fian sudah saling mengenal sejak semester 2. Awalnya Fian ragu...