44. Kejutan Kiki & Zahra

212 41 0
                                    

Malam minggu ini Dhea habisnya dengan mengerjakan tugas di kamarnya. Kamar di rumah, bukan di kos. Jadi, sejak Kamis sore kemarin Dhea sudah pulang ke desa.

Saat tengah mengetik jawaban di laptop, tiba-tiba ada yang mengetuk pintu kamarnya.

"Masuk!" suruh Dhea.

Pintu terbuka dan memunculkan sosok sang ibu.

"Masih belum selesai tugasnya?" tanya ibu menghampiri Dhea yang duduk di kursi.

"Dikit lagi, Bu," jawab Dhea menoleh ke ibu.

"Ibu boleh minta tolong nggak?"

"Apa, Bu?"

"Tolong ambilin gelas di lemari atas terus taruh di meja makan! Ibu mau keluar sebentar."

"Oke, Bu."

"Makasih ya."

"Sama-sama, Bu."

Ibu keluar kamar. Dhea menghentikan sejenak aktivitasnya lalu keluar untuk mengambil gelas.

•••

Saat Dhea kembali ke kamar tiba-tiba ia tidak bisa membuka pintunya.

"Loh? Kok bisa kekunci sendiri sih?"

Dhea berusaha membuka tapi tidak bisa.

"Terus ini gimana dong? Kunci cadangan ada di dalem kamar. Apa gue lewat jendela aja ya?"

Belum sempat beranjak dari depan kamar, tiba-tiba terdengar suara kunci pintu terbuka.

Dhea semakin heran. "Kok aneh sih?"

Dengan perlahan Dhea mencoba membuka pintu kamarnya dan berhasil. Dhea masuk tapi tidak bisa melihat apa-apa karena gelap. Tiba-tiba ...

"SURPRISE!!!"

Seketika lampu menyala dan Dhea mendapati kehadiran dua sahabatnya, Kiki dan Zahra. Kiki yang membawa kue dan Zahra membawa sebuah kotak berukuran besar.

"Kiki! Zahra! Jadi kalian ngerjain gue?" tanya Dhea menyadari apa yang sedang terjadi.

"Hehehe. Kita cuma pengen ngasih surprise buat lo, Dhe," jawab Zahra.

"Happy birthday, Dhea," ucap Kiki.

"Gue pikir kalian udah lupa sama tanggal ulang tahun gue. Soalnya dari kemarin-kemarin gue nungguin kalian ngucapin tapi ternyata nggak," ucap Dhea.

"Kita emang sengaja bikin lo kesel sama kita, terus baru kita kasih surprise deh," balas Zahra.

"Yaudah yuk tiup lilinnya dulu! Ra, korek apinya mana?" tanya Kiki.

"Bentar!" Zahra mengambil korek api dari dalam sakunya lalu menyalakan lilin.

"Make a wish dulu terus tiup lilinnya!" suruh Kiki.

Dhea memejamkan mata sejenak, lalu ... Huuhh!!! Ia meniup lilin angka 20.

"Yeeaayyy!!! Happy birthday sahabat gue yang paling cantik. Semoga apa yang jadi do'a dan keinginan lo bisa tercapai," ucap Zahra memeluk Dhea.

"Aamiin. Thank you, Ra."

"Eh Ra, gantian dong! Gue juga mau meluk Dhea nih," ucap Kiki.

"Iya-iya, sabar," balas Zahra melepaskan pelukan.

Kiki menaruh kue di atas meja belajar Dhea. Untung tadi laptop Dhea sudah Kiki pindahkan ke atas kasur, jadi di meja sudah tidak ada apa-apa.

Kiki memeluk Dhea. "Happy birthday ya. Semoga yang terbaik buat lo ke depannya dan semoga lo beneran bisa move on dari dia."

"Aamiin. Thank you, Ki."

Tapi nyatanya sampe detik ini perasaan gue ke dia masih tetep sama, Ki. Tapi kayaknya gue nggak perlu ngasih tau itu ke lo ataupun Zahra. Biarin aja gue pura-pura tetep berusaha move on, siapa tau ntar bisa move on beneran. Batin Dhea.

"Oh ya Dhe, ini ada kado dari gue sama Kiki," ucap Zahra memberikan kotak yang tadi dibawanya.

"Ya ampun! Nggak usah repot-repot guys," ucap Dhea menerima kotak.

"Nggak repot, Dhe. Semoga kado itu bisa bermanfaat buat lo ya."

"Iya. Sekali lagi makasih ya."

"Sama-sama."

Lalu Dhea, Kiki, dan Zahra berpelukan.

3 Pilihan || ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang