Happy reading..
Pemakaman baru saja dilaksanakan. Banyak sahabat maupun saudara yang ikut mengantar Rasya ke rumah barunya, tempat peristirahatannya yang terakhir.
Exell, Dika dan Diki juga ikut mengantar sang sahabat. Kacamata hitam nampak menutupi mata mereka yang sembab. Berdiri berjejer dengan pandangan yang mengarah pada gundukan tanah tempat sang sahabat beristirahat dengan damai.
"Gue masih nggak nyangka." Diki menatap kearah langit yang sudah berwarna kelabu.
"Gue harap ini cuma mimpi." Dika ikut menimpali sembari mengusap air matanya yang kembali menetes.
Mereka bertiga sangat kaget saat dikabari bahwa sang sahabat sudah tiada. Rasanya baru kemarin mereka saling mengejek dan berlarian. Kenapa kini sang matahari sudah pergi.
"Prank." Hanya kata itu yang Exell ucapkan dari tadi. Dia berharap ini semua hanya sebuah prank atau bunga tidur. Sangat sulit percaya.
Sementara Willy berjongkok disamping pusara sang adik. Tangannya yang masih bergetar mengusap nama yang tertera di batu nisan itu.
"Kakak masih nggak percaya. Ini prank kan. Adik pasti bangun kan. Ayo dek bangun. Kakak belum siap kehilangan kamu. Lihat baru beberapa jam aja kakak udah kangen. Hikss.. Jadi ini maksud kata-kata Rasya kemarin. Kalau kakak tahu itu saat terakhir Rasya,kakak nggak akan biarin Rasya jauh dari kakak. Hikss.. BANGUN Rasya!!"
Emosi Willy seakan benar-benar meledak. Bagaimana bisa adiknya meninggalkannya duluan. Ia masih sangat muda.
Bunda sudah berkali-kali pingsan saat pemakaman dilaksanakan. Sehancur itu hatinya. Batinnya juga ikut remuk redam. Sementara Ayah si super hero kesayangan Rasya nampak lebih tegar. Walaupun matanya tidak bisa berbohong. Sesekali ia mengusap air matanya . Bohong jika ia sudah ikhlas. Hatinya juga menolak kenyataan itu. Tapi untuk saat ini keluarganya butuh penopang. Dan ia harus bisa menjadi pilar di keluarganya.
Kabar meninggalnya Rasya bukan hanya mengagetkan para warga sekolah,bahkan guru-guru juga ikut merasa tak percaya si pemilik tingkah menggemaskan itu sudah tiada. Kenangannya sangat membekas di ingatan mereka.
"Ayah ikhlas jika Rasya bahagia. Maafin ayah belum bisa jadi ayah yang baik buat Rasya. Tunggu Ayah di surga ya dek." Kata ayah sembari mencium batu nisan sang anak.
"Adek kakak pasti udah nggak sakit lagi kan. Pasti disana udah banyak teman ya Rasya kan anak baik. Kakak emang belum bisa ikhlas tapi kakak janji bakal berusaha. Jujur kakak masih berharap ini mimpi buruk kakak. Kakak masih berharap Tuhan bangunin kakak san udah ada kamu disamping kakak. Tapi kayaknya nggak mungkin. Yang tenang kesayangan kakak." Leo ikut memberikan kata-kata terakhir untuk sang adik kesayangan.
"Heyy adik kesayangannya kakak. Coba lihat deh disini banyak yang ikut nganterin Rasya. Mereka sayang banget sama Rasya. Jangankan mereka, kakak aja masih nggak percaya jalau Rasya udah nggak ada. Kita nunggu Rasya bangun. Kita pengen lihat senyum manisnya Rasya lagi. Kita pengen lihat tingkah manisnya Rasya lagi. Jujur kakak berharap kamu yang nganterin kakak kesini. Bukan kakak yang nganterin kamu. Tapi Takdir Tuhan mana bisa kakak ubah. Kakak percaya kamu lagi lihat kakak. Tenang aja kakak bakal ccoba ikhlas walaupun berat banget. Kakak sayang Rasya selamanya. Jangan lupa mampir ke mimpi kakak ya dek." Reo juga ikut memberikan sepatah kata untuk Rasya.
"Sayangnya kakak kuat banget deh. Kakak sayang lho sama Rasya. Rasya nggak kangen kakak? Ayo sini sayang kita main bareng lagi. Jangan tinggalin kakaj." Willy benar-benar sudah payah. Tak ia pedulikan mata sembabnya. Biarkan saja lah.
Bunda yang dirangkul ayah juga ikut mengutarakan perasaannya.
"Sayangnya bunda udah seneng ya disana. Superheronya bunda udah pergi. Terus siapa yang bakal bantu dan jaga bunda. Siapa yang bakal bunda bawelin. Bunda ikhlas sayang. Tapi hati bunda sakit. Bunda masih pengen Rasya ada disamping bunda. Nemenin bunda.. Hiks.. Anaknya bunda bangun yuk. Bunda nunggu disini lho. " Ayah mengelus punggung bunda mencoba menenangkan.
"Ikhlas. Bunda bakal ikhlasin Rasya." Sambung bunda lagi.
Setelah memberikan kata-kata terakhir satu persatu meninggalkan pusara Rasya.
"Tenang disana bro."
"Terimakasih buat semuanya selama ini."
"Makasih buat semuanya."
*****
Terimakasih selalu buat yang udah setia sama Rasya.
Jangan lupa tinggalkan jejak. Maaf banyak typo