11

2.7K 239 21
                                    

Happy reading



Rasya merasa kesal pada keluarganya. Anak itu sedang ngambek pada keluarganya. Bayangkan saja seharian ini dia hanya diam didalam kamar dan tidak boleh beraktivitas apapun. Pagi tadi saat ingin ke sekolah keluarganya melarang. Dan sampai siang ini dia tidak boleh beranjak dari tempat tidur. Menyebalkan bukan?

"Adek. Makan dulu ya. Tadi siang kan belum makan." Sang ibu masih mencoba merayu putranya.

Rasya memalingkan wajah. Kesal sekaligus jengkel.

"Nggak mau. Nggak laper." Tangannya disilangkan di depan dada.

Bunda menghela nafas.

"Gini deh. Kalau adek mau makan nanti bunda kasih kesukaan adek. Gimana?" Penawaran dari bunda nampaknya menarik. Terbukti bocah kecil itu nampak menimbang dan berfikir. Jari telunjuknya di letakkan di dagu.

"Padahal tadi bunda masak dengan penuh cinta lho. Saking semangatnya sampai tadi bunda kena air panas." Perkataan dari Leo membuat Rasya mengalihkan pandangan ke arah malaikat tak bersayapnya. Matanya memerah ada lapisan bening didalamnya.

"Bunda tangannya luka. Maafin Rasya ya. Sini biar Rasya makan makanannya."

Bunda tersenyum sumringah.

"Biar bunda suapin ya."

Bunda menyuapi Rasya sampai makanannya habis.

"Pinternya anak bunda." Tangan halus itu mengusap pipi putra bungsunya.

"Sekarang minum obat dulu. Terus habis itu tidur ya."

"Masak tidur lagi sih bun?" Rasya kan mau main." bibir tipisnya dimajukan beberapa senti.

"Adek jangan nakal deh. Kan belum sembuh."

Rasya cemberut tapi menurut. Dia membaringkan badannya dan mulai memejam memasuki alam mimpi.

Cukup lama Rasya tertidur hingga dia merasa ada yang mengelus kepalanya. Membuatnya terbangun.

"Eghh ayah." Rasya mengucek matanya agar pandangannya lebih jelas.

"Jangan dikucek matanya,nanti bisa merah terus sakit." Ayah menahan tangan kecil itu.

Rasya hanya menurut dan masih menatap ayahnya.

"Kok ayah udah pulang?" Tanya Rasya heran. Tumben ayahnya ini sudah dirumah saat masih sore begini.

Ayah tersenyum tipis. "Iya dong. Kan mau nemenin adek."

Rasya langsung semangat.

"Horeee kalau gitu sekarang kita makn yuk yah." Baru saja Rasya ingin bangkit tapi ayah menahannya lagi.

"No. Kamu belum boleh main. Dikamar dulu. Mandi apa Gimana?"

"Ayahhh. Rasya itu bosen. Pengen main pengen jalan-jalan." Rasya menendang-nendang selimut merasa kesal.

"Adek nurut sama ayah kalau nurut nanti ayah kasih hadiah."

RASYATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang