Happy reading
Setelah istirahat selama dua hari juga dirawat dokter kesayangan akhirnya Leo sembuh dan sudah kembali beraktivitas lagi.
"Mau kemana kak?" Tanya Reo saat melihat kakak keduanya itu sudah rapi seperti ingin pergi.
"Mau kencan bentar." Jawab Leo sembari menyisir rambutnya ke belakang.
"Udah sembuh emang?" Tanya Rasya yang baru turun dari kamarnya.
Leo mengangguk dan tersenyum cerah.
"Udah dong. Kan dirawat dokter kesayangan."
Rasya tersenyum kecil mendengar jawaban kakaknya.
"Yaudah kakak pergi dulu ya. Kalau ada apa² kabarin aja."
Rasya menahan kakaknya dan berlari ke lantai dua membuat kedua kakaknya bingung. Tak lama kemudian kembali lagi ke lantai dasar masih dengan berlari.
"Jangan lari dek." Pekik Reo khawatir.
Rasya tidak mendengarkannya.
"Huh.. Huh.. Huh.. Ini kak Leo harus pakai jaket diluar dingin." Kata Rasya dengan nafas yang ngos-ngosan. Tangannya bergerak memakaikan jaket ke badan Leo.
Leo tersenyum tapi terdapat lapisan kaca di matanya. Dia merasa terharu akan perhatian adiknya itu.
"Nah. Kalau gini kan nggak bak.. " Belum selesai dia berbicara badannya sudah ditubruk pelukan hangat milik kakaknya.
"Makasih dek udah perhatian sama kakak." Kata Leo sambil mengeratkan pelukannya.
Rasya membalas pelukan kakaknya.
"Rasya kan adiknya kakak jadi harus sayang sama kakak."
"Ehem udah napa sih. Kok pelukan nggak ngajak²." Perkataan dari Reo membuat dua orang yang berpelukan itu mendengus kesal.
"Sini kak biar kayak teletabies."
Perkataan dari Rasya sontak membuat kedua orang itu terkekeh geli.
"Udah ah kakak pergi dulu udah ditungguin pacar kakak. Reo jaga Rasya."
Perintah dari Leo membuat Reo menganggukkan kepala.
"Kakak hati-hati ya jangan pulang malam-malam."
Selepas Leo keluar dari rumah mewah itu Rasya duduk di sebelah kakak ketiganya.
"Adik kakak udah besar ternyata."
Rasya cemberut.
"Iyalah masak kecil terus."
"Hah jangan jadi besar dong dek." Rasya tak menjawab, dia tenggelam dalam dunianya.
*****
"Rasya bosannn!" Teriak Rasya yang merasa bosan daritadi hanya menonton tv saja.
Reo yang ada di sampingnya menoleh.
"Terus adek mau apa?" Tanya Reo.
"Mau makan kak. Rasya laper banget tapi jam makan malam masih lama." Cemberut Rasya. Bibir tipisnya dimajukan beberapa senti.
"Ya ampun kalau adek laper ya makan dong nggak usah nunggu makan malam kalau sakit gimana? Mau emang?" Sebal Reo. Dia hanya takut adiknya ini sakit.
Rasya sontak menggeleng keras.
"Nggak mau!"
"Yaudah tunggu sini biar kakak ambilin makan dulu."
Rasya mengangguk saja.