Terdengar alunan musik merdu mengisi ruangan, jari-jari lentik menekan setiap blocknya dengan cepat dan indah. Cahaya langit sore menerpa wajah tampan yang saat ini berada di dunianya, kepalanya mengayun ke kanan kiri mengikuti irama.
Tok...tok...tok.. terdengar pintu mengetuk.
Remaja laki-laki itu menghentikan aktivitasnya, ia mulai membuka perlahan kedua matanya.
"Hey. It's already late. the gate is about to close"
( Hei. Ini sudah sore, gerbang sudah mau saya tutup)
Ucap pria tua membuka pintu."I'm sorry" balasnya, ia langsung bangkit dan mengambil tasnya keluar dari ruangan itu.
Hari ini ia lebih memilih pulang dengan berjalan kaki, katanya itung-itung melihat keindahan alam dan menenangkan pikiran. Biasanya ia akan dijemput oleh supir yang diperkerjakan kedua orangtuanya.
Ia tinggal seorang diri di apartemen kota New York milik keluarganya lebih tepatnya ia sedang menempuh pendidikan di negara asing, supirnya atau bisa dibilang Jakson tinggal terpisah dengannya, Jakson murni orang Amerika maka dari itu ia tinggal bersama keluarganya. Sedari dulu Jakson selalu menemaninya kemana pun, kesatu negara kenegara lain.
Askara Mo'taa anak kedua dari pengusaha ternama berdarah Arab yang dikabarkan orang paling kaya ke 15 di dunia , ibunya juga keturunan Amerika-Yogyakarta Indonesia, beliau juga seorang pengusaha kuliner. Bisa dibilang ia blasteran arab-indo.
Sejak masih kecil Kara memang selalu berpindah negara hanya untuk menempuh pendidikan. Ia memang lahir di tanah Indonesia, tapi ia dibesarkan di dubai sampai umur 9tahun, lalu pindah ke Indonesia sampai umur 12tahun, kemudian lanjut lagi ke negara jerman sampai akhirnya ia berada di New York tepatnya di bangku sekolah menengah atas.
Ia sangat lihai dalam bermain alat musik, dance, olahraga bahkan ia fasih dalam berbagai bahasa, tak heran ia mengambil sekolah di luar negeri.
Kara berjalan santai menyusuri koridor, ada banyak sekali dedaunan kering berhamburan di tanah bahkan dijalan, suasana damai tepat di musim gugur. Tak sengaja mata Kara menangkap tempat makan bertulisan McDonal's disaat itu juga cacing cacing yang berada diperutnya mulai berdemo. Kara masuk lalu memesan satu hamburger dan minuman soda, ia mengambil tempat duduk paling pojok.
Baru saja satu gigitan di lahap, ia sudah mendengar bisikan para cewek yang berada tepat di sampingnya. Mereka membicarakan ketampanannya bahkan kekayaannya.
Askara sangat populer di sekolahnya dikarenakan ia merupakan siswa pindahan dari negara lain dan paling utama ia adalah anak dari keluarga kalangan atas.
Kara sangat membenci pembicaraan hal itu, itu sebabnya ia tidak terlalu akrab dengan orang. Ia tidak mau mereka mendekatinya karena ada maksud tertentu.
Dengan cepat Kara memasang earphone di telinganya dan memutar musik sekencang mungkin. Lalu melanjutkan aktivitasnya dengan santai.
***
Setelah membersihkan diri, Kara melempar bokongnya ke sofa empuk depan TV, ia mengambil beberapa cemilan di meja lalu menekan tombol power pada remote TV. Ketika ia mencari Chanel TV, ia baru teringat sudah seminggu ia belum berkomunikasi dengan kedua orangtuanya.Ia mencari nomor ayahnya lalu menghubunginya. Ayahnya tidak mengangkatnya, lalu ia beralih untuk menelepon ibunya. Namun hasilnya sama, kedua orang tuanya saat ini tetap tidak bisa dihubungi.
"Apa mereka masih sibuk?" Tanya Kara pada dirinya, ia meletakkan kembali ponselnya dengan melemparnya, lalu menghembuskan nafasnya dengan gusar.
Drreet......dreeet...
Kara mengambil lagi ponselnya ketika ada panggilan masuk, ia membaca nama yang tertera dilayar ponselnya. Ia tersenyum dan mengangkatnya.
"Assalamualaikum"
"Waalaikumsallam kek" jawab Kara.
"Apa kabar cucuku? Sehatkan? Kenapa kamu gak pernah telpon, kakek jadi khawatir"
Bibir Kara bergetar, matanya tak sengaja meneteskan air mata. Hanya kakeknya lah yang paling mengerti dirinya. Disaat yang lain tidak memiliki waktu hanya untuk menanyakan kabar darinya, tapi kakeknya selalu mempunyai waktu lebih untuknya.
"Kara hallo... Kara" panggil kakeknya.
"Iya kek aku baik-baik saja, aku sangat bahagia."
"Syukurlah. Oh iya kamu sudah nelpon orang tuamu? Mereka dari kemaren susah sekali ditelpon"
"Iya sudah, kami berbicara banyak sekali" ucap Kara sembari menahan air matanya.
.
.
.
Hay semuanya ada cerita baru nih, semoga kalian suka ya. Jangan lupa vote dan Commentnya...
Love you💜💜
KAMU SEDANG MEMBACA
I'm an idol {Telah Terbit}
Fanfiction{Untuk info pemesanan bisa cek ig mayrapustaka atau DM ke ig _khfh_ dan wattpad ini ya} Tidak semua orang yang lahir dari keluarga berada memiliki kehidupan yang bahagia, tidak!! Bahkan sebelum di lahirkan ke bumi, kehidupan mereka sudah ditentukan...