"Jika kamu membenci kehidupan maka kamu sama saja membenci Tuhanmu. Karena dialah yang memberi kehidupan ini kepada kita"— Jakson
———————
Kara tersenyum miring, "Aku tidak akan mengambil barang yang sudah aku berikan!!"
"Sombong sekali!" Cibir Andara tentu saja masih terdengar jelas di telinga Kara.
"Aku hidup dengan harga diri!"
"Harga diri tidak membuat mu kenyang!" Andara lalu memasukkan kembali kartunya ke dalam saku.
"Lebih baik mati daripada hidup di bawah ketek seseorang!"
/Plak Andara menampar keras pipi Kara.
"Jaga ucapan mu!!" Marahnya.Cairan merah keluar dari sudut bibir Kara, ia lalu mengusapnya. Sorotan mata Kara telah berubah seperti elang yang akan menerkam mangsanya.
"Andara Mo'taa!" Ucapnya lalu menatap tajam Andara dan menarik kerah jaket milih Andara.
"Hanya karena kamu lebih tua dari ku bukan berarti aku tidak bisa menghajarmu!!!"
Andara lalu menarik kerah Hoodie milik Kara, "Lakukanlah. Aku ingin lihat se-jago apa orang yang selalu menjadi beban orangtuanya."
/Bugh Kara langsung menghantam pipi Andara sekeras mungkin. Andara tak mau tinggal diam, ia lalu membalas pukulan Kara dengan keras.
Kedua kakak beradik ini sama-sama di selimuti amarah. Mereka saling menghajar satu sama lainnya tanpa ampun. Kejadian masa lalunya kini terulang kembali dimana mereka saling berdebat.
"Apa yang mereka lakukan?" Jakson melihat dari kejauhan pertengkaran mereka.
Tiiin... Jakson menekan klakson mobilnya berharap keduanya berhenti, namun nyatanya salah. Andara dan Askara mengabaikan bunyi Klakson itu. Keduanya tak menyadari kedatangan Jakson.
"Dasar egois!!" Andara menonjok kembali pipi Kara.
"Tidak perlu mengurus kehidupan ku!!" Kara kembali membalas.
"Kalian berdua hentikan!!" Jakson melerai kedua orang yang sedang di mabuk amarah.
"Jakson kamu tidak perlu ikut campur!!" Kara menyingkirkan tangan Jakson. Jakson kemudian mendorong tubuh Kara hingga jatuh terduduk agar ia sadar dan menghentikan perkelahian ini.
"Tidak ada gunanya kalian saling menyakiti satu sama lain!! Lihat diri kalian!! Sangat kacau!!" Bentak Jakson.
Awalnya Jakson hanya mau menemani Kara hari ini karena ia tidak ada tugas lain yang harus di lakukan. Tapi nyata yang ia lihat di sini hanyalah kekacauan, untung saja ia tiba kemari kalau tidak entah apa yang akan terjadi kepada kedua majikannya ini.
Wajah Andara dan Kara sama-sama babak belur mengeluarkan cairan merah dari sudut bibir dan pipinya.
/Cwiih Andara meludahkan air liurnya yang sudah berubah warna merah karena gusinya sedikit berdarah.
Jakson menghelakan nafasnya malas melihat kedunya yang terengah-engah kecapean. Jakson lalu mengambil perlengkapan obat dari mobilnya dan segera mengobati Andara dan Kara.
"Aku bisa sendiri!" Andara lalu mengambil kapas dari tangan Jakson.
Okey Jakson bisa memaklumi sifat tidak sopan majikan ini. Tapi tidak dengan Kara. Kara dengan tidak permisi-nya langsung merampas kotak dari pangkuan Jakson.
"Hei!!"
"Aku akan melakukannya sendiri!" Kara bersikap bodo amat dengan amarah Jakson.
"Tau ah. Atur sendiri aja kalian!!" Jakson lalu pergi ke mobilnya meninggalkan Kara dan Andara yang sibuk membersihkan lukanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
I'm an idol {Telah Terbit}
Fiksi Penggemar{Untuk info pemesanan bisa cek ig mayrapustaka atau DM ke ig _khfh_ dan wattpad ini ya} Tidak semua orang yang lahir dari keluarga berada memiliki kehidupan yang bahagia, tidak!! Bahkan sebelum di lahirkan ke bumi, kehidupan mereka sudah ditentukan...