"Itu." Tunjuk Kyungsoo, Ia menunjuk seorang pria yang duduk di tengah taman dengan pianonya.
"Ayo kesana!" ajak Jaehyun. Ia lalu berlari diikuti anggota lainnya.
Mereka bertujuh mendengarkan dengan seksama alunan musik yang pria itu bawakan hingga habis.Prok...prok...prok...
Mereka bertepuk tangan serempak memberi apresiasi. Orang itu tersenyum senang bahwa ada yang menikmati musiknya.
"You are so great!"
(kamu sangat hebat) puji Kara."Thank you so much."
"May I play your piano?"
(Bolehkah aku memainkan pianomu?) Tanya Jaehyun."Oh, of course!" (oh, tentu) Pria itu mempersilahkan Jaehyun untuk duduk memainkan pianonya.
"Thank you." Jaehyun sangat senang diperbolehkan menggunakan pianonya.
Jaehyun memainkan piano tersebut dengan cepat dan tepat, jari-jarinya terlihat begitu ringan menekan setiap blocknya. Alunan musiknya menghipnotis siapapun yang ada disekitarnya. Jaehyun melirik Kara, ia memberikan kode agar Kara menyanyikan lagu bersamanya yang berjudul Never Not- Lauv
We were so beautiful
We were so tragic
No other magic
Could ever compareSuara Kara yang indah dapat menarik banyak pengunjung, orang-orang berdatangan mengambil momen dengan ponselnya. Ada diantara mereka yang mengenali bahwa Kara dan yang lainnya merupakan idol asal Korea, mereka sangat terkejut sekaligus senang melihat ketujuh idolnya berdiri dihadapan mereka.
Rien dan para staf dengan cepat menyuruh mereka agar menjaga jarak, untung saja pengunjung yang ada disana menurut dan tidak brutal seperti kejadian kemarin.
I lost myself, seventeen
Then you came, found me
No other magic
Could ever compareKali ini giliran Baekhyun yang memamerkan suaranya. Walaupun dia tidak pandai dalam bahasa Inggris tapi kalau soal musik ia akan maju paling depan.
Lucas melihat banyak sekali orang berdatangan untuk melihat mereka, disaat itu ia teringat dengan brosurnya.
Brosur tersebut adalah promosi untuk grup mereka sekaligus untuk penampilan mereka 2 hari mendatang. Sebenarnya tujuan mereka datang ke taman selain untuk berjalan-jalan juga untuk membagikan brosur ini.
Pembagian brosur tersebut adalah ide dari Kara, ia ingin grup mereka dapat dikenal banyak orang di benua Amerika ini secara langsung. Ia ingin membuktikan kepada dunia bahwa grupnya bukan hanya sekedar nama.
Lucas meminta izin kepada Rien untuk membagikan brosur nya disini, tentu saja Rien sangat setuju, ia lalu mengambil brosur tersebut di dalam tasnya dan memberikannya kepada Lucas.
"Aku akan ikut membagikannya." ucap Rien, Lucas mengangguk setuju.
Mereka berdua bersama-sama membagikan brosur tersebut kepada orang-orang. Kyungsoo dan Kai yang menyadari hal itu tidak tinggal diam, ia juga ikut membantu membagikannya.
There's a room
In my heart with the memories we made
Took 'em down but they're still in their frames
There's no way I could ever forget, hmm
For as long as I live
And as long as I love
I will never not think about you
You, hmm
I will never not think about youKara, Doyoung, Jaehyun, dan Baekhyun bernyanyi bersama-sama. Suara khas mereka mampu menghipnotis semua orang yang mendengarnya. Sungguh sangat indah. Mereka sangat enjoy bernyanyi bersama walaupun banyak pasang mata yang melihatnya. Mereka sekali-kali saling pandang dan tersenyum.
Prok...prok...prok semua orang bertepuk tangan dengan meriah.
"Ini sangat menyenangkan."
Kara sangat bahagia karena banyak orang yang memuji mereka. Doyoung yang berada di sebelahnya mengangguk setuju.
"Thank you." ucap serempak mereka berempat kepada penonton.
"You all are amazing!" puji Pria pemilik pianonya.
"Thank you." jawab Jaehyun.
"Kami tadi membagikan brosurnya." Lucas datang bersamaan dengan Kyungsoo dan Kai.
"Biar aku membagikannya lagi." Kara mengambil brosur tersebut dari tangan Lucas
"Aku akan kesana." Kara lalu berjalan mencari tempat untuk membagikan sedikit brosurnya.
"Aku ikut!" Jaehyun mengikuti langkah Kara.
Jaehyun dan Kara membagikan sisa brosurnya di sisi kanan taman sementara Baekhyun dan Doyoung di sisi kiri. Para staf dibagi menjadi dua untuk mengikuti mereka.
Lucas, Kyungsoo, Kai dan Rien mencari minuman untuk mereka nanti.
"Hallo.."
Sapa Kara kepada ibu dan seorang anak remaja. Kara membagikan selembar kertas untuk mereka.
"Please take a look, we will be performing in two days"
(Silakan lihat, kami akan tampil dalam dua hari) ucap Askara sembari tersenyum."Askara?!" panggil seseorang membuat Kara berbalik.
Senyuman di wajah Kara seketika luntur. Rasa sakit yang ia pendam selama setahun lebih kini muncul kembali ketika ia melihat wajah ayahnya. Raut wajah dan sorot mata Kara kembali dingin. Ia memandang ayahnya seperti orang asing atau lebih tepatnya musuh.
Annasar berjalan mendekat, "Sudah lama kita tidak bertemu."
Kara hanya diam menatap mata ayahnya.
"Apa yang kamu bagikan ini?" Tanyanya lalu mengambil satu dari tangan Kara. Annasar membacanya dengan seksama lalu tersenyum miring.
"Jika setahun lalu kamu mengikuti perkataan ku. Maka saat ini kamu duduk di sofa dengan fasilitas mewah."
.
.
.Wiiih gimana nih part kali ini??
Si bapak kembali muncul kepermukaan...
Mampukah Kara membuatnya terdiam????
Buat kalian yang sudah mampir di chapter ini, plis banget tolong mampir ke chapter selanjutnya. Aku ada pengumuman penting nih buat kalian semua♥️♥️♥️
KAMU SEDANG MEMBACA
I'm an idol {Telah Terbit}
Fanfiction{Untuk info pemesanan bisa cek ig mayrapustaka atau DM ke ig _khfh_ dan wattpad ini ya} Tidak semua orang yang lahir dari keluarga berada memiliki kehidupan yang bahagia, tidak!! Bahkan sebelum di lahirkan ke bumi, kehidupan mereka sudah ditentukan...