eleven

318 181 201
                                    

Dikarenakan ceritanya sudah berlatar di Korea, pastinya bahasa yang di gunakan adalah Korea tapi agar memudahkan kita dalam mencerna bacaannya dan bisa lebih masuk ke dalam ceritanya author akan menggunakan bahasa Indonesia aja. Anggap aja mereka sedang berbicara dengan bahasa Korea ya hehe...

***

Askara turun dari motornya, lalu berjalan dan mengetuk pintu rumah seseorang,

"Permisi saya Askara yang menelpon untuk menyewa rumah di atas."

"Oh iya ya bentar ibu ambil kuncinya dulu," Pemilik rumah itu lalu mengambil kuncinya dan menyerahkannya ke Kara.

"Pintu nomor 7 ya, naik aja langsung ibu gak bisa nemanin karena mau keluar sebentar."

"Oh iya bu terimakasih," ucapnya lalu berjalan menaiki anak tangga.

Tangganya sangat panjang terdapat pintu rumah berjejer di kiri dan kanannya. pintu-pintu tersebut memiliki nomor yang mempermudahkan para penyewa untuk mencari tempatnya.

 pintu-pintu tersebut memiliki nomor yang mempermudahkan para penyewa untuk mencari tempatnya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Kurang lebih seperti ini ya lokasinya.

Tempatnya tidak terlalu besar tapi cukup untuk dia tinggal seorang diri. Ada dapur, toilet, jendela dua pintu serta televisi dan sofa kecil selain itu tidak ada apa-apa disana.

"Tuan yakin akan tinggal sendiri di sini?" Tanya supirnya.

"Tempat ini hanya belum diisi saja, aku akan mengubahnya menjadi surga."

"Kamu boleh pergi, taruh saja koper ku di dekat sofa," Tunjuk Kara.

"Baik."

Kara mengecek ponselnya, ia sedang menunggu barang yang ia pesan datang. Ia telah memesan kasur, lemari, perabotan dapur lengkap dengan bahan makanan serta perabotan mandi dan beberapa hiasan dinding.

10 menit telah berlalu, barangnya telah sampai di lokasi. Mereka mengangkat dan meletakkan barang-barang tersebut seusai perintah Kara. Kara menyulap ruangan itu menjadi lebih hidup ada beberapa gantungan bunga hidup di dekat jendela serta beberapa CD album yang ia rekatkan di dinding-dindingnya.

"Perfect!" Kara tersenyum. Lalu ponselnya berbunyi, ia segera mengangkatnya.

"Hallo brother," ucap Kara kemudian duduk di sofa.

"Apa kamu sudah sampai?" Tanya Jakson.

"Aku baru saja merapikan tempat tinggal ku. Lihatlah," Kara menyorot ruangannya.

"Woow perfect!" puji Jakson.

"Saat ini memang masih kontrak, tapi suatu saat aku akan membeli rumah dengan uang ku sendiri."

Jakson mengacungkan jempolnya.
"Besok aku akan terbang ke Dubai."

"Tolong rahasiakan ini darinya," ucap Kara memohon.

Jakson mengangguk, "Pergilah tidur, di sana sudah malam kan? Kamu tidak perlu mengkhawatirkan apapun, aku akan menjaga rahasia ini sebaik mungkin."

"Ah benar juga," Kara melirik jam tangannya sudah pukul 9 malam.

"Sampai jumpa!"

"Hmm, sampai jumpa," jawab Kara lalu menutup telponnya.

***

Ada banyak orang berdatangan bersama dengan orang tuanya memasuki gerbang utama di Kyunghee university. Kara datang menggunakan motornya, awalnya Lia ingin mengantarkannya sebagai wali tetapi Kara menolak, ia tidak ingin merepotkannya. Kara tau, Lia juga mempunyai kegiatan lain yang lebih penting dari ini.

 Kara tau, Lia juga mempunyai kegiatan lain yang lebih penting dari ini

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Semua siswa baru berkumpul di satu ruangan yang di sebut aula. Hari ini adalah hari penyambutan untuk mahasiswa baru yang akan menempuh pendidikannya sebagai mahasiswa di universitas ini.

"Selamat datang di universitas Kyunghee, nama saya Lee min Jung sebagai salah satu dosen di jurusan Arts and design....,"

"Gara gara kamu kan jadi telat!"

"Sudah aku bilang, aku bisa sendiri!"

Suara ribut antara anak dan ibu ini berasal dari pintu masuk. mereka baru saja tiba disaat acara sudah dimulai.
Melihat banyak mata tertuju kepadanya, mereka segera meminta maaf dan pergi duduk. Mereka duduk tepat di samping Kara. Kara sama sekali tidak peduli dengan apa yang terjadi, ia hanya menatap ke depan mendengar pidato yang disampaikan.

Anak laki laki itu melirik ke arah Kara, melihat begitu tegasnya wajah Kara dari samping

"Sepertinya dia orang yang sangat angkuh," ucapnya dalam batin.

Setelah selesai menghadiri acara penyambutan, kini Kara berjalan-jalan mengisi waktu kosong.

Ada banyak pejalan kaki berlalu lalang di sore hari, ada yang sekedar berjalan-jalan seperti Kara ada juga yang baru saja pulang kantor dan sekolah.

Kara tersenyum ketika melihat sejumlah orang melakukan dance di jalan, orang-orang itu sangat menarik perhatian Kara. Ada begitu banyak yang menonton atraksi tersebut.

"Ada yang mau dance bareng?" Tanya orang itu terhadap penonton. Kara langsung mengangkat tangannya tanpa ragu sedikit pun.

"Lagu apa?" Tanyanya kepada Kara.

"Apapun itu," ucap Kara. Orang itu terkesan mendengar jawaban Kara yang sangat percaya diri.

Saat musik diputar mereka langsung mengerakkan tubuhnya. Mereka berdua melakukannya dengan sangat kompak seperti telah berlatih sebelumnya. Orang itu lalu berjalan kesamping memberi peluang untuk Kara melakukan dancenya sendiri, ketepatan dan kelenturan gerakan badannya membuat banyak perhatian, mereka merekam Kara dengan ponselnya.

Prok...prok....prok... Mereka bertepuk tangan memberi apresiasi.

Kara menunduk memberi rasa hormat sembari berterima kasih kepada penonton.

"Kamu sangat luar biasa." puji orang yang melakukan dance bersama Kara.

"Terimakasih."Kara tersenyum lalu ia berjalan keluar dari gerombolan

"Annyeonghaseyo." ucap seseorang menghentikan langkahnya.

"Saya Kim Dong-Yul karyawan dari WT entertainment," ucapnya lalu memberikan kartu namanya.

.
.
.

Next 👉👉👉
Love you ❤️❤️

I'm an idol {Telah Terbit}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang