"Jakson wake up! Mari kita berenang."
Kara membangunkan Jakson dengan menggoyang-goyangkan tubuhnya.
Jakson menggeliat, matanya mulai membuka."Come on!" ajak Kara lalu membuka gordennya.
Hari ini hari Minggu. Maka dari itu, Kara mengajak berenang Jakson menikmati hari liburnya.
Jakson melihat kearah jendela "Jam berapa ini?"
"Jam 7"
"What?!! Kamu mau berenang sepagi ini, Noooo it's cold!" tolak Jakson.
"Kalau gitu, dimana kunci mobil?" Ucap Kara langsung memeriksa laci laci yang ada di kamarnya.
"Alright, we're going to swim now!"
(okey kita berenang sekarang)
Jakson langsung bangkit keluar kamar.Jakson bukan tidak mau menyerahkan kunci mobil, hanya saja jika ia berikan ia tidak bisa menjamin bahwa Kara akan mengendarainya dengan baik, ia bisa saja menancapkan gasnya jika suasana hatinya buruk. Jakson tahu saat ini kondisi Kara sedang tidak terlalu baik, maka dari itu ia tidak ingin mengambil resiko.
Mereka kini berenang bersama di kolam renang apartemen tempat tinggal Kara disana fasilitas olahraga sangatlah lengkap, jadi mereka tidak perlu jauh jauh jika ingin berolahraga.
Kara naik terlebih dahulu ke permukaan, menampilkan bentuk perut yang membuat kaum hawa tergila gila. Ia mengambil handuk kering lalu mengusapnya keseluruhan badan, wajah serta rambut. Kemudian ia memasang kacamata hitam miliknya dan mengambil jus wortel yang telah dipesannya sebelum berenang. Ia sangat menyukai wortel.
Tak lama setelah Kara bersantai di pinggir, Jakson menghampirinya dan meminum jus alpukat miliknya.
"Oh iya, Minggu depan hari kelulusan kan?"
"Hmm." jawab singkat Kara ia masih membaca majalah yang ia pegang.
"Mau lanjut kemana?"
Kara terdiam.
"Kamu mau pindah negara lagi?" Tanya Jakson hati-hati.
Kara menatap Jakson, "Aku akan mengikuti jalanku."
Jakson mengangguk mengerti.
***
Kara dan Jakson mengeluarkan beberapa kantong plastik dari mobilnya.
"Hey, This for you."
(Hei ini untuk kamu)
Kara menyerahkan beberapa cemilan ke anak anak yang melewatinya.Yap! saat ini mereka berada di taman, dimana banyak anak anak sedang bermain bersama keluarganya, mereka membagikan cemilan sisa kemaren. Tidak mungkin mereka berdua sanggup menghabiskan makanan sebanyak itu. Dari pada mubazir mending mereka bagikan.
Kalau kalian pikir makannya bisa disimpan untuk dimakan nanti, tentu saja Kara telah melakukan itu. Namun ia hanya menyimpan seperlunya saja.
Jakson memotret Kara diam-diam dari kejauhan melalui ponselnya, ia melihat Kara tersenyum bahagia dengan anak-anak disana. Momen seperti ini tentu saja harus diabadikan.
Setelah selesai membagi-bagikan beberapa cemilan kini mereka duduk di taman itu melepaskan rasa capek dan haus dengan meminum minum dingin.
Hari sudah semakin sore tak terasa mereka telah berada di taman lebih dari 2 jam.
"Sangat menyenangkan." ucap Kara menatap langit.
"Benar, kapan kapan kita harus lakukan lagi bersama."
"Aku akan belanja banyak. Hmm apa perlu aku langsung datang ke pabriknya yah?"
Plaak/ Jakson memukul pelan kepala Kara "Bukan itu maksudnya."
Kara tertawa, "Aku hanya bercanda."
"Aku harap kamu bisa terus tersenyum dan bahagia." ucap tulus Jakson.
Jakson lah salah satu orang yang menjadi saksi bisu perjalanan Kara sedari dulu bahkan kakak kandungnya sendiri tidak mengetahui apa saja yang telah dilalui oleh Kara.
"Aku jadi terharu." ejek Kara sembari berpura pura menghapus air matanya.
Jakson menatap malas kearah Kara "Mulai lagi."
Jakson sangat hapal sifat Kara. Saat suasana hatinya membaik, maka sifat randomnya akan keluar. Namun sifat itu lebih baik dibanding menjadi Kara yang pendiam dan dingin yang selama ini selalu ia tunjukkan.
***
Seperti hari-hari biasanya kini aktivitas rutin bersekolah kembali lagi setelah menghabiskan waktu seharian bersama Jakson. Karena ulangan telah usai, jadi para siswa tidak terlalu banyak menghabiskan waktu di dalam ruangan, mereka lebih memilih melakukan berbagai hal di luar ruangan. Termasuk Kara, kini ia sedang bermain basket dengan Nicholas dan beberapa teman lainnya. Seperti pada sekolah umumnya, dimana anak anak basket disitu pasti ada banyak gerombolan gadis gadis muda dengan botol minum ditangannya.
Driiiing.... bunyi bel otomatis itu berbunyi pertanda permainan telah usai, mereka mengatur waktu 40 menit untuk pertandingan dan kini telah berakhir, keringat membasahi tubuh mereka.
"Karaaa!!" Panggil beberapa siswi dengan menyodorkan minumannya.
Kara mengambil asal botol dari siswi yang ada dihadapannya "thank you""Always leave me!!"
(selalu meninggalkan aku) Ucap Nicholas dengan keras tepat di sebelah Kara. Membuat kaget Kara."Haruskah aku melempar botol ini ke wajahnya?" Ucap Kara menahan amarah.
"What did you said?"
(Apa yang kamu katakan?) Tanya Nicholas bingung..
.
.Ditunggu chapter selanjutnya yaw❤️❤️
KAMU SEDANG MEMBACA
I'm an idol {Telah Terbit}
Fanfic{Untuk info pemesanan bisa cek ig mayrapustaka atau DM ke ig _khfh_ dan wattpad ini ya} Tidak semua orang yang lahir dari keluarga berada memiliki kehidupan yang bahagia, tidak!! Bahkan sebelum di lahirkan ke bumi, kehidupan mereka sudah ditentukan...