twenty two

260 133 350
                                    

"Tidak perlu takut untuk mengatakan kebenaran meskipun itu melawan orang yang lebih tua dari kita. Mereka juga bisa salah" - Kyungsoo

—————————

"Anda benar pak tua. Orang tua ku memang mengajari untuk melawan pria berengsek seperti dirimu!!" Tunjuk Kyungsoo

"Yaa!!" Bentak pria itu.

"Dan mereka juga mengajariku untuk tidak berbohong bahkan mengemis meskipun tidak punya uang. Dilihat dari penampilanmu sepertinya anda cukup berpendidikan". ucap Kyungsoo melihat pria itu dari atas sampai bawah.

"Apa kamu bilang?! Mengemis? Siapa yang mengemis?!!!"

"Apa anda tidak memilih sebelum membayar? Kenapa bisa membeli barang rusak? Bisa saja Anda berbohong. Membawa barang kadaluwarsa dan rusak ini dari rumah lalu menukarkannya ke supermarket terdekat." Kyungsoo membuat pria itu terdiam.

Kara tersenyum miring melihat keberanian Kyungsoo.

"Saya akan menuntut swalayan ini!!" Ucapnya lalu berjalan keluar.

Kara memperhatikan sekeliling banyak kamera pengawas. "Ahjusii" panggil Kara menghentikan langkah pria itu.

Ahjussi (Paman)

"Lihat.." Tunjuk Kara kesemua kamera di sudut ruangan.

"Kalau permasalahan ini sampai ke tangan polisi. Pastinya mereka akan melihat CCTV ini dan semuanya pasti terungkap. Benarkan hyung?" Tanya Kara.

"Ah benar semua kamera di sini aktif. Apa mau kita liat sekarang? Bapak belanja hari apa?" Tanya Doyoung.

Pria itu nampak gugup, "Tidak perlu. Saya sudah tidak ingin membahasnya." Ucapnya lalu keluar.

"Daebak!!! Apa kehidupan sebelumnya kalian seorang jaksa? Kalian sungguh luar biasa!"

Daebak (Mengagumkan)

Doyoung kagum dengan Kara dan Kyungsoo yang dapat membuat lawan terdiam.

***

Setelah tibanya di Korea, Andara beristirahat sebentar di apartemennya sekaligus membersihkan dirinya agar kembali segar dan kembali bergegas berangkat ke sebuah restoran tempat pertemuannya dengan klien.
Ayahnya sudah lebih dulu tiba di lokasi.

Mobil Andara berhenti saat lampu jalan mengeluarkan cahaya merah. Andara melihat ke arah jendela mendapati seorang dengan pakaian serba hitam menaiki motor mogenya.

Orang itu membuka kaca helm fullfacenya. Betapa terkejutnya Andara melihat mata seseorang yang sangat ia kenalin. Seseorang yang telah menjauh bertahun-tahun dari dirinya bahkan mereka tidak pernah saling mengirim pesan walaupun saling menyimpan nomor

Lampu jalan kembali hijau. Motor tersebut mengebut berbelok ke kanan. Andara masih terus melihat motor itu sampai benar-benar menghilang dari pandangannya.

"Apa benar yang kulihat?" Tanyanya pada diri sendiri.

***

Seorang remaja lelaki memencet tombol lift dengan menggunakan sikunya di karenakan tangannya penuh dengan cup minuman. Doyoung tidak bisa turun kebawah karena perutnya sakit jadi ia sekarang sedang bermeditasi di dalam toilet, oleh sebab itu Kara berinisiatif membelikannya teh hangat.

Kara berjalan melewati beberapa ruangan, tak sengaja ia mendengar namanya disebutkan di salah satu ruangan yang pintunya terbuka sedikit.

"Aku tahu dia berbakat, tapi kita harus perhitungkan hal ini" Ucap seseorang bertopi hitam. Kara tidak bisa melihat wajah siapapun di dalam kecuali Kim Dong-Yul.

I'm an idol {Telah Terbit}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang