8. Pemancing Keributan

46 18 14
                                    

⚠️⚠️ Visualisasi hanya berlaku di cerita ini. Jangan pernah dibawa ke dunia nyata !!!

Jangan lupa vote 🤗🤗🤗

Dan tinggalkan komentar juga yaa🤗🤗🤗

Biar aku makin semangat ngetiknya 😅😅😅

Nggak maksa sih buat ninggalin komentar, terserah kalian aja. Sesuai kesadaran dan kemauan masing-masing aja. Tapi tetep vote ya, hargai karya orang 😊😊😊

Happy Reading 💚💚💚

.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.

Ada sesuatu di bawah. Kalo nggak baca ya udah berarti nggak mau sama hadiah yang bakalan aku kasih 😁😁😁


Flashback On

Kia kecil menatap takut ke arah sang Mama yang baru saja keluar dari kelasnya untuk mengambil raport. Dia masih duduk di kelas 2 SD. Tapi dia takut dengan nilai raportnya. Dia tau kalau nilai raport nya kali ini mengecewakan karena waktu itu dia sempat tidak masuk selama 1 bulan karena sakit.

Sang Mama yang baru saja keluar dari kelas Kia mencari keberadaan putrinya. Ketika dia sudah menemukan keberadaan putrinya yang sekarang bersembunyi di balik pohon, dia tersenyum ke arah Kia. Sang Mama kemudian berjalan untuk menghampiri putrinya itu.

"Kenapa sayang ?? Kok Kia takut gitu ??" Tanya sang Mama sambil berjongkok agar bisa menyejajarkan dirinya dengan Kia. Mamanya mendongakkan kepala Kia agar dia bisa melihat wajah Kia yang sekarang sudah memerah.

"Loh kok nangis ??" Tanya sang Mama kemudian mengusap air mata Kia yang sudah memenuhi wajahnya.

"Maaf Ma, Kia nggak bisa ngasih peringkat satu lagi buat mama sama papa. Kia...udah berusaha sebisa Kia. Tapi Kia janji, hasil berikutnya Kia pasti dapat peringkat satu lagi." Ucap Kia di sela-sela tangisannya. Sang Mama tersenyum kemudian mengusap pelan kepala Kia.

"Enggak apa-apa sayang. Kamu nggak harus selalu dapat peringkat satu kok. Lagi pula, waktu itu kan Kia sempat nggak masuk selama satu bulan karena sakit. Jadi wajar dong kalo prestasi Kia menurun. Kia masih putri Mama yang pintar kok." Ucap sang Mama kemudian memeluk putrinya itu.

"Tapi papa nanti marahin mama. Aku nggak bisa lihat mama dimarahin sama papa." Ucap Kia kemudian bibirnya melengkung ke bawah. Sang Mama terdiam mendengar penuturan dari putrinya itu.

"Enggak, papa nggak bakalan marahin mama. Kamu nggak usah khawatir ya." Ucap sang Mama.

Setelah meyakinkan Kia yang masih takut dengan bayang-bayang kemarahan papanya, mereka langsung pulang ke rumah agar Kia bisa beristirahat. Tapi sesampainya di rumah, mereka sudah dihadang oleh Yudha yang akan melihat hasil raport Kia.

"Hasilnya mana ??" Tagih Yudha dingin. Kia sekarang sudah bersembunyi di balik tubuh Mamanya karena ketakutan. Sang Mama kemudian memberikan raport milik Kia itu pada Yudha. Wajah Yudha memerah ketika melihat hasil yang putrinya dapat kali ini.

"Peringkat tiga ?? Bagaimana bisa ??" Tanya Yudha tidak percaya. Yudha kemudian menarik Kia yang bersembunyi di belakang mamanya agar Yudha bisa menanyai dirinya.

"Ki...Kia udah berusaha Pa. Maaf kalau Kia eng...nggak bisa dapat peringkat satu lagi." Ucap Kia dengan air mata yang sudah berkumpul di pelupuk matanya.

My Beloved Boyfriend (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang