43. Pembalasan Lagi

16 11 1
                                    

⚠️⚠️ Visualisasi hanya berlaku di cerita ini. Jangan pernah dibawa ke dunia nyata !!!

Jangan lupa vote 🤗🤗🤗

Dan tinggalkan komentar juga yaa🤗🤗🤗

Biar aku makin semangat ngetiknya 😅😅😅

Nggak maksa sih buat ninggalin komentar, terserah kalian aja. Sesuai kesadaran dan kemauan masing-masing aja. Tapi tetep vote ya, hargai karya orang 😊😊😊

Happy Reading 💚💚💚

.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.

Maaf kalo partnya terlalu lebay atau bikin cringe 🙏🙏🙏

Bukan tanpa alasan Nana dan Jeno tidak hadir di persidangan Kia waktu itu. Mereka sekarang malah terjebak di dalam lift yang sepertinya memang sengaja dirusak. Mereka tidak hanya datang berdua, tapi mereka datang bersama dengan Yuna juga.

Mereka tidak mengira kalau usaha mereka akan gagal. Mereka sangat yakin kalau mereka berhasil membawa bukti itu ke pengadilan tepat waktu meskipun sejak awal mereka selalu mendapati kesulitan. Mulai dari mobil yang tiba-tiba mogok, ban mobil bocor, adanya kecelakaan, dan sekarang terjebak di dalam lift.

Sebenarnya dari kemarin-kemarin Jeno juga mengalami kesulitan ketika akan membawa surat yang dia temukan di ruang musik itu pada Nana. Dia sempat dihentikan oleh Fiza dan dipaksa untuk memberikan surat itu pada Fiza. Jeno benar memberikannya, tapi Jeno memberikan surat yang lain yang dia tulis sendiri.

"Ini pada kemana sih pegawainya ?? Kenapa daritadi dipanggil nggak ada yang denger ??!!" Kesal Nana sambil memencet tombol emergency berkali-kali. Sedangkan Jeno mencoba berkali-kali untuk membuka paksa pintu lift tapi dia juga berkali-kali gagal.

"Kia pasti bisa bebas, kalian harus tenang ya. Dalam situasi kayak gini, kita juga harus tenang." Tutur Yuna mencoba meredahkan kepanikan di antara Nana dan juga Jeno meskipun dirinya sendiri sebenarnya juga panik.

"Tunggu sebentar ya bu !! Kami akan memperbaiki lift nya." Teriak petugas dari luar sana. Mereka sedikit bernafas lega ketika mendengar suara petugas dari luar.

Nana kemudian merogoh saku celananya untuk mengambil ponselnya. Dia mendapat beberapa panggilan tak terjawab dari Jiji dan juga Chandra. Tapi ketika dia akan menelfon balik, dia sama sekali tidak mendapat sinyal di dalam sana.

Setelah beberapa menit mereka menunggu, pintu lift akhirnya bisa terbuka. Mereka bertiga dibantu oleh petugas untuk keluar dari lift. Setelahnya, mereka mencari informasi di lantai berapa mereka berada.

"Masih di lantai 2, persidangannya Kia ada di lantai 4." Ucap Nana.

"Pakai tangga darurat aja !!" Usul Yuna.

"Bunda gapapa ?? Nanti bunda kecapekan." Ucap Nana khawatir.

"Bunda gapapa, bunda nggak setua itu ya Na buat nggak sanggup naik tangga darurat." Protes Yuna.

"Ya udah kita langsung pakai tangga darurat aja !!" Ucap Jeno kemudian berlari menuju ke tangga darurat dengan disusul Yuna dan juga Nana. Di pertengahan, Nana mendengar ponselnya berdering dan menampilkan nama Rendi disana. Langsung saja Nana mengangkatnya.

.

.

.

My Beloved Boyfriend (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang