🔪 Psycho 18 🔪

2K 250 35
                                    

Di sebuah gang terdapat sosok anak kecil yang sedang menahan rasa ketakutkannya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Di sebuah gang terdapat sosok anak kecil yang sedang menahan rasa ketakutkannya. Kaki kecilnya melangkah mundur terus-menerus untuk menghindari sosok di hadapannya.

Lee Bobae, saat ini ia sedang di kepung oleh dua orang laki-laki yang menurutnya sangat menyeramkan.

"Kemarilah Nak, jangan mencoba untuk kabur lagi." Lelaki itu sudah membujuk Bobae berkali-kali.

"Salah sendiri paman Woojin menyakitiku, aku tidak mau ikut!" Jawab Bobae lantang menampilkan sorot pandangan tajam.

"Tadi paman hanya memukulmu saja tidak lebih, kau jangan terlalu berlebihan." Ucap lelaki jangkung itu yang baru saja di sebut, Park Woojin.

"Hanya katamu? Kau pikir itu tidak sakit? Dasar manusia tidak punya hati." Nada bicara Bobae meninggi, ia sudah sangat kesal.

Dengan kesabaran sudah habis dan amarah memuncak, Woojin memukul Bobae untuk yang ke-tiga kalinya. Tentu saja sangat keras, bahkan Bobae sampai terjatuh.

"Dimana sopan santunmu dengan orang yang lebih tua darimu? Dasar bocah," Ucap Woojin sembari mencengkram kasar bahu anak kecil itu.

Bobae meringis kesakitan, kepalanya sangat pusing akibat dipukul keras terus-menerus oleh Woojin. Tidak ada yang bisa ia lakukan lagi selain berteriak dan membalas ucapan lelaki jangkung itu.

"Berikan benda itu padaku," perintah Woojin kepada orang terpecaya-nya yang sedaritadi bersamanya.

"Ini tuan," Ungkap lelaki suruhan itu. Ia memberikan benda tumpul itu kepada Woojin.

"Hei, kau tau ini apa?" Tanya Woojin kepada Bobae sembari mengangkat benda tumpul itu di hadapannya.

"Pa-palu?" Gumam Bobae pelan, jangan di tanya bagaimana perasaan takutnya saat ini. Menulan ludah saja Bobae sudah kesusahan.

"Great! Jadi kau ingin ikut bersamaku atau mati disini menggunakan benda ini?" Penawaran Woojin cukup gila.

"Maaf paman, Eomma bilang aku tidak boleh pergi dengan orang yang tidak kukenal sepertimu." Tolak Bobae secara halus. Ia selalu mengingat pesan-pesan yang selalu Yoongi ucapkan.

"Oh benarkah? Ternyata Eomma-mu penasehat yang baik ya," Jawab Woojin dengan nada mengejek. "Jadi artinya kau menolak tawaranku, begitu?"

"Iya." Bobae menjawab cepat. Yang dipikirkannya adalah, lebih baik mati daripada harus melanggar ucapan Eomma-nya.

"Kau cukup pemberani ternyata, jarang-jarang ada bocah pemberani sepertimu. Aku mengakui keberanianmu," Ungkap Woojin sembari bertepuk tangan.

"Appa selalu bilang padaku kalau jadi orang harus berani melawan. Apalagi aku tidak melakukan kesalahan!" Timpal Bobae yang juga mengingat pesan-pesan Taehyung.

"Baiklah kalau begitu, kau akan mati disini," Final Woojin pada akhirnya.

Tangan kekar itu terangkat ke atas dengan palu yang ia pegang kuat-kuat.

[✔️ ] PSYCHOPATH LOVE  ; TaegiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang