HAPPY READING
📍📍📍
Langkah kaki yang terdengar dengan jelas itu menjadi backsound pagi dari keluarga ini. Evan –Sang kepala keluarga yang sedang membaca koran ditemani kopi dan Lidia –sang istri yang tengah menyiapkan sarapan untuk dua orang yang ia sayangi dikeluarganya.
"Ma, Pa, Hana berangkat dulu ya," kata si pemilik langkah sambil berjalan menuju orang tuanya yang akan sarapan. Ia mencium pipi keduanya.
"Sekarang? Nggak makan dulu?" tanya Lidia setelah ia selesai menghidangkan makanan dan duduk di samping Evan. Evan pun segera melipat korannya dan menaruh dimeja. Pria itu menatap sang putri yang berdiri disampingnya. Ia tersenyum.
Sejenak, Hana melihat jam yang ada dipergelangan tangan kirinya, yang kemudian langsung menggeleng. "Aku sarapan dikampus aja deh, Ma. Takut telat."
"Berangkat sama siapa?" tanya Evan. Tangannya mengambil kopi dan menyeruput minuman itu.
"Galang, Pa," jawab Hana. "Yaudah aku pergi dulu. Galang udah nunggu di depan. Bye, Ma, Pa."
Hana pun segera keluar rumah, setelah melihat anggukan dari mama, sedangkaan papa-nya hanya diam tidak mengeluarkan suara apapun.
"Hati-hati!" teriak Lidia.
Lidia menggeleng-gelengkan kepalanya. Kemudian tangannya bergerak untuk mengambil makanan untuk sang suami. Setelah itu meletakkan piring yang sudah berisi nasi dan lauk-pauk itu di depan Evan.
"Terimakasih," kata Evan pada istrinya. Senyuman yang terlihat terpaksa dimata Lidia. Ia pun langsung menggenggam jemari Evan dan tersenyum. Evan pun membalas genggaman sang istri.
"Papa nggak mau bilang aja sama Hana? Aku yakin Hana pasti balan ngerti, kok." Evan menghela napas pelan dan tersenyum. Laki-laki itu menggeleng.
"Aku tahu, aku punya hak untuk melarang Hana biar nggak berhubungan lagi sama Galang. Tapi Hana juga berhak untuk menentukan pilihannya. Kalau laki-laki pilihan Hana benar-benar baik, aku yakin suatu saat dia akan berubah."
"Kalau nggak?" tanya Lidia langsung membuat Evan terdiam beberapa saat.
"Tuhan punya cara untuk memisahkan Hana dengan laki-laki yang tidak pantas untuknya."
***
"Maaf, ya, lama," kata Hana saat baru saja masuk ke mobil Galang –pacarnya.
Galang pun yang sedang berbalas pesan langsung menoleh dan segera menyimpan ponselnya saat mendengar suara Hana. Ia balas tersenyum dan mengelus rambut pacarnya itu dengan lembut. "Nggak papa. Aku juga baru sampai."
Hana mengangguk sambil tersenyum. "Makasih. Yaudah, yuk, berangkat."
Kemudian Galang melajukan mobilnya meninggalkan perkarangan rumah Hana menuju kampus.
KAMU SEDANG MEMBACA
Aku Kekasih Halalmu ✓
RomanceMenikah bukanlah perkara mudah. Tidak hanya siap fisik, tapi juga mental. Terlebih Hal yang paling diinginkan oleh setiap orang adalah menikah dengan orang yang dicintai. Sehingga kita bisa ikhlas dan bahagia saat menjalaninya. ---- Hana Hafiza menj...