| Aku Kekasih Halalmu • Seorang Ayah |

339 25 3
                                    

HAPPY READING
.
.

📍📍📍

Hari ini, Hana berangkat ke kampus di antar papa. Berhubung Galang tidak bisa mengantar Hana. Katanya ada masalah dan mengharuskannya untuk ke kafe. Baiklah, Hana mengatakan tidak apa-apa. Ia akan ke kampus sendiri saja. Tetapi siapa sangka jika papanya menawarkan diri untuk mengantarnya ke kampus.

"Mau berangkat, Nak?" tanya Papa. Ia sedang duduk di depan televusi menonton berita ditemani kopi.

Hana mengangguk. "Iya, Pa. Hari ini berangkat pagi."

Sejenak, papa menoleh keluar jendela dan kembali menatap Hana. "Di jemput?"

Hana menggeleng. "Nggak, Pa. Galang lagi ngurus kafe. Katanya  ada masalah."

Papa mengangguk, kemudian menyeruput kopinya sebentar. "Ya sudah, kali ini biar Papa yang antar kamu."

Mendengar itu, Hana sedikit kaget. "Papa beneran? Papa nggak ada kerjaan?"

Papa tertawa ringan mendengarnya. "iya, beneran. Hari ini Papa sengaja ambil libur. Semua karyawan juga Papa liburin selama beberapa hari."

Hana mengernyit. "Kenapa, Pa?"

"Nggak papa kok. Kan tahun ini mereka belum dapet cuti libur. Makanya Papa liburin," kata papa. "Ya sudah, Papa ambil kunci mobil dulu." Papa kemudian berlalu ke kamar untuk mengambil kunci mobil. Sekalian pamit pada istrinya.

Hana mengangguk dan memilih menunggu papanya di teras rumah. Ia memainkan ponselnya karena takut bosan. Menggeser-geser video yang keluar dari beranda salah satu aplikasi yang menampilkan berbagai bentuk video.

Lima menit berlalu, papa keluar dan Hana menyadari itu. Segera ia mematikan ponselnya lalu menyusul papa masuk ke mobil. Setelah siap, papa langsung menekan gas. Sedetik kemudian mereka sudah meninggalkan perkarangan rumah bertingkah dua itu.

Selama di perjalanan, mereka tidak banyak bicara. Hanya bicara ketika perlu. Bukan karena canggung, hanya saja memang tidak ada bahan obrolan. Hingga Hana teringat sesuatu. Ia menatap papanya.

"Pa, Hana boleh tanya sesuatu?" papa melihat kearah putrinya sebentar.

"Apa?" papa kembali fokus ke depan.

Sementara itu, Hana nampak ragu untuk bertanya. Membuat papa mengernyit heran. Evan kembali menatap putrinya. "Kenapa jadi diam? Nggak jadi nanya?"

"Papa ... Nggak suka sama Galang, ya?" tanya Hana hati-hati.

Dari penglihatan Hana, papanya tidak menunjukkan reaksi apapun. Hanya diam lalu tersenyum tipis. Membuat Hana mengernyit.

"Kamu kenapa nanya soal itu?"

"Karena Papa selalu diam kalau aku ngomongin soal Galang. Papa tau sesuatu tentang Galang yang aku nggak tau?"

Lagi. Evan hanya diam.  Tapi senyumnya belum luntur. "Yang lebih kenal Galang, kan kamu Han."

"Tapi Papa bisa tau sesuatu, kan?"

Dengan tegas papa mengangguk.

"Apa itu?" tanya Hana penasaran.

"Papa sedang menjaga sesuatu yang mudah pecah, Han,"

"Tapi ujung-ujungngnya juga bakalan pecah juga, kan, Pa?" sanggah Hana cepat.

Papa tertawa ringan karenanya. "Kamu siap patah hati?" tanya Papa. Hana menggeleng dengan pelan.

Mobil berhenti karena antre masuk ke area kampus. Evan menatap Hana. "Karena kamu belum siap patah hati, masa Papa maksa kamu buat ngerasainnya sekarang?"

"Papa mau yang terbaik buat kamu. Jadi kalau diam saat ini baik, Papa bakalan lakuin itu." Mobil kembali jalan memasuki fakultas Hana.

"Sampai kapan, Pa?"

"Sampai kamu bilang, kamu siap patah hati."

"Kalau aku patah hatinya di saat aku belum gimana?"

"Berarti sudah waktunya kamu merasakan itu."

Hana terdiam mendengarnya. Ia masih menatap Papanya dari samping. Masih belum puas rasanya. Sesaat kemudian ia menatap keluar jendela. Mengamati setiap objek yang di lewati oleh mobil ini.

Tak lama mobil Evan kembali berhenti. Mereka sudah sampai di parkiran, Hana melepaskan seatbeltnya lalu mencium tangan papa. "Hana masuk dulu, Pa," katanya.

Papa tersenyum. Lelaki paruh baya itu mengelus rambut putri semata wayangnya itu dengan lembut. Ia mengangguk. "Iya. Semangat belajarnya. Jangan pikirkan apapun dulu. Fokus saja sama pendidikan kamu."

Giliran Hana yang tersenyum. Perempuan itu mengangguk. Ia menjadi semangat saat melihat senyuman tulus dari sang Papa. "Pasti, Pa."

Setelah itu, Hana keluar dari mobil dan meninggalkan papanya yang masih melihat ia dari dalam mobil. Saat Hana sudah tidak terlihat di penglihatannya, barulah Evan pergi dari area kampus Hana.

📍📍📍

Semoga sukaaaa
Terima kasih sudah membacaaa
Salam dunia oren

***

Re-publish/23.05 WIB
Minggu 21 Agustus 2022

Aku Kekasih Halalmu ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang