HAPPY READING
.
.📍📍📍
Hana bersama laptopnya di meja belajar sedang mengerjakan sesuatu yang sangat diperlukan mahasiswa agar mereka bisa lulus. Yap, perempuan cantik itu sedang mengerjakan skripsi dengan begitu serius.
Beberapa buah buku yang berhalaman tebal, serta air minum dan kue-kue menghiasi meja belajar yang cukup luas itu. Wajahnya sangat serius saat menghubungkan antar kalimat, lalu mencocokkannya dengan apa yang ada dibuku dengan apa yang ia temukan di google ataupun ebook.
Seperti yang sudah di katakan Galang sebelumnya. Hana sudah semester enam, dan seharusnya ia fokus pada skripsinya. Setelah menyelesaikan KKN di semester lima kemarin, dan mengikuti kampus mengajar, Hana sudah tidak memikirkan praktek lagi. Ia hanya akan fokus di skripsi yang akan ia kerjakan.
Ketika teman-temannya yang lain sudah mengajukan judul pada dosen dan sudah bisa dilanjutkan, Hana malah baru mengerjakannya sekarang. Pantas saja Galang menyuruhnya harus fokus pada skripsi. Ternyata dia sudah ketinggalan dari yang lain.
Saat sedang fokusnya mengetik sebuah kalimat per kalimat, ponsel cantik bercase navy itu berbunyi. Saat dilihat, ternyata Nengsih menghubunginya. Hana pun mengangkatnya.
"Hm, kenapa, Neng?"
"Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh." Dan inilah kebiasaan Nengsih yang cukup membuat Hana merasa kesal jika menelpon. Bukan karena perempuan itu mengucapkan salam. Tapi Nengsih selalu saja membuat semuanya menjadi lambat.
Hana menghembuskan napasnya kasar lalu menghempaskan punggung kesandaran kursi. "Wa'alaikumussalam warahmatullahi wabarakatuh. Kenapa?"
Mendengar celotehan Nengsih dari seberang sana, membuat kepala Hana terasa mau pecah. Wajahnya yang terlihat lelah karena mengerjakan skripsi saat ini, semakin terlihat lelah ketika Nengsih bicara panjang kali lebar seperti ini.
Ia memejamkan mata. Satu tangannya memegang ponsel di telinga, dan satu lagi menopang kepalanya yang menunduk.
Hana menghembuskan napasnya kasar lalu mendongakkan kepalanya. Ia membuka mata. "Bacot Nengsih. Kalau lo mau ke rumah bilang langsung. Nggak usah pake narasi."
Dan Hana tentu saja mendengar kekehan dari seberang sana. Membuat Hana semakin jengkel. Apakah Nengsih tidak tidak tau jika Hana sedang mengerjakan sesuatu yang tentunya sangat malas ia kerjakan?
"Lo emang yang terbaik, Han. Nggak salah gue temenan sama lo. Ya udah, gue berangkat sekarang. Tunggu gue yaa. Bye." Dan Nengsih langsung mematikan sambungan telepon itu.
Lagi-lagi Hana menghembuskan napasnya kasar. Setelah meletakkan ponselnya kembali, perempuan itu memilih turun untuk mengambil minuman dingin. Rasanya ia sangat membutuhkan itu ketika menghadapi dua hal yang begitu melelahkan secara bersamaan.
📍📍📍
Beberapa menit kemudian, seperti yang Nengsih katakan, ia sudah berada dirumah Hana. Ketika ia masuk, orang tua Hana sedang tidak ada di rumah. Setelah di persilahkan masuk, tanpa basa-basi Nengsih langsung ke atas -kamar Hana.
Dan disinilah perempuan itu sekarang. Di kamar Hana yang sedang tiduran di kasur sang pemilik rumah ditemani laptop yang menyala menampilkan drama Korea.
Tidak lupa beberapa kue yang tersaji di depannya. Karena setiap kali Nengsih akan ke rumah Hana, perempuan itu selalu membawa cemilan yang sangat banyak yang ia beli di minimarket.
Nengsih menonton menggunakan headset sehingga tidak akan mengganggu konsentrasi Hana. Walaupun bentukannya begini, Nengsih juga tahu aturan mana yang bisa di ajak bercanda dan mana yang tidak. Dan tentu saja saat ini ia belum bisa mengajak Hana bercanda.
Keduanya sibuk dengan urusan masing-masing. Hana dengan skripsinya, dan Nengsih yang sibuk dengan drama korea-nya sambil sesekali mencomot cemilan untuk masuk ke mulutnya.
Beberapa menit berlalu, Nengsih melihat Hana yang sudah menyusun kembali buku-bukunya dengan rapi dan menutup laptopnya. "Udah selesai, Han?" tanya Nengsih.
Hana mengangguk sebagai jawaban. Perempuan itu beranjak ke kasur setelah merapikan mejanya. Ia berbaring.
"Emangnya lo udah bab berapa?" tanya Nengsih lagi.
"Baru juga judul."
Mendengar itu sontak membuat Nengsih terkejut. "Lo serius?!"
Hana berdecak. "Ngapain juga gue becanda."
Nengsih hanya bisa menganga karenanya. Tidak menyangka jika sahabat yang ia anggap rajin itu baru memulai untuk skripsi-nya.
"Emangnya lo kemana aja dari kemarin? Kenapa baru ngerjainnya sekarang?" Nengsih melanjutkan tontonannya sambil sesekali menoleh pada Hana yang masih baring disampingnya.
Hana menghembuskan napasnya dulu. "Gue males skripsian sebenarnya. Kalau bukan Galang yang ngebahas ini, gue nggak bakalan inget. Toh, masih semester enam."
Giliran Nengsih yang berdecak. "Aneh lo."
Hana hanya mengangkat bahu acuh. "Btw, lo udah bab berapa?"
Nengsih memasukkan cemilan ke mulutnya terlebih dahulu. "Baru bab satu, sih. Tinggal bimbingan sama dosen. Tapi gue udah cari referensi buat bab dua," katanya santai sambil terus mengunyah.
Sontak Hana langsung duduk di samping Nengsih. Ia juga memangku sebuah bantal. "Gue heran sama lo. Sama tugas lo cuek banget, tapi skripsi lo semangat empat lima. Bukannya skripsi lebih susah dari tugas?"
Mendengar itu membuat Nengsih tertawa. "Percuma, Han. Lo rajin bikin tugas, tapi males skripsi. Emangnya rajin nugas, bikin lo cepet lulus? Enggak."
📍📍📍
Yeayy 😊
Semoga suka yaaa
Jangan lupa ninggalin jejakkk ✨✨***
Terimakasih sudah mau menungguu wkwkw
Jangan lupa, Aku Kekasih Halalmu juga ada di KaryaKarsa yaa
Ada perbedaan yang cukup jelas dari wattpad dengan KaryaKarsa. WkwkOke, makasih, selamat malam.
REPOST/7 AGUSTUS 2022/ 21.48 WIB
***
Cerita ini sudah selesai dan bisa kalian baca di playbook yaaa
Hanya dengan harga 47.452 kalian bisa bisa langsung baca cerita ini hingga tamatt + ada ekstra chapter yaa 🤗
Selamat menikmati 🥰
KAMU SEDANG MEMBACA
Aku Kekasih Halalmu ✓
RomanceMenikah bukanlah perkara mudah. Tidak hanya siap fisik, tapi juga mental. Terlebih Hal yang paling diinginkan oleh setiap orang adalah menikah dengan orang yang dicintai. Sehingga kita bisa ikhlas dan bahagia saat menjalaninya. ---- Hana Hafiza menj...