HAPPY READING
.
.📍📍📍
Keluarga Hana maupun Dibran masih mengobrol dengan santai. Saling bercerita dengan gelak tawa yang mengiringi. Sedangkan anak-anak mereka hanya diam sambil menjawab beberapa pertanyaan yang dituju untuk mereka.
Dibran hanya bisa menghela napasnya ketika ia masih harus menunggu orang tuanya yang asik dengan orang tua Hana. Begitu juga dengan Hana yang sudah merasa sangat bosan. Apalagi makanan yang belum datang membuat kebosanannya semakin bertambah.
Hana lalu tanpa sengaja menatap Dibran yang sedang diajak bicara oleh Evan, entah perihal apa itu, ia tidak tau. Keningnya mengernyit kala menyadari sesuatu. Hana mencoba mengingat-ingat hal yang membuatnya sedikit mereka terganggu.
"Kayaknya, gue pernah liat dia, deh. Tapi di mana, ya ..." tanya Hana di dalam hati.
Seketika, kening mulus perempuan itu bertambah mulus saat dia sudah menyadari sesuatu. Dengan cepat ia mengambil ponsel miliknya lalu menghubungi Nengsih.
Woi, manusia!Acakadul
Waalaikumussalam warahmatullahi wabarakatuh.
Iya, kenapa ukhti? 😊Jangan heran Ketika melihat nama kontak Nengsih diponsel Hana, karena memang Hana yang membuatnya.
Assalamualaikum.
Dosen baru di FT, siapa?Acakadul
Kenapa? Oh, lo mau ngestalk dia yaaaa
Ngaku lo!
Dih?
Katanya b aja. Tapi, kok di stalk?
Dasar manusia tua!Bacot
Buru kasih tau gue!
Sekalian poto.Acakadul
Ck! IYAIYA!
Sent a photo
TUH! NAMANYA GADIBRAN AREKSA PRATAMA!
Tapi gue gak tau gelarnya. Panjang banget anjir.Oh. Yaudah.
Thanks.Acakadul
Dih?
LAKNAT! KAMPRET!
ASEM! MAMPUS AJA LO SEKALIAN!!
😠😡😡👊👊👊👊Hana tertawa ringan ketika melihat balasan Nengsih yang sedang menyumpahinya. Biarlah, Hana tidak terlalu memikirkan Nengsih untuk sekarang. Karena ia sedang meneliti poto yang dikirim Nengsih kepadanya.
Benar saja! Itu adalah dosen baru FT yang sangat disukai Nengsih!
Setelah selasai bicara dengan Evan, Dibran lalu menoleh pada Hana yang tengah tertawa dengan pelan. Saat itu juga mata mereka bertemu, dan saling beradu pandang. Tawa Hana juga seketika berhenti kala Dibran menatap dirinya.
Ia meletakkan ponsel di atas meja, lalu menatap Evan yang memanggilnya. "Maksud Papa dan Mama mengajak kamu makan malam hari ini, ada hal yang ingin kami sampaikan sama kamu." Evan memulai.
Suasana mendadak terasa mencekam untuk Hana ketika pikirannya tentang hal yang tidak ia inginkan akan terjadi.
"Perihal?" tanya Hana.
"Hana," panggil Sovia, lalu menoleh pada perempuan yang masih terlihat muda itu.
"Makan malam ini sebenarnya rencana Tante sama Om. Kami dan orang tua kamu berteman dengan baik sejak kuliah sampai sekarang. Maka dari itu ketika Tante bercerita soal Dibran yang belum kunjung menikah sama orang tua kamu, kami punya rencana untuk menjodohkan kalian." Sovia menjelaskannya dengan hati-hati. Wanita itu menatap Hana dengan lembut. Bermaksud agar Hana tida tersinggung.
Hana kaget tentu saja, ia terdiam kala mendengar penjalasan Sovia tentang tujuan mereka makan malam hari ini. Hana langsung menatap Evan yang juga sedang menatapnya begitu juga dengan Lidia, mereka tersenyum penuh kehangatan.
Hana kembali menatap Sovia. "Ta-tapi, Tante, Hana-"
"Hana sudah punya kekasih?" jawab Sovia langsung, membuat Hana maupun Dibran terkejut.
Sovia mengangguk. "Tante tau." Sovia lalu menatap Dibran, ia kembali mengangguk. "Mama tau."
"Tante sudah tahu itu dari orang tua kamu Hana," sambung Sovia yang membuat Hana terdiam dengan kening mengkerut, begitu juga dengan Dibran yang semakin tidak mengerti.
"Tapi ada beberapa hal yang membuat Tante, Om, dan orang tua kamu setuju untuk tetap melanjutkan pertemuan ini."
"Hal seperti apa?" tanya Hana semakin tidak mengerti. Ia berulang kali menatap orang tuanya untuk mendapatkan penjelasan, tetapi keduanya hanya diam.
Sovia kembali membuka suara. "Kalau tentang itu, bukan hak Tante untuk menjelaskannya sama kamu."
"Langsung aja, lah, Ma. Jangan buat Dibran sama Hana bingung," ucap Dibran tidak sabaran. Bukan hanya Hana saja yang tidak mengerti situasi ini, tapi dia juga.
"Nak Dibran," panggil Lidia yang membuat Dibran menatapnya, begitu juga dengan Hana. Lidia menggenggam tangan sang suami yang masih belum bicara apapun, mengibaratkan kalau semua akan baik-baik saja.
"Kami hanya ingin mempertemukan kalian. Memperkenalkan kalian. Jika kalian merasa cocok, maka perjodohan ini akan berlanjut sampai kalian bisa menikah. Tetapi, jika kalian tidak bisa menerima satu sama lain, kami tidak akan memaksa. Sebab, yang akan menjalani hubungan ini adalah kalian," jelas Lidia.
Tidak lama, makanan mereka datang. Membuat suasana yang tadinya tegang menjadi sedikit lebih rileks. Semuanya nampak menghembuskan napas, kecuali Hana. Perempuan itu masih berusaha mencerna apa yang baru saja ia alami.
Satu hal yang ada di kepalanya saat ini.
Papa!
"Ya sudah, pembicaraannya kita lanjutkan nanti saja. Sekarang mari kita makan," ucap Damian yang sedari tadi diam. Semuanya mengangguk lalu mulai makan. Sedangkan Hana berjengit ketika lengannya disentuh mamanya. Sama seperti yang lain, ia memulai makan malamnya. Walaupun tidak bisa menikmatinya.
📍📍📍
Terimakasih sudah membaca 😊
Semoga sukaaa ✨✨
Jangan lupa share ke yang lain cerita iniii***
Re-publish/16.02 WIB
26 Agustus 2022/Tampan, Pekanbaru
Semoga sukaaa 🤩
KAMU SEDANG MEMBACA
Aku Kekasih Halalmu ✓
RomanceMenikah bukanlah perkara mudah. Tidak hanya siap fisik, tapi juga mental. Terlebih Hal yang paling diinginkan oleh setiap orang adalah menikah dengan orang yang dicintai. Sehingga kita bisa ikhlas dan bahagia saat menjalaninya. ---- Hana Hafiza menj...