| Aku Kekasih Halalmu • Makan Malam |

296 27 6
                                    

HAPPY READING
.
.

📍📍📍

Sesuai dengan yang di katakan papanya beberapa hari yang lalu, malam minggu kali ini Hana dan mama papanya akan makan di luar. Hana tampil cantik dengan dress maroon selutut kesukaannya. Rambut panjangnya ia biarkan tergerai dan sedikit sentuhan make-up di wajahnya.

Perfect.

Setelah itu, Hana langsung keluar kamar dan menemui kedua orang tuanya. Mereka pun segera berangkat ketika waktu sudah mendekati jam yang ditentukan.

Mereka tidak menggunakan sopir, maka dari itu Evan lah yang menyetir. Lidia duduk di sebelah kemudi dan Hana duduk seorang diri tengah.

"Kita makan di mana, Pa?" tanya Hana.

Evan menjalankan mobilnya, dan mulai meninggalkan perkarangan rumah menuju tempat mereka akan makan malam. Masih pukul tujuh malam dan jalanan tentu saja sangat ramai oleh pengendara.

"Nusantara's Food." Kening mengkerut ketika mendengar jawaban Evan.

"Bukan Papa yang memesan?" bukan tanpa alasan Hana mengatakan itu. Ia selalu tahu tempat makan favorit keluarganya, tetapi ini terlalu asing ditelinganya.

Evan menggeleng sebagai jawaban. "Istri teman Papa yang memesannya."

"Jadi, bukan hanya kita saja yanga datang?" Evan kembali menggeleng yang membuat Hana mulai merasa khawatir. Pikirannya mulai melayang akan hal yang tidak ia inginkan.

Perjodohan.

📍📍📍


Dibran sudah siap dengan setelannya malam ini. Sesuai yang di katakan sang mama, Malam ini ia akan bertemu dengan sesesorang yang akan di jodohkan dengannya.

laki-laki itu cukup terkejut ketika mamanya mengatakan kalau ia sudah menemukan calon yang pas untuknya.

"Cepet banget, Ma?" kata Dibran dengan kening mengkerut.

"Karena Mama memang berusaha mencari. Bukan seperti kamu yang ikhlas tidak ikhlas mencarinya."

Huh! Baiklah, Dibran tidak akan lagi membalas ucapan mamanya. karena sangat meyakinkan jika diteruskan, maka pemenangnya adalah Mama.

Maka dari itu, Dibran memilih untuk bersiap-siap setelah mama memberitahunya sejak siang tadi. Setelah selesai, Dibran langsung mengambil kunci mobil dan ponselnya lalu keluar kamar dan turun tangga.

Mama dan papanya sudah menunggu. Setelah di rasa tidak ada lagi yang tertinggal, ketiganya langsung berangkat menuju tempat yang sudah di reservasi oleh sang mama.

Dibran membawa mobilnya sendiri, begitu juga dengan papa dan mamanya. Kata mama, biar nanti dia bisa mengantar perempuan yang akan di temuinya itu pulang.

Beberapa menit perjalanan, mereka sudah sampai di restoran yang di reservasi oleh mamanya. Sama-sama memarkirkan mobil lalu turun. Di lihatnya sang papa yang menelpon seseorang.

Papa menyudahi panggilannya. "Ya sudah, kita langsung masuk. Mereka sudah menunggu di sana," kata papa, dan semuanya segera masuk ke restoran.

"Makan malam keluarga, Pa, Ma?" tanya Dibran sudah di dalam restoran. Mereka kemudian di arahkan oleh pegawai restoran ke tempat yang telah mereka siapkan.

Papa dan mama mengangguk. "Tentu saja. Tidak mungkin hanya dia saja yang ikut makan malam ini. Mama mencarikanmu itu calon istri, bukan pacar," jawab mama dengan ketus.

"Ya Allah, Ma. Ketus banget sama anak. Kan Dibran cuma nanya." Dibran menghela napasnya.

Sedangkan papa tertawa kecil mendengarnya. "Sudah-sudah, tenanglah. Kita sedang ada diluar, malu diliatin orang-orang," lerai papa. Dia menggelengkan kepalanya karena istri dan anaknya itu selalu berdebat. Tapi Dibran akan selalu menjadi bahan keluhan sang istri, karena tidak pulang-pulang ketika belajar di luar negri.

"Terimakasih," kata papa pada pegawai restoran yang sudah mengantarkannya. Dua keluarga itu bertemu akhirnya. Evan dan Lidia menyambut kedatangan sahabat beserta istri dan anaknya.

Evan dan Damian -papa Dibran, kemudian saling menyapa dan bersalaman. Begitu juga dengan Lidia dan Sovia -mama Dibran, yang bersalaman dan berpelukan layaknya seorang sahabat yang sudah lama tidak bertemu.

Sedangkan anak mereka -Dibran dan Hana, hanya diam sambil memperhatikan interaksi antara orang tua mereka.

Tidak lupa baik Dibran maupun Hana juga saling bersalaman dan mengenalkan diri, diiringi senyum tipis. Mereka juga bersalaman dengan Evan-Lidia dan Damian-Sovia.

"Maaf kami terlambat," kata Damian tidak enak hati.

Evan tersenyum. "Tidak apa-apa. Kami juga baru datang."

Semuanya lalu duduk di meja bundar yang sudah mereka pesan. Membuat Hana langsung duduk di samping kiri Dibran, di lanjut dengan sebelahnya ada Lidia dan Evan. Begitu juga dengan Dibran yang di samping kanan ada Sovia lalu Damian.

Mereka saling bercerita dan mengenalkan anaknya masing-masing. Evan memberitahu Damian dan Sovia kalau yang duduk di sebelah istrinya itu adalah anak perempuan satu-satunya, dan saat ini sedang berkuliah di Universitas Mandala prodi PG PAUD.

"Oh, ya? Sama dong, sama Dibran. Dia juga Universitas Mandala sebagai Dosen di Fakultas Teknik," kata Sovia membuat Hana yang sedari tadi hanya menunduk mengangkat kepalanya. Hana tersenyum tipis menatap Sovia.

"Kamu nggak ketemu Hana di kampus, Dib?" tanya Sovia pada Dibran.

Dibran menggeleng. "Enggak, Ma."

"Kok enggak?" bingung Sovia.

"Eum, maaf, Tante. Jarak Fakultas Teknik ke Fakultas Keguruan cukup jauh, jadi wajar kalau ... Eum ... M-mas Dibran Nggak tau." Hana langsung mengatupkan bibirnya ke dalam karena merasa sangat malu!

Bagaimana tidak? Dia memanggil seseorang yang baru saja di kenalnya itu dengan sebutan 'mas!' di tambah dengan senyuman menggoda yang dilakukan oleh orang tuanya dan orang tua Dibran.

OMG!

Sedangkan Dibran yang merasa sedikit terhibur karena tingkah perempuan yang ada di sampingnya itu, hanya bisa diam sambil menunduk. Ia sedang berusaha menyembunyikan senyumannya. Apalagi ditambah dengan pipi merah yang di tampilkan oleh Hana yang membuatnya bertambah gemas!

📍📍📍

Selamat malam
Terima kasih sudah membacaaa
Semoga sukaaa 😊✨✨

***

Re-publish/08.02 WIB

26 Agustus 2022/ Tampan, Pekanbaru.

Aku Kekasih Halalmu ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang