| 3. Aku Kekasih Halalmu - Cerita Tidak Terduga |

659 43 41
                                    

HAPPY READING
.
.

📍📍📍

Hana dan Nengsih duduk digazebo depan kelas –ruangan J8 yang disampingnya terdapat lapangan bola kaki untuk FKIP, yang baru saja bubar karena dosen yang berhalangan masuk dan akan ganti jadwal. Mereka –khususnya Hana, sedang menunggu Galang yang sudah diperjalanan untuk menjemputnya. Ditemani WI-FI prodi, keduanya dengan senang hati tetap berada digazebo itu walaupun sudah lebih dari dua puluh menit mereka duduk di sana.

Hana hanya menonton sambil scroll beberapa aplikasi dan itu sangat membuatnya bosan. Sedangkan Nengsih masih asik menonton Youtube, sangat jelas karena mereka duduk bersebelahan, juga suara yang terdengar olehnya.

Hana lalu mematikan ponsel miliknya kemudian mengintip apa yang ditonton Nengsih. "Lo nonton apaan?" tanyanya sambil melirik tontonan sahabatnya itu.

Nengsih menoleh. "Hm? Ini, DMS," jawabnya dan melanjutkan tontonannya lagi.

Hana mengangguk kemudian ikut menonton. "Gue lebih sering KBP, sih."

"Jadi lo suka nonton yang beginian juga?" perempuan kuncir kuda itu menatap Hana lagi.

Hana mengangguk. "Suka. Kalau lagi bosan aja, sih, baru gue nonton. Lagian di KBP mereka per-part gitu. Ada ngobrol-ngobrol, abis itu baru mereka melakukan penelusuran."

"DMS?" tanya Nengsih pada Hana.

"Kalau DMS, sepupu gue, sih, yang sering nonton. Kalau dia nonton, gue ikutan. Bahkan sampai ketiduran." Hana tertawa ringan, begitu juga Nengsih.

"Bisa-bisanya nonton yang kayak gini, lo ketiduran." Hana hanya mengedikkan bahunya tanda tidak tahu kala Nengsih mengatakan hal yang seperti itu.

Mereka masih menonton youtube sambil terus mengobrol, dengan posisi bersebelahan dan Nengsih yang memegang ponselnya untuk mereka tonton berdua.

"Lo nggak takut emangnya nonton beginian?"

Hana mengangkat bahunya. "Takut nggak takut, sih, sebenarnya. Toh, dari kecil gue sering dirumah sendirian. Nyokap sama Bokap lebih sering keluar karena kerja. Jadi kalau soal rasa takut, nggak terlalu, sih, buat gue. Mungkin karena gue positive thinking terus kalau ada dengar suara-suara yang aneh, jadi nggak terlalu ngaruh buat gue kalau 'mereka' beneran ada. Malahan dari gue nonton yang beginian, gue jadi tahu kalau 'mereka' bisa jadi jahat, usil, bentuknya aneh, menyeramkan, dari pikiran kita sendiri. Makanya nggak usah mikir yang aneh-aneh, 'mereka' juga nggak bakalan aneh-aneh, kok," jelas Hana panjang lebar.

Nengsih pun mengangguk membenarkan. "Bener. Gue setuju."

"Lo emangnya nggak takut nonton yang horor gini? Lagian ini real, loh? Bahkan, kadang suara 'mereka' yang dari sana kedengeran sama kita," tanya Hana pada Nengsih.

"Takut mah, manusiawi, Han. Siapa juga yang nggak takut kalau nonton beginian. Tapi dari sini gue juga tahu, kalau hidup kita itu berdampingan. Asal kita nggak mulai dan nggak punya pikiran yang macem-macem, 'mereka' juga nggak bakalan ngapa-ngapain kita. Kalau menurut 'mereka', 'mereka' emang kuat, toh itu cuma didunia 'mereka' Karena dasarnya manusia lebih diatas 'mereka' yang udah nggak ada didunia ini. Jadi menurut gue, takut wajar, tapi jangan jadiin itu kekuatan buat 'mereka'. Paham?"

Hana malah berdecak karenanya. "Paham gue," jawabnya dengan nada jengkel.

Dengan senyum mengembang, Nengsih menyapu lembut rambut Hana. "Pinter banget adik gue."

"Ih! Apaan sih lo!" Nengsih tergelak melihat wajah kusut Hana. Sangat menyenangkan membuat orang kesal baginya.

Setelah itu, mereka lanjut menonton Youtube. Tidak terlalu serius karena mereka takut membayangkan makhluk yang diceritakan oleh pemilik channel itu lalu makhluk yang ada disekitar mereka menyerupai bentuk yang mereka bayangkan. Sesekali mereka mengobrol diluar dari yang mereka tonton. Untuk menghindari bayangan yang akan muncul dikepala mereka.

Aku Kekasih Halalmu ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang