6. IQBAL TERNYATA..

198 27 10
                                    

Jam istirahat, kebiasaan Iqbal adalah nongkrong di kantin bersama siapapun

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Jam istirahat, kebiasaan Iqbal adalah nongkrong di kantin bersama siapapun. Namun ada yang berbeda hari ini.

Bel istirahat sudah berbunyi 5 menit yang lalu, namun Iqbal masih senantiasa diam di kelas. Apalagi alasannya kalau bukan ANNA DAVIRA.

"Anna, kantin yuk?"

"Anna, ayo ngantin. Entar gue traktir deh."

"An, ayo ih!"

"Anna, ayo ke kantin!"

"Apa sih, Bal?!", Anna sungguh tak tahan dengan makhluk jadi-jadian bernama Iqbal ini. Sejak bel berbunyi sampai sekarang, tak habis-habis dia membuat Anna kesal.

"Ayo ke kantin bareng gue.", Iqbal benar-benar memelas. Bahkan sekarang ia sudah mengeluarkan jurus puppy eyes yang paling imut untuk memikat Anna.

Namun Iqbal salah jika berfikir Anna akan luluh. Terbukti, Anna malah memalingkan wajah lalu memasang earphonenya.

"An, please.."

Anna bergeming, ia mencueki Iqbal supaya laki-laki ini bosan memohon lalu pergi dengan sendirinya. Tapi bukan Iqbal Febrian kalau langsung menyerah.

Terlintas satu ide gila dalam kepalanya. Melihat Anna yang tengah asik sendiri dengan dunianya, Iqbal tersenyum miring. Kesempatan bagus. Tanpa basa basi, ia langsung menggendong Anna ala bridal style.

Anna tentu saja terkejut, "Lo apa-apaan, hah?! Turunin gue sekarang juga!!". Tangannya terus memukuli pundak dan dada laki-laki itu.

Anak-anak XL atau Xillustrious yang diam-diam memperhatikan dari luar tentu saja sama terkejut, mereka tak mengira Iqbal akan senekat itu.

"Gila si curut, berani-beraninya dia nyentuh princess kita!", geram Raihan.

Sandi mengangguk setuju, "Kita apain nih?"

"Grebek aja anjir, terus kita seret dia ketengah lapangan terus kita iket di tiang bendera."

Ipan mendengus kesal, "Lo mau dikeluarin dari Antariksa secara konyol? Lo pikir pak Rafa bakalan diem aja liat sepupunya digituin?"

Angga tentu saja setuju dengan ucapan Ipan, tapi ia juga tak menolak jika harus melihat pertunjukan Raihan yang akan menyiksa Iqbal sesuai rencananya tadi.

"Udah, tinggalin aja.", ucap Angga.

Sandi tak terima, "Lo mau ngebiarin princess diapa-apain sama si curut Iqbal?"

Angga mengendikkan bahu acuh, lalu meninggalkan mereka dengan santai. "Gue ikut sama si Angga. Lo berdua kalo gak mau ikut gapapa, asal jangan apa-apain si Iqbal.

Raihan menyerah, akhirnya ia menggusur Sandi mengikuti Ipan dan Angga yang sudah berjalan cukup jauh.

Didalam kelas, sekarang giliran Iqbal yang tak memperdulikan teriakan gadis pujaannya itu. Iqbal mempererat pegangannya pada tubuh Anna karena gadis itu terus saja memberontak.

ANNA dan IQBALTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang