12. MEMORIES

62 13 5
                                    

Tak terasa sudah 3 minggu Anna menetap di Antariksa

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Tak terasa sudah 3 minggu Anna menetap di Antariksa. Banyak hal yang tadinya mengganggu, kini malah menjadi hal yang biasa saja. Berinteraksi dengan anak-anak XL memberikan kesan tersendiri bagi Anna. Bahwa setiap orang itu berbeda, tidak semua laki-laki itu sama.

Raihan si tukang lawak, walaupun kelakuannya tak bisa ditebak tapi Raihan akan jadi orang pertama yang marah jika temannya diganggu. Sandi si cerewet, sangat perhatian pada setiap orang. Angga si kulkas, yang diam-diam tapi memperhatikan. Dan Ipan si baik hati, yang tak perlu disebutkan lagi setiap kebaikannya.

Oh, ya. Iqbal Febrian. Si cowok pecicilan itu punya daya tarik tersendiri menurut Anna. Dibalik kelakuannya yang tak bisa diam dan cenderung menyebalkan, Iqbal adalah laki-laki yang baik.

Dia memang berisik, namun jika didekati dia pria penuh dengan kasih sayang. Layaknya lelaki pada umumnya, ia juga punya naluri untuk melindungi.

Seperti sekarang, Anna tengah duduk dibelakangnya. Tepatnya ia dan Anna tengah mengendarai motor menuju sekolah. Entah mendapat ilham dari mana, Iqbal tiba-tiba sudah duduk manis dimeja makan bersama Leon tadi pagi. Anna sempat terperangah, tapi langsung sadar kalau Iqbal memang punya kelakuan aneh.

"Na, abang lo sebenernya ada berapa biji sih? Yang satu masuk kamar, yang satu nongol lagi. Gue pusing tau." ujarnya sedikit keras.

"Hah? Apaan?!"

"ABANG LO ADA BERAPA?!" Iqbal berteriak.

*bugh
"Kagak usah teriak." ujar Anna setelah meninju lengan kiri Iqbal.

Iqbal mendesis, "Jangan nonjok juga. Gimana kalo kita jatoh? Terus gue geger otak dan amnesia terus lupa sama lo?"

"Lo aja yang jatoh. Gue gak." Anna cuek.

Iqbal cemberut. "Ya jangan dong. Kalo gue jatoh terus sakit, siapa yang bakal jagain lo?"

"Banyak. Si Angga juga mau."

Si ijo mulai memasuki kawasan Antariksa. Iqbal memarkirkan motornya dengan hati-hati. Setelah pas, mesin motor dimatikan. Anna turun sambil merapikan penampilannya, Iqbal pun melakukan hal yang sama.

Banyak pasang mata yang memperhatikan dengan berbagai raut wajah. Ada yang kesal, ada yang kagum, atau ada yang biasa-biasa saja.

"Na, sebenernya lo itu berapa bersaudara sih?" Iqbal kembali bertanya.

Anna berjalan pelan menuju kelas, Iqbal menyusul lalu mensejajarkan posisinya. "Gue 4 bersaudara." ujar Anna.

"Tapi kok dirumah cuma ada bang Leon sama bang Alan."

Anna salut, Iqbal bisa akrab dengan kedua kakaknya itu dalam waktu yang menurutnya singkat. Karena biasanya Alan dan Leon akan sangat galak setiap mendengar ada laki-laki yang mendekatinya.

Tapi Andri? Anna yakin si kakak sulungnya itu tak akan mudah ditaklukkan. "Abang gue yang sulung udah nikah. Tinggal diluar kota."

Shit! 3 kakak laki-laki. Paksa saja Iqbal makan ayam bakar 5 ekor!
"Banyak bener. Makin susah aja gue dapet restu."

ANNA dan IQBALTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang