14. SEBUAH USAHA

60 14 3
                                    

10 hari menuju turnamen, anak-anak XL semakin gencar berlatih

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

10 hari menuju turnamen, anak-anak XL semakin gencar berlatih. Markas selalu ramai, bahkan hari ini mereka masih berlatih. Padahal jam sudah menunjukkan hampir pukul 5 sore.

"Ga, gue penasaran dah. Kenapa markas XL kudu di rumah lo? Kenapa gak diluar lingkungan kalian aja? Ya maksud gue, kenapa gak di daerah tertentu yang pasti gak dirumah salah satu diantara kalian." tanya Iqbal.

"Lha, udah mau sebulan gabung lo baru nanya?" ejek Raihan.

Iqbal cengengesan, "Ya gue baru keponya sekarang."

"Nih gue jelasin ya.." Sandi buka suara. "Ada beberapa alasan kenapa markas XL kudu di rumah si Angga. Pertama, bokapnya tajir. Jadi dari pembangunan sampe isinya udah ditanggung sama beliau. Makasih yee, Ga, yee.. hehehe.."

Angga menatap Sandi datar, lalu mengangguk acuh.

"Masih tajiran gue lah, San.." ujar Iqbal dengan songongnya.

"Diem lo curut!" semprot Raihan. Iqbal langsung mingkem karena takut disiksa.

Sandi melanjutkan lagi penjelasannya. "Alesan kedua, karena kita pengen nemenin si Angga yang kesepian dirumah. Bapaknya kerja, emaknya kerja, kakaknya kuliah diluar negeri.."

"Kakaknya cewek apa cowok?" serobot Iqbal. Lagi.

"Kakaknya cewek, cakep juga. Kenapa emang? Mau lo gebet juga?"

Iqbal nyengir tanpa dosa, tapi langsung berubah tegang saat melihat orang disebelah Raihan. Anna sedang menatapnya dengan tatapan dingin. Lantas semuanya menertawakan nasib Iqbal sekarang.

"Mampus noh singanya bangun." ujar Sandi.

"Makanya kalo mau nyari cadangan tuh liat kondisi." Ipan menepuk pundak Iqbal.

Tanpa bicara, Anna beranjak keluar lalu duduk dikursi teras markas. Entah apa yang terjadi dengan dirinya, kenapa Anna harus kesal mendengar Iqbal membicarakan perempuan? Apa Anna sudah mulai suka dengan Iqbal? No! Big no! Tak boleh semudah itu ia suka pada Iqbal.

Sementara itu didalam markas, Iqbal tengah diam dengan wajah pucat. Sandi dan Raihan terus-terusan mengomporinya.

"Nah kan, Bal, entar princess benci sama lo gimana?"

"Pasti Anna langsung nyari cowok lain sih abis ini."

"Kita jodohin aja princess kita, kita cari cowok baik-baik yang gak bakalan mikirin cewek lain. Kita cari yang paling setia."

"Noh suruh si Angga aja."

Iqbal semakin pucat membuat Ipan jadi sedikit khawatir. "Weh, udah. Jangan ditakut-takutin mulu anjir. Kasian mukanya udah pucet gini. Takut banget dia."

Raihan dan Sandi akhirnya diam, lalu memilih beranjak untuk memainkan satu pertandingan bersama.

"Bal, gih susulin princess. Kalo gak dibujuk entar malah makin ngambek."

ANNA dan IQBALTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang