18. START IN GAME

12 1 0
                                    

Besok adalah hari dimana pertandingan E-sport antar sekolah akan diadakan. Persiapan di lapangan basket sudah lengkap, monitor besar pun sudah terpasang. Anak-anak osis memenuhi area itu, yang laki-laki naik ke atas stage untuk mempersiapkan peralatan elektronik. Yang perempuan sibuk mendekorasi sekitar area.

Mereka sengaja membuat arena diluar ruangan agar peserta dan para tamu merasa nyaman.

Kursi sudah berjejer rapi, begitu pula dengan anak-anak XL yang tengah mengamati kegiatan itu dari atas gedung lantai 2. Pembelajaran hanya diatur setengah hari, dan sisanya diperbolehkan bebas mau pulang atau berkeliaran disekitar sekolah.

"Kok gue deg-degan ya.." gumam Sandi.

Raihan menoleh, "Lo lagi jatuh cinta ya?"

"Yakali! Kagak lah, mana ada cewek yang mau sama gue. Lagian gue gak pede kalo pacar-pacaran.."

Anna menepuk pundaknya sekali, membuat Sandi langsung menoleh padanya. "Jangan pernah ngomong gitu, nanti juga lo nemu cewek yang lo mau."

Sandi mendengus kecil, "Lo gampang bilang gitu karena lo banyak yang naksir, An. Sedangkan gue.."

"Udah udah, gak usah bahas cinta-cintaan. Mending kita persiapin diri buat besok. Gue gugup banget, tapi disisi lain gue percaya kalo kita pasti bisa. Karena kita bakalan berjuang bareng-bareng, iya kan?"

Ucapan Anna berhasil membuat mereka tersenyum dan bersemangat. Namun itu hanya sementara, Anna langsung berubah datar kala mengingat satu hal.

"Si curut mana sih? Dari kemaren keluyuran gak jelas terus itu anak. Udah tau besok pertandingannya.." gerutu Raihan.

"An, lo kan pacarnya. Lo pasti tau dia kemana, kan?" tanya Ipan.

Anna mengendikkan bahu, ia tak tahu dan entah kenapa merasa kalau dia tak tahu apapun tentang pria itu. Iqbal sangat misterius untuk Anna. Tapi Anna tak mau ambil pusing dan harus kepo untuk segala urusan Iqbal. Itu merepotkan dan sangat menguras energi.

"Gak tau." ujarnya singkat.

Raihan tercengir-cengir, lalu berbisik keras pada Sandi. "Kurang ajar si curut, bentar lagi putus nih.."

"Gue denger." jelas saja Anna mendengarnya, karena Raihan berada tepat disampingnya.

Raihan sontak langsung tertawa keras, membuat orang disekitarnya langsung menoleh kearah mereka. Malu-maluin.

"Diem, goblok! Ketawa lo itu ish--malu gue diliatin orang-orang" protes Ipan, orang yang jarang mengumpat. Anna bergidik mendengar Ipan yang tumben sekali sangat toxic. Mungkin efek dari turnamen yang akan segera mereka hadapi.

Dan Raihan malah tertawa makin keras, tanpa sadar anak-anak XL pergi meninggalkan dia seorang diri.

Saat tawanya reda, dia baru tersadar kalau teman-temannya sudah hilang entah kemana. "Lha?! Gue ditinggal sendiri anjir!"

🎮🎮🎮🎮🎮

"Bell, lo kan bisa ke perpus sendiri. Kenapa kudu ngajak gue segala sih ah?!"

"Aku kan gak kenal orang-orang disini selain kamu doang, ya aku ajak kamu aja." ujar Rebella setengah cuek.

Iqbal yang tengah duduk malas disebrangnya berdecak kesal. Bisa habis kalo dia ketahuan berdua bersama Bella.

"Masa lo gak ada kenal satu orangpun dikelas lo. Dahlah gue cabut."

Bella bangkit sambil menahan tangan Iqbal agar dia tak pergi. Tapi siapa sangka Iqbal yang biasanya dikenal baik terhadap perempuan, kali ini dia menghempaskan tangan Bella dengan sedikit kasar. Membuat Bella terhuyung kedepan dengan ekspresi terkejut.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jun 09, 2023 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

ANNA dan IQBALTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang