05

275 26 0
                                    

Di apartemen

"Apa yang dibilang dokter?" Tanya Mingyu sambil mengolesi obat merah ke luka Wonu. "Tetap tinggal dirumah sakit, kan? Tapi kau bersikeras keluar. Kau belum sehat! Kau harus berhati-hati! Jika kau tak mendengarkan, kau tetap dirumah sakit samapi kita pindah ke kanada. Mengerti!?" Lanjutnya dengan nada penuh ke khawatiran.

"Lukamu lebih parah dariku. Duduk sini!" Potong Wonu tanpa menghiraukan pertanyaan Mingyu setelah melihat kemeja putih yang Mingyu kenakan terlihat ada darah didekat pergelangan tangan bawahnya.

"Eh?"

"Duduk sinii!" Perintah Wonu

"Aku tidak apa-apa"

"Ayolahh!" perintah Wonu lagi dan lagi, hingga Mingyu pun menurut dan duduk disebelah Wonu.

Wonu membuka lengan kemeja Mingyu dan...
"Haaaah..." wonu terkejut

"Ini tidak apa-apa" jawab Mingyu sedikit tertawa dengan menahan perih karena Wonu sedang membersihkan lukanya.

"Wonu-ya, tadii... kenapa kau lakukan itu?" Tanya Mingyu ragu sambil menatap Winu

"Ak-u... aah...." suara Wonu melemah sambil memegangi keningnya.

Setelah melihat Wonu seperti itu, Mingyu bergegas mengambil obat yang seharusnya Wonu minum beberapa saat yang lalu. Wonu merasa pening, kepalanya sakit. Dipeganginnya terus kepalanya dengan kedua tangannya.

Mingyu mengambil obat beberapa butir obat dan segelas air. Wonu terkejut melihat ada banyak obat yang harus dia konsumsi sekaligus.

"Mereka telah menentukan apa yang baik untukmu. Minumlah" ujar Mingyu setelah melihat ekspresi Wonu.

Wonu tersenyum tipis lalu meminumnya.

.
.
.

Dilihatnya Wonu yang tertidur diranjang empuk setelah meminum beberapa obat tadi, lalu Mingyu keluar apartemen dengan pakaian serba hitam beserta topi hitamnya. Ia membawa sebuah koper hitam besar yang entah isinya apa.



****
Tbc

Vote and comment are highly appreciated
Thanks for reading

사실인가요 Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang