10

162 17 0
                                    

Wonu keluar dari taxi sambil melihat kartu nama yang dia ambil dari tempat kerjanya tadi untuk memastikan apakah benar ini tempatnya (KM ARCHITECTURE).

Wonu memasuki gedung itu, dilihatnya pintu yang sudah dirantai dan digembok, gedung yang sudah kotor, tak perpenghuni, dan beberapa barang telah dibungkus plastik.

"Selamat siang, pak! Anda juga kehilangan uang? Anda seharusnya datang lebih cepat. Kantornya bangkrut dan telah ditutup dari 6 bulan yang lalu. Seorang pria tinggi datang sesekali untuk mengambil barang" jelas pak satpam panjang lebar.

"Aduuh sayang sekali anda terlambat" lanjutnya dan berlalu dari sana.

Wonu semakin bingung dan heran apa yang telah terjadi dan apa yang telah ia lupakan.

'Drrtttt drrttttt drrtttt'
Getar ponsel Wonu. 'Suami' dilihatnya layar ponsel. Cukup lama ia menatap layar ponselnya hingga memutuskan untuk tidak menjawab panggilannya.

.
.
.

Mingyu telah sampai diapartment mereka, Wonu tak menjawab panggilannya.

Dilihatnya kartu nama 'WEN JUNHUI, KEPOLISIAN ANYANG' yang berada ditangannya.

..

Siang telah berlalu
Wonu baru sampai apartment dimalam hari. Dinyalakannya lampu, sudah ada Mingyu yang duduk disofa menunggu kedatangan Wonu sedari tadi.

"Dari mana saja kau? Kenapa tak mengangkat telponku?" Tanya Mingyu to the point.

"Dimana kau hari ini?" Wonu bertanya balik.

"Kau pergi ke kantorku?" Tanya Mingyu lagi

"Berimigrasi ke Kanada.... apakah karena kau bangkrut?" Tanya Wonu lagi sambil tangan kiri memegang siku kanannya dengan nada yang sedikit menyinggung.

"Hah? Tidak, bukan begitu. Aku tak mau membuatmu khawatir. Semuanya selesai. Aku akan mengurus semuanya sebelum berangkat ke Kanada" jawab Mingyu tampa melihat Wonu dengan kedua tangan saling bertautan.

"Ngomong-ngomong, bagaimana caramu menemukan jalan ke kantorku?" Lanjut Mingyu dengan menatapnya.

"Aku pergi ke sekolah seniku" lalu Winu berlalu akan memasuki kamar.

Mingyu langsung berdiri dengan ekspresi terkejut.
"Ingatanmu... sudah kembali?"

Perkataan Mingyu membuat Wonu berhenti dan berbalik menatap Mingyu.
"Lalu, apa itu masalah?"

Mingy menghelakan nafas dan berjalan mendekat kepada Wonu "Maksudmu apa hm?"

"Apakah kau tahu apa yang aku pikirkan seharian? Kau bahkan memberi tahuku tentang kebiasaan tidurku. Tapi kenapa kau tak memberi tahuku dimana aku bekerja? Kau tahu aku lupa. Apa aku benar-benar seperti yang kau katakan?" Ucap Wonu dengan emosi yang meluap namun tetap ditahan, matanya berkaca-kaca tak percaya dengan apa yang dia pikirkan seharian.

"Aku tak bisa memberitahumu. Yang jelas... kaulah yang melukis itu" balas Mingyu sambil menoleh kearah lukisan danau Vermillion itu.

Wonu melihatnya tak percaya, ia masih berdiam diri.

Mingyu terus mengikis jarak antara mereka lalu meraih kedua tangan Wonu.

"Aku tidak bermaksud berbohong. Karena kecelakaan itu... jarimu terluka. Merka bilang kau mungkin tak kan pernah melukis lagi. Aku tahu kau akan hancur. Itu sebabnya aku tak bisa memberitahumu. Tadinya aku akan memberitahumu saat kau membaik" jelas Mingyu panjang lebang dengan nada gemetar.

Namun Wonu pergi menjauh dengan mata berkaca-kaca dan mendudukkan diri disofa.
"Terima kasih, aku tidak mengingat apa-apa. Semuanya bercampur dikepalaku. Aku terus melihat banyak hal. Aku tak tahu apakah itu delusi atau kenyataan sekarang"
Jelas Wonu menitihkan air mata tak sanggup lagi menahannya.

Disisi lain Mingyu bingung harus berbuat apa, ia hanya menunduk dan menghelakan nafas.

.
.
.

Saat ini mereka sudah berada dikamar namun tak seranjang, Wong tidur diranjang empuknya dan Mingyu dibawah sebelah ranjang.

Wonu merasa tak dapat tidur lalu memutuskan untuk keluar kamar, berjalan melewati Mingyu yang telah memejamkan mata. Namun siapa yang bisa tidur dalam keadaan seperti itu? Mingyu menyadari itu dan membuka matanya.

Waahh cukup mengerikan, bukan? (author)

Wonu saat ini telah berada didepan lukisan yang katanya hasil karyanya. Ia terus menatap lukisan itu dengan kedua tangan mengelus kedua lengannya. Entahlah apa yang ia pikirkan saat ini, disaat ia sendiri dalam diamnya.




****
Tbc

Vote and comment are highly appreciated
Thanks for reading

사실인가요 Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang