07

212 22 0
                                    

Mingyu membuka bagasi belakang mobilnya untuk meletakkan beberapa box dan ada koper hitam besar yang ia pernah bawa sebelumnya. Ia merogoh sakunya mengambil ponselnya, tak ia sadari ponselmya masih dalam mode senyap. Setelah membaca pesan ia langsung menuju lokasi Wonu berada.

Setelah menelpon dan mengirim pesan namun tak ada balasan Wonu mematikan ponselnya lalu ia melihat anak laki-laki yang lebih tua dari anak yang masuk sebelumnya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Setelah menelpon dan mengirim pesan namun tak ada balasan Wonu mematikan ponselnya lalu ia melihat anak laki-laki yang lebih tua dari anak yang masuk sebelumnya. Wonu tambah syok melihatnya, kejadiannya benar-benar sama persis. Ketika Wonu ingin mengejar anak itu, tiba-tiba Boom.... kejadian itu benar-benar terjadi.

.
.
.

Rumah sakit
"Aku melihat itu benar-benar terjadi. Aku tahu ini kedengarannya aneh"

"Ini sudah gila" pernyataan Wonu terpotong oleh perkataan Mingyu yang kecil namun dapat terdengar. Wonu menoleh dan melihat Mingyu tak percaya.

"Meski sangat jarang terjadi, ada kasus halusinasi akibat kerusakan korteks serebtal. Karena cedera otak, anda mungkin mengira melihat masa depan"

Wonu mendengar penjelasan dokter Jisoo tak percaya. "Tapi aku...."

"Wonu-ah, ayolah" ujar Mingyu untuk menenangkan Suaminya itu.

"Tidak, dia bisa salah paham. Sepertinya kamu pernah melihat atau mendengar hal ini sebelumnya. Mereka menyebutnya Dejavu. Ini seperti khayalan." Jelas dokter Jisoo lagi.

Wonu tersenyum tak percaya
"Tidak peduli apa yang kukatakan, kau pikir aku gila"
Wonu berdiri dan meninggalkan ruangan itu. Mingyu memangil Wonu namun tak ada jawaban, lalu ia meminta maaf atas perlakuan dan perkataan Wonu tadi, dan bergegas menyusul Wonu.

Baru saja melangkahkan kaki keluar, Wonu tiba-tiba diam mematung melihat sesuatu.

"Wonu-ah, jangan pergi seperti itu" ujar Mingyu sambil memegang lengan Wonu.

Tiba-tiba Wonu
"Anak-anak lantai 3"

"Apa?"

"Anak-anak itu masih hidup"
Wonu berusaha menemui anak-anak itu yang dalam keadaan beberapa bagian anggota badannya diperban, namun dihalau oleh suaminya.

"Meskipun apa yang kau katakan itu benar, itu bukan urusanmu" tegas Mingyu

"Tapi anak itu hampir mati. Bagaimana jika aku bisa menghentikannya?" Ujar Wonu agak sedikit kesal.

Wonu menoleh dan hanya mendapati pasien-pasien lain tak ada anak-anak itu, Wonu berjalan mencari mereka.

"Dimna mereka? Mereka pergi! Aku baru saja melihatnya"

Namun lagi-agi dihalau oleh Mingyu

"CUKUP, NU!" Mingyu menarik pergelangan tangan Wonu, Wonu terhenti dan menatap Mingyu.

"Kau sedang tidak sehat!" Lanjut Mingyu dengan mata berkaca-kaca. Baru ia sadari bahwa ia terlalu kencang menggenggam tangan Wonu lalu dilepaskan genggamannya. Mingyu mengusak kasar rambutnya dengan tangan kirinya.

"Ok, aku memang sudah gila" Wonu berjalan menjauh dari Mingyu dengan raut muka datar.

"Wonu-ah! nu!" Panggil Mingyu sambil mengejar Wonu

"Ayo kita pergi. Aku butuh udara segar"


****
Tbc

Vote and comment are highly appreciated
Thanks for reading

사실인가요 Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang