11

162 12 0
                                    

Ayo kita lihat apa yang dilakukan dua detektif itu.

Saat ini mereka berada diruangan monitor cctv disebuah pom bensin.

"Hyeong, coba perhatikan ini. Ini satu-satunya jalan ke situs pada tanggal 13" ujar detektif Lee yang fokus memperhatikan layar monitor.

"Aigo, kau ini mencari pembunuh berantai atau apa sih?" Kata detektif Wen dengan kaki diletakkan diatas meja sambil ngemil sebungkus ciki.

"Coba lihat ini hyeong!" Pinta detektif Lee lagi
"Itu truk ketua~" ucapnya bernada sambil memainkan mouse komputer dengan lihainya laluuu...
"Itu! Itu hyeong. Itu satu-satunya mobil yang keluar dari situs"

Detektif Wen menghelakan nafas
"Kau sudah memeriksa daftar curiannya?" Ujarnya santai smabil melirik detektif Lee

"Aku tak bisa melalui semuanya sendiri" detektif Lee mulai kesal hingga sedikit meninggikan suaranya.

Detektif Wen menunjuk layar dengan penanya
"Yaa! Seokmin-ah lalu bagaimana semua barangnya bisa berada dimobil seperti itu?"

"Aahh... iyayaa" balas detektif Lee dengan polosnya sambil menjilati bibirnya lalu detektif Wen menyodorkan cemilannya untuk bawahan polosnya itu.

"Barang curian pasti sudah dijual, jadi cari tau soal pembelian barang" kata Detektif Wen sambil ngunyah.

Detektif Lee mencatat apa yang atasannya itu katakan.

"Meski itu dijual terpisah, itu cukup untuk menarik perhatian" kata detektif Wen masih sambil mengunyah.

Namun saat ia melihat layar monitor ada suatu hal yang ia sadari.
"Oh? Tunggu!"

"Kenapa hyeong? Ada apa?" Tanya Lee

Detektif Wen dengan singgap mengambil mouse komputer itu untuk memastikan sesuatu, terus di Zoom nya gambar pada layar itu. Lalu detektif Wen terus mengingat orang pada gambar itu yang hanya terlihat bagian bawah wajahnya karena tertutup topi hitamnya.

Terus mengingat namun tidak dengat detektif Lee yang masih bingung.
"Itu dia? Orang yang kau kenal?"

"Kau lupa?" Tanya detektif Wen
"Foto pernikahan!" Tegasnya

.
.
.


Seorang pria berbadan bongsor memasuki sebuah ruangan yang berantakan, terdapat banyak sticky note merah yang tertempel pada barang-barang tertentu.

Ia berjalan menuju desk yang berada dihapannya, ia sedang mencari sesuatu. Dibukanya tiap laci, mulai dari laci kiri atas, lalu kebawah. Tidak ditemukan. Hingga ia berjalan menuju laci disebelahnya. Dan barang yang dicari akhirnya ditemuanya. Sebuah pasport, dibukanya dari lembar pertama lalu dilembar kedua terdapat foto Wonu.

Tebak siapa yang mengambil pasport itu?

.
.
.

Setelah Wonu mendapat kabar bahwa barangnya dari sekolah seni sudah sampai, ia langsung ke pos satpam untuk mengambilnya.

Lalu ia duduk dikursi dekat pos, dibukanya box itu. Dilihatnya satu per satu barang miliknya, mungkin ia akan mengingat sesuatu.

Saat Wonu membuka buku yang berada dalam box, alangkah terkejutnya dia saat melihat foto-foto mersa dirinya bersama lelaki lain.

Siapa dia? Mengapa Wonu begitu dekat dan terlihat mersa dalam foto itu? Bukan hanya satu foto, namun ada beberapa. Lalu, siapa yang bersamanya saat ini.

Wonu terkejut bukan main, tangannya gemetar memegang foto itu tak percaya.

.
.
.

Mingyu melepaskan seatbeltnya, ia sudah berada diparkiran apartmentnya. Ia mengeluarkan ponselnya untuk memastikan keberadaan Wonu melalui ponselnya. Lalu keluar dari mobilnya menuju apartmentnya.

.
.
.

Wonu masih dengan ekspresi datarnya didepan lift menunggu pintunya terbuka.
Lift terbuka. Namun ada orang yang terburu-buru berjalan daribelakang Wonu hinggu menambrak bahu kirinya.

"Maaf" kata Wonu lembut sambil sedikit membungkukkan badannya.

Namum ketika Wonu akan masuk ke lift, ternyata yang menabraknya tadi adalah ayah dari remaja lantai 7.

Wonu memasuki lift dengan ragu sambil membawa box yang diambilnya tadi, Wonu berharap lift itu cepet melaju, ia sangat takut. Gemetar tangan Wonu, wajahnya pucat pasi.

'Triingg triinggg'
Suara dering ponsel pria itu berbunyi.

"Tunggulah aku hampir sampai" Wonu melirik pria itu
"Aku membesarkannya cukup lama karena ibunya sudah meninggal. Akan kukirim ke bar atau sesuatu. Di cantik, mirip ibunya. Aku akan menelponmu lagi"

Panggilan diakhiri setelah pria itu melihat ada air dari tasnya membasahi sepatunya. Wonu perlahan menghadap kedepan lagi selama pria itu membenarkan botol soju yang tumpah dalam tas kerjanya.

Ketika ia membenarkan botol soju dalam tasnya ternyata botolnya pecah hingga membuat tangannya terluka dan mengucapkan makian terhadap botol itu.

Pria itu membalut lukanya dengan saputangan, namun lagi dan lagi Wonu melihat masa depan, ia melihat pria itu berusaha membunuh remaja lantai 7 dengan mencekiknya. Seketika Wonu kaget dan menjatuhkan boxnya.

'Ting'
Lift sudah sampai lantai 7 dimana apartment pria itu berada, namun ketika pria itu melangkahkan kakinya keluar, Wonu berkata hal yang tak terduga.

"Jangan sentuh anak itu!"

Pria itu menoleh kearah Wonu "apa?"

Wonu menatap pria itu dengan takutnya "jika terjadi sesuatu padanya, aku akan melaporkanmu"

"Kau ini siapa?" Tanya pria itu heran

Pria itu mendekati Wonu perlahan
"KAU INI SIAPAA!??" teriaknya lalu mencekik Wonu hingga terdorong ke dinding lift.



****
Tbc

Vote and comment are highly appreciated
Thanks for reading

사실인가요 Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang