15

134 13 0
                                    

Pintu lift terbuka dilantai 9. Wonu mengikuti lelaki itu atas permintaannya. Wonu bingung, ia hanya diam sedari tadi.

"Aku sangat mengkhawatirkanmu, nu. Dari mana saja kau?" Kata lelaki itu yang berjalan sambil sesekali melihat Wonu lalu ia membuka pintu apartmennya.

Diajaknya Wonu masuk, Wonu berhenti dipintu sambil memeganginya sambil memikirkan suatu hal.

Lelaki itu masuk lalu langsung menuju sebuah meja dengan banya laci, diambilnya sebuah amplop coklat.

Tapi tunggu sebentar, bukannya tempat ini sama dengan tempat Mingyu mengambil pasport Wonu. Lalu siapa lelaki ini? Mengapa Mingyu mengambil pasport Wonu disini? Dan lagi wajah lelaki ini tak asing, seperti pernah melihatnya. (Author)

Lelaki itu menghadap kepada Wonu "Apakah kau melihat stempel kita?"

"Stempel kita?" Ucap Wonu bingung, tapi entah mengapa ia menoleh kearah meja tv, dengan cepat lelaki itu membuka laci meja tv itu untuk mencari stempel. Dan ooh!

"Waah kau punya ingatan yang luar biasa" puji lelaki itu.
Namun, ekspresi Wonu sangat terkejut. Entah mengapa dia mengetahui tempat stempel yang dia saja tak tahu stempel apa. Mata Wonu seakan ingin keluar saking terkejutnya.
"Saat kau pergi, kupikirkan apa yang kau katakan. Aku akan menjawabmu nanti. Kita bertemu disitus jam 8 malam"

Setelah mendengar pernyataan lelaki itu, Wonu mendapat penglihatan lagi. Ia melihat seorang pria berpakaian serba hitam menyeret lelaki yang berada didepannya disitus dengan kepala berdarah-darah.

Untuk kesekian kalinya Wonu menunjukkan wajah terkejutnya, ia terus mengalami hal begini hingga membuatnya gelisah.

"Jangan kesana"
Lelaki yang sudah melangkahkan kakinya tiba-tiba berhenti setelah mendengar perkataan Wonu.
"Kau bisa terbunuh" lanjut Wonu

Lelaki itu hanya menanggapi perkataan Wonu sebagai gurauan untuk menakutinya, tak pikir panjang lelaki itu berpamitan dan meninggalkan Wonu sendiri diapartmentnya sambil membawa amplop dan stempel.

Wonu memegang kepalanya dengan kedua tangannya, ia meresa bingung. Namun ia berinisiatif untuk mencari tahu siaoa lelaki itu, mengapa ia merasakan hal yang janggal mengenai dirinya.

Wonu melihat laci tv yang masih terbuka tadi lalu dilihatnya beberapa surat pos.

'UNTUK KIM MINGYU'
Tulisan disalah satu surat

"Kim Mingyu?" Tanya Wonu penasaran lalu melihat surat-surat lainnya.

'UNTUK JEON WONWOO'
Tulisan disalah satu surat lainnya.

"J-jeon Wonwoo? Jeon Wonwoo?" Sambil menyebut namanya, Wonu menoleh kebelakang dan alangkah terkejutnya dia saat itu. Matanya terbelalak dan mulutnya ternganga dan berdiri, berjalan mendekat ke sebuah foto besar terpampang.

Wonu sangat syok saat melihat sebuah foto pernikahan dirinya dengan lelaki yang ia temui barusan. Pada foto itu lelaki itu berada disebelah kanan Wonu bukan sebelah kiri.
Wonu sangat tak percaya dengan aoa yang ia lihat saat ini, perasaannya campur aduk, kebingungannya menjadi-jadi.

Wonu kembali ke apartmennya untuk memastikan foto pernikahan disana.

'Siapa dia? Apa tujuannya? Mengapa? Benarkah dia yang membunuh orang-orang itu?' Matanya terbelalak saat mencocok-cocokan semuanya. 'Benarkah?' Batinnya lagi.

.
.
.

Saat ini duduklah kedua detektif itu dan ketua situs yang sedang diinterogasi dikantor polisi perihal pencurian yang ternyata dilakukan oleh ketua itu sendiri.
"Lalu mengapa kau merusak cctv malam itu?" Tanya detektif Wen lagi.

사실인가요 Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang