17

135 12 0
                                    

Wonu berdiri didepan gedung apartmentnya, dilihatnya dari bawah ke atas tepatnya dilantai apartemtnya. Selagi Wonu menatap gedung itu, keluarlah seorang anak lantai 3. Dipanggilnya anak itu dan didekatinnya lalu mensejajarkan tubuhnya dengan anak dihadapannya menanyakan kabarnya. Dielusnya rambut lebat anak itu lalu mereka mendengar suara anak laki-laki lain menggil namanya.

"Wonu-ya!" Keduanya menoleh

"Namamu Wonu juga?" Tanya Wonu

Anak itu mengangguk "Ya, aku Jeon Wonwoo" Wonu tersenyum mendengarnya

"Sekarang namanya Kim Wonwoo" potong anak lali-laki yang memanggilnya tadi dan Wonu menaruh perhatiannya kepada anak itu.

"Adik perempuan Kim Minki, Kim Wonwoo" lanjutnya dengan senyuman.

Wonu menegakkan badannya dengan wajah datarnya yang sedang memikirkan apa yang dibicarakan anak itu dengan tatapan kosongnya. Setelah Wonu tersadar dan ingin menolehkan pandangannya kepada anak bernama sama dengannya sudah menghilang, hanya dia sendiri yang berdiri disana.

.
.
.

Masih dikantor polisi dan masih diruang interogasi, namun kali ini dengan detektif Wen.

"Itu seharusnya dilakukan untuk kasus Kim Mingyu. Unit 706... ahh ini catatan adopsi dia" kata detektif Wen sambil melihat sertifikat adopsi.

"Coba lihat! Kim Jong Soo tinggal di unit 706. Anak, Kim Minki" katanya lagi sambil melihat pria dihadapannya

"Kemudian, dikatakan bahwa Kim Jong Soo menghilang" lanjut detektif Wen sambil menyodorkan sertifikat penerapan.

"Dimana Kim Jong Soo?" Tanya detektif Wen dengan menajamkan tatapannya kepada Minki

.
.
.

'TOK TOK TOK TOK TOK'
Suara gedoran keras yang Wonu buat di unit 706 lalu muncullah seorang remaja berpakaian sekolah yang membuka pintu. Wonu menurunkan pandangannya, dilihatnya name tag dibaju remaja itu. 'JEON WONWOO'

Wonu langsung masuk kedalam, dilihatnya sekitar. Masih lengkap dengan segala peralatan tak seperti yang ia lihat beberapa waktu lalu bersama para detektif dan kakak angkatnya.

Wonu dikejutkan saat melihat kalender yang ternyata itu kalender tahun 2003, disentuhnya tulisan tahun dikalender itu dengan tanga gemetar untuk memastikan.

Ada sebuah cela pintu, Wonu pun memasuki kamar itu, dilihatnya seorang remaja dnegan kemeja putih sedang duduk dimeja belajarnya. Wonu mendekat. Remaja itu sedang mengukir urat-urat daun disebuah liontin. Wonu syok saat melihatnya, liontin ini yang pernah ia ambil dari saku jaket kakaknya yang ia tuduh seorang pembunuh.

Saat ia ingin meraih tangan yang sedang mengukir itu tiba-tiba listrik berkelap kelip lalu ia mendengar teriakan keras.

Ia melihat seorang pria paruh baya mencekik remaja itu sampai hampir tak bernapas, dan dari belakang pria itu ada seorang lelaki yang memukul kepalanya dengan sebuah patung kuda dengan keras hingga pria paruh baya itu tak sadarkan diri.

"Hyeong" ucap remaja itu yang masih berbaring dilantai.
Lalu kakak si remaja itu memberika jaket kepadanya dan mengambil jaket hitamnya dikamar.

Remaja itu tak percaya apa yang ia lihat, ayahnya sudah tak bernapas lagi.

"Wonu-ah, pergilah ke asrama Mingyu sekarang. Jika dia bertanya, bilang padanya bahwa aku yang menyuruhmu. Bilang saja kau datang cepat ke sekolah" pintanya tergesa-gesa dengan senyuman tipis

"Bagaimana aku bisa? Ini salahku! INI SEMUA KARENA AKU!" Ujar remaja itu yang terus menyalahkan dirinya.

"Ini bukan salahmu. Kau tak melakukan kesalahan apapun. Tetaplah fokus, hm. Dengarkan aku! Kau tak pernah pulang hari ini. Jika polisi bertanya, bilang kau tak tahu. Mengerti?" Balas kakaknya sambil menenangkan remaja itu.

Remaja itu menunduk dan menangis dengan apa yang ia dengar.

Wonu yang sedari tadi berdiri dibelakang mereka, melihat semua apa yang mereka lakukan dan katakan pun mulai mengingat masa lalu yang ia lupakan. Wonu mendekat, ia gemetar hingga mengeluarkan air mata. Ia berlutut dan mengulurkan tangannya ingin menyentuh yang ternyata itu kakaknya.

"Hyeong!" Ucapnya kecil

****
Tbc

Vote and comment are highly appreciated
Thanks for reading

사실인가요 Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang