19

182 13 0
                                    

Go back to ruang interogasi

"Mayat yang kita temukan disitus bukan mayat Kim Mingyu" ucap detektif Lee pelan takut terdengar oleh Minki yang berada didekat mereka. Mereka keluar dari ruangan untuk memastika mayat itu dan mencari keberadaan Kim Mingyu.

Minki yang ditinggalkan diruangan dengan pintu terbuka pun mencari cara untuk keluar dari sana, hingga ia melihat jaket kepolisan milik detektif Wen dan keliar dari sana memakai mobil milik detektif Wen untuk mencari keberadaan Wonu.

.
.
.

Wonu tersadar, ia membuka matanya perlahan dan dilihatnya ada suaminya Kim Mingyu tepat berada dihadapannya yang sedang melihat kearah lain. Wonu berusaha melarikan diri namun sangat disayangkan, kaki kanannya patah. Wonu meringis kesakitan, sangat kesakitam sampai menangis memeganggi kaki kanannya.

"Kau tau, aku sangat senang. Oh iya, direktur senimu bialng kau tak ingat apa-apa. Kau selalu menatapku seperti itu. Kau tahu betapa sakitnya aku?" Pernyataan Mingyu dengan suara pelan membuat Wonu tak mengerti maksudnya.

"Wonu-ah! Bagaimana bisa kau begitu egois? Hah!? Kau tak ingat?" Lanjut Mingyu dengan ekspresi menakutkan.

.

*Flashback

"Tn. Kim, Jika kau mencap ini untukku sebelumnya, aku tidak perlu memberimu perlakuan khusus" kata preman yang menagih hutang Mingyu sambil melihat asuransi Wonu yang telah pindah tangan ke Mingyu untuk melunasi hutangnya.

"Jadi, bagaimana kau akan membunuhnya?" Lanjut preman itu

"Maafkan aku, tapi aku tidak bisa" ucap Mingyu yang hampir dipukuli preman itu, wajah Mingyu sudah berlumaran darahnya karena dihajar habis-habisan oleh preman itu.

"Kau ingat, bunga naik dari hari ke hari" ucap preman itu lagi sambil mengambil dan memakai jam tangan Mingyu.

Saat preman itu berdiri untuk meminum segelas wine dan mengambil rokoknya dan disaat itu juga Mingyu berbicara hal yang tak dipahaminya, lalu preman itu berbalik arah dan dilihatnya Mingyu dengan pisau ditangannya, dengan cepat preman itu menendang Mingyu dnegan keras hingga ia terpental. Namun, Mingyu tak sebodoh itu, sebelumnya ia sudah memasuki sejenis racun mungkin kedalam wine itu.

Setelah preman itu menendang Mingyu tiba-tiba mulutnya berbusa, dadanya sesak hingga jatuh terguling dan meregang nyawa. Mingyu yang melihat itu dengan santainya ia mengambil pisau yang terjatuh dari tangannya tadi.

Mingyu menduduki perut preman yang sedang meregang nyawa lalu

'Zheuup!'
Satu tusukan tertusuk didada kiri preman itu
"Aku sudah menyuruhmu untuk menunggu!"

'Zheup!'
Satu tusukan lagi
"Aku sudah memperingatkanmu!"

'ZHEUP!'
"KUBILANG TUNGGU, BANGSAAT!!!"
Teriak Mingyu sambil menusuk preman itu sangat dalam.

Setelah menusuknya Mingyu menyeretnya hingga masuk kesebuah bak seukuran badan lalu dimasukkannya adonan semen untuk menguburi jasat preman itu lalu membersihkan darah yang berceceran.

Mingyu memyadari seperti ada seseorang dibelakangnya, ia menoleh, dilihatnya ada Wonu yang baru saja datang dan melihanya yang tengah berlumuran darah.

"Wonu-ah" Mingyu berdiri mendekat
"Wonu-ah!"

"Jangan mendekat" Wonu berjalan mundur

"Wonu-ah, aku bisa menjelaskannya" kata Mingyu perlahan mendekat

"Berhenti!" Pinta Wonu lagi

"Aku bisa menjelaskannya!!" Ditariknya Wonu namun Wonu menarik dirinya juga hingga jatuh terduduk dan membuat tasnya pun terjatuh dengan isinya terkeluar.

'PANDUAN IMIGRASI KANADA' sebuah buku dilihat oleh Mingyu dan diambilnya. Ditatapnya Wonu.

"Kau akan pergi dengan Minki? Itu sebabnya kau ingin bercerai?" Tanya Mingyu tak percaya.

Wonu hanya terdiam menggeleng cepat.
"Tidak, tidak mungkin. INI SUDAH GILA!!" Bentak Mingyu sambil menghempaskan buku itu dengan keras lalu berdiiri.

Wonu mengambil buku itu lalu dipeluknya.
"Kumohon berhenti!" Pinta Wonu
"KAU YANG SUDAH GILA!!" bentak Wonu juga

Didorongnya Wonu dengan keras hingga punggungnya terbentur ke kayu-kayu yang tersusun dengan keras. Wonu meringik kesakitan.

"Gila katamu? Bagaimana aku tak jadi gila terjebak diantara kalian berdua?" Ujar Mingyu kesal

Wonu berusaha berdiri dengan memegangi besi disampingnya, Mingyu memdekat lalu dengan cepat melingkarnya kedua tanganya ke leher Wonu.

"Kau pikir aku gila?" Katanya sambil terus mencekik Wonu
"Aku gila karena kalian berdua! KARENAK KAU DAN MINKI!!" Bentaknya didepan Wonu hingga besi yang Wonu senderi roboh, dengan reflek Mingyu melepaskan cekikkannya.

Mereka terguling, Wonu melihat besi dihadapannya. Womu berusaha meraih besi itu namun tiba-tiba Mingyu pun telah meraih salah satu kaki Wonu, Wonu terus meraih besi itu sampai dapat lalu..

'BUGH'
Suara hantaman besi mengenai kepala Mingyu dengan keras hingga ia tak sadarkan diri dan banyak mengeluarkan darah dari kepalanya.

.
.
.

Detektif Wen setelah mengetahui bahwa Minki telah melarikan diri bergegas mengejar Minki dan menyuruh detektif Lee juga untuk bersiap.

.
.
.

Sebuah mobil melaju diatas rata-rata tak menghiraukan pengemudi lain dan lampu lalu lintas.

Minki sampai disitus dan menemukan Wonu sedang duduk meringkuk dibalik pilar, Minki mencoba menenangkan Wonu dengan menaruh banyak perhatiannya. Dilihatnya ada Mingyu yang tergeletak berlumuran darah tak jauh dari keberadaan mereka.

"It's ok it's ok" Minki terus menenangkan Wonu dengan senyumannya.

Minki berdiri memikirkan apa yang harus ia lakukan, ia melihat sekitar. Setelah mendapatkan arahan dari pikirannya sendiri, Minki menyeret Mingyu kedalam adonan semen yang ia buat sendiri untuk mengubur preman tadi.

Wonu tak percaya apa yang ia lihat, Wonu berdiri dan berjalan ke pojok yang tak berpagar.
"Dari dulu dan sekarang..." Minki menoleh kearah Wonu
"Kau belim berubah" Minki mendekat saat mendegar kata-kata Wonu
"Kau memutuskan dan bertanggung jawab sendiri yang bahkan itu bukan kesalahanmu" lanjut Wonu

"Wonu-ah"

"Maafkan aku, hyeong. Ini semua salahku" Wonu berjalan mundur lagi

"Tidak! Tidak, Wonu-ah jangan!" Pinta Minki

"Maafkan aku"
Setelah mendengar kata itu Minki berlari mendekatan sambil berkata jangan namun apadaya Wonu sama sekali tak memdengatkannya. Wonu menjatuhkan dirinya dari ketinggian itu sementara Minki hanya bisa berteriak.

'TEUM'
Suara seperti barang berat jatuh dari ketinggian berbunyi. Dengan cepat Minki berlari kebawah melihat adiknya tak sadarkan diri dengan berlumuran darah.

Lalu digendongnya Wonu menuju rumah sakit terdekat dengan berlarian.

Dan ternyata Mingyu masih hidup, ia bangkit dari dalam adonan semen itu dan melihat Minki berlarian mengendong Wonu.

*Flashback end



****
Tbc

Vote and comment are highly appreciated
Thanks for reading

사실인가요 Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang