20

430 18 1
                                    

"Apa yang kau lakukan?" Tanya Wonu melihat Mingyu menyiram bensin keseluruh ruangan. Ingin rasanya Winu berdiri namun tak bisa, sakitnya bukan kepalang.

Mingyu berbalik dan mengambil sebuah rokok, dinyalakan api untuk rokok itu sambil memegang sebuah bingkai foto.

"Aku selalu penasaran. Minki dan aku... aku ingin tahu siapa yang lebih mencintaimu" ujar Mingyu sambil memegang bingkai yang terdapat foto dirinya, Wonu dan Minki.

"Bagaimana Minki ingin menyelatkanmu dan betapa aku ingin membunuhmu. Semuanya untuk cinta, bukan?" Kata Mingyu melototi Wonu yang terduduk lalu dilemparnya bingkai foto tadi.

"Sayang sekali Minki tidak melihat ini" kata Mingki dengan senyuman dibibirnya. Wonu menggelengkan kepalanya seperti sudah tahu apa yang akan terjadi selanjutnya.

Yaa, tentus saja Mingyu melemparkan puntung rokoknya ke lantai yanh sudah disirami bensin dan berlalu dari apartment saat api berkobar sangat banyak.

.
.

Minki dengan sangat cepat saat ini sudah memasuki gedung apartment, ia berlari menaiki tangga darurat dan tak sengaja bertemu Mingyu.

Minki meremas hoodie Mingyu dan mendorongnya kuat kepintu.
"Dimana dia!? Dimana Wonu, bangsat!?"

"Kau harus bertanya dengan baik padaku disaat seperti ini" kata Mingyu santai.

"Dasar bajingan, bangsat, anj..." kata-kata Minki terpotong saat sebilah pisau menusuk ke perutnya.

"Kau terlambat! Pergilah ke neraka dan tunggu aku!" Ucap Mingyu sambil memutar tusukannya membuat Minki kesakitan lalu Mingyu menarik pisaunya dan pergi berlalu menuruni tangga saat Minki terduduk menahan sakit dan darah yang terus keluar.

.

Kedua detektif itu pun sampai digedung apartment. Detektif Wen melihat mobilnya terpakir didepan gedung dan langsung masuk kedalam apartment.

Tak ada satupun lift yang bekerja. Terpaksa mereka menaiki tangga untuk mencapai tujuan.

Saat menaiki tangga detektif Wen berpapasan dengan Mingyu. Ia masih belum yakin, jadi detektif Wen memutuskan untuk memanggilnya. Namun saat Mingyu membalikan badan, ia malah mengayunkan pisau yang ia pegang kearah detektif Wen, untung detektif Wen dengan sigap menghindar sampai detektif Lee datang membantu.

Detektif Lee menangkap Mingyu dari belakang, namun dilawan oleh Mingyu yang mendorong badannya kebelakang hingga tubuh Detektif Lee terbentur kuat kebelakang, lalu detektif Wen menendang Mingyu hingga terjungkal. Saat itu juga dengan sigap dua detektif itu menahan Mingyu. Kali ini Mingyu tak bisa melawan lagi, ia hanya menampakkan wajah kesalnya.

.
.
.

Minki berjalan dengan sekuat tenaga menuju Wonu berada sambil memegangi perutnya. Ia berjalan memasuki apartment yang sudah berkobar api yang lumayan besar. Minki berjalan melewati api dan memanggil Wonu sambil menutupi penciumannya dengan sikunya.

Ia mendapati Wonu yang sudah tak sadarkan diri bersandar didinding. Minki terus menepuk-nepuk pipi Wonu dan menyebut namanya agar ia sadar. Wonu tetap tak sadarkan diri, tanpa pikir panjang Minki pun mengendong Wonu untuk keluar, namun sangat susah karna api sudah banyak melahap isi apartment hingga banyak runtuhan arang yang jatuh menimpa.

Mereka tak bisa keluar. Akhirnya Minki memutuskan untuk tetap disana didekat dinding kaca apartment sambil terus membuat Wonu sadar.

"Wonu-ah" suara lemahnya terdengar

"Hyeong" suara lirih Wonu tersadar

"Iya, ini aku, hyeong mu"

"Kau datang?" Minki mengangguk menjawab pertanyaan Wonu. Mereka salinga pandang dan menangkup wajahnya. Minki melemah, tangannya yang menangkup wajah Wonu mulai terkulai. Wonu melihat perut Minki terus mengeluarkan darah tak sanggup menahan air matanya. Minki terus menangkan Wonu dengan mengatakan dia akan baik-baik saja.

사실인가요 Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang