08

193 20 1
                                    

Pantai

Mereka berdua sedang duduk ditepi pantai sambil memandangi laut dan aroma laut yang membuat suasana menjadi lebih rilex.

"Maaf aku bereaksi berlebihan sebelumnya. Aku hanya harus mengatakan hal-hal baik" ujar Mingyu tanpa melihat kearah Wonu

"Apakah aku tahu cara berenang?" Pertanyaan Wonu alih-alih menjawab petanyaan Mingyu

"Berenang?"

"He'eh, berenang"

Mingyu memandangi Wonu sambil tersenyum setelah dilontarkan petanyaan itu

"Ayo kita coba dan lihat" ujar Wonu dengan semangat

"Sekarang? Disini?" Tanya Mingyu sambil tertawa kecil melihat Wonu berjalan menuju bibir pantai.

"Hei! Wonu-ya! Ini dingin" teriak Mingyu denan senyuman tak terbendung.
"Airnya masih terlalu dingin" lanjut Mingyu, kalinya ia berdiri.

.

Wonu berjalan ke perairan, terus berjalan hinggu jauh dari bibir pantai.
"Wonu-ah! Ini dingin, berhenti sampai sini! Hm! Ayo kita kembali!" Mingyu tak henti-hentinya menyuruh Wonu berhenti berjalan ketengah.
"Itu berbahaya Wonu-ah. Ayolaah! Ayo kita kembali" lanjut Mingyu. Terdengar suara tawa mereka yang sedari tadi tak menghentikan kaki mereka.

"Mingyu-ah, aku suka" setelah berkata kata-kata itu Wonu hampir terpeleset namun dengan sigap Mingyu menangkapnnya dari belakang.

Wonu saat ini ada dipelukan Mingyu sambil memejamkan matanya.

"Kau tak apa-apa?"

"Kurasa aku tidak bisa berenang. Aku takut" ujar Wonu yang masih memejamkan matanya.

"Tidak, kau menyukai air. Kau suka pergi ke pantai setiap musim panas. Kau juga menyukai danau" pernyataan Mingyu barusan membuat Wonu tersenyum lebar menatap Mingyu, begitupun sebaliknya.

"Tenang, aku akan memegangimu" lanjut Mingyu

"Bener yaa, jangan lepaskan aku" Wonu menarik nafas dengan teratur dengan senyuman tak luntur sedari tadi.

Dengan tenang Wonu melepaskan pegangannya, begitupun dengan Mingyu. Perlahan diletakkannya Wonu diatas air, dengan perlahan pula Mingyu menjauh membiarkan Wonu terapung.

"Mingyu-ah, apakah kamu masih disana?" Tanya Wonu yang sedang terapung badannya.

"Hm, aku akan selalu di sisimu. Bahkan jika kau tak bisa melihatku" jawab Mingyu dengan penuh percaya diri dan senyuman dibibir indahnya.

Wonu yang terapung dengan bahagianya, lalu memejamkan matanya menikmati angin dan arima laut yang telah membasahinya.

Namun, tiba-tiba penglihatan lainnya muncul kembali. Ia melihat seseorang mendorongnya dari gedung.

Dan Buuu! Wonu terbangun dari tidurnya.

Nafas Wonu seperti orang yang habis berlari berkilo-kilo meter jauhnya, keringatnya bercucuran. Mengatur nafas sejenak, lalu berdiri keluar kamar. Tak ada orang, bahkan suaminya.

Ia berjalan, dilihatnya dimeja makan ada makanan dan secarik kertas disampingnya.

'Panaskan sebelum makan. Jangan lupa minum obat♡'

Begitulah isi surat itu yang tertulis diatas kertas berwarna kuning pucat.

Dilihatnya ada sepiring nasi goreng dengan telur mata sapi, tak lupa dengan 6 butir obat disebelahnya.

'Ting tungg'
Suara bel apartment berbunyi.

"Ini polisi. Kami telah menerima laporan dari rumah sakit anda dirawat" ujar seorang polisi dari balik layar monitor dekat pintu.

Dengan ragu Wonu menyentuh layar monitor untuk membuka pintu.

.
.

"Sepertinya rumah ini minimalis" kata detektif Wen sambil menyeruput minuman ditangannya sambil berdiri.

"Hah?" Ujar Wonu terkejut mendengar pernyataan detektif Wen

"Tn. Kim, laporan ini bilang anda mengalami memar. Ini" potong detektif Lee menghiraukan celotehan detektif Wen sambil menunjukkan sebuat dokmen beserta poto memar milik Wonu.
"Bisa jadi karena kecelakaan. Tapi beberapa mungkin dari sebelum anda jatuh" lanjut detektif Lee

"Kami menanyakan soal suamimu. Jika dia kasar atau melakukan kekerasan..." potong detektif Wen to the point.

"Aku akan melaporkannya" ujar Wonu sambil melihat poto pernikahnnya.

"Euh maaf?" Detektif Wen sedikit terkejut mendengar pernyataan tadi.

Wonu sedikit tertawa "maksudku jika iya, sudah pasti kulaporkan"

Deketif Lee membalas dengan tawaan canggung namun tidak dengan detektif Wen.

"Anda pergi hiking bersama?" Tanya detektif Lee

"Iya" jawab Wonu

"Tapi kudengar kau kehilangan ingatanmu" celetuk detektif Wen sinis

Wonu tak menjawab, ia sedikit bingung dengan setiap pernyataan Detektif Wen.

"Maaf, semuanya baik-baik saja, bukan?"
Wonu menangangguk sambil minum air digelasnya mendengar pertanyaan detektif Lee.

"Silahkan tandatangan disini. Jangan khawatir, ini formalitas untuk memeriksa laporan kami"
Wonu mengangguk lagi mendengar pernyataan detektif Lee.

Dilihatnya setiap kata dalam dokumen itu, terdapat kata 'KIM MINGYU, LAHIR 06.04.1987'

"6 april?" Batin Wonu, dilihatnya layar ponsel dan ternyata hari ini tanggal 5 april, setelah melihat itu Wonu segera menandatangani dokumennya.

"Hubungi kami jika kau buyuh sesuatu" ujar detektif Wen sambil menyodorkan kartu namanya.

Wonu mengangguk dan mereka berlalu melewati lorong menuju pintu keluar. Namun, detektif Wen berhenti, matanya melototi sebuat poto besar yang terpajang didekat lorong.

"Bukankah terbalik?" Katanya sambil melihat poto pernikahan Wonu dan sang suami yang berada disebelah kiri Wonu.

Lagi lagi Wonu dibuat bingung karena tingkah detektif Wen, namun dengan cepat detektif Lee mengajaknya keluar setelah berpamitan.


****
Tbc

Vote and comment are highly appreciated
Thanks for reading

사실인가요 Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang