15 : | Rain |

2.6K 586 432
                                    

"Mari kita berlomba, siapa yang akan lolos untuk keluar duluan!"

"Kalian juga harus membebaskan anak anak kalian..."

"Boom nya akan meledak dalam..."

"Dua menit lagi..."

"TENDANGAN ATUUUYYYY, HIYYAAAAA"

BUUAAAGGGGHGGG

Yuta berlari lalu menendang badan Felix hingga dirinya tersungkur. Melihat Felix yang tersungkur, Yuta langsung merebut kunci jeruji yang berada dalam pegangan Felix.

"GOOD JOB YUTA!" sorak Sunghoon bangga.

"HWHHAHAHAHAHA UKE KU GITU LOH!!" ini siapa yang teriak anjir.



•••



"BOM NYA MELEDAK SATU MENIT LAGI DAN KITA GATAU JALAN KELUAR?!" panik Satya.

"Tenang bespren, jangan panik! kalau kalian panik, nanti makin kecil peluang kita untuk keluar!" nasihat Sunghoon berusaha merasa santai.

"Sisa 40 detik lagi!" cicit Seon sudah pasrah.

"Oke, mari kita hitung!" ucap Sunghoon dengan nada sisca khol.

"Sinting lu anjer!"
"Hoon, kita putus!"
"Ku pengen resign jadi anak:)"

"20 detik lagi"

Sunghoon berdiri paling depan di antara gerombolan yang berada di belakang nya.

"Pa!" tegur Satya, namun tak di pedulikan oleh Sunghoon.

"10"

"9"

"8"

"7"

"6"

"5"

"4"

"3"

"2"

"1"

"..............."

"Duar, yey meledak!" girang Daniel lesu.

"Siapa bilang Felix masang bom beneran? hahahaha, di area sini pun ga ada tanda tanda bom meledak!" jelas Sunghoon santai.




•••




"...."

"Lo... Reyhan Wijaya Argantara?"
"Lo... Jayden Wijaya Argantara?"

Mereka menatap satu sama lain. Saling memerhatikan mimik wajah, bahkan berdiri canggung.

"Kok kita bisa... mirip ya?" tanya Jay terheran.

"Kita kan lahir di rahim yang sama..." jawab Jayden.

"Itu..."
"Mama sama papa kit---"

Back || Enhypen Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang