5 : | Lena |

3.5K 674 450
                                    

"Akan gue hitung waktu permainan nya dalam..."

"3"

"2"

"1"

DOR

"AAHHKK"

"JAKE!"

"SIALAN!"

"... !!!"

"Ups..."

Jayden mengarah kan benda tajam itu ke arah Jake, dan tanpa aba aba ia menarik pelatuk nya hingga perut Jake terkena tembakan itu. Jake tumbang, langsung di tangkap oleh Jungwon.

Sunghoon beralih menatap Jayden yang sudah tersenyum puas. Apa maksud pria ini?!

"MAKSUD LO APAAN ANJING!"

DOR

"GUE JUGA BISA YA BABI!" Amuk nya sambil menodongkan pistol ke arah kepala Jayden.

"Kaya nya bakal ada perang besar nih, seru kayak nya," ucap Jayden tersenyum ke arah Sunghoon.

Sunghoon melirik Jungwon yang sedang memangku Jake. Sunghoon mengode Daniel untuk membantu Jungwon dan Jake untuk keluar dari ruangan kosong itu.

Daniel peka, ia langsung menghampiri Jungwon lalu membantu nya menggendong Jake.

Hingga kini, tersisa Sunghoon dan Jayden di dalam ruangan kosong itu. "Oke, mari kita lihat siapa yang menang dalam perang kecil ini," ketus nya menatap tajam Sunghoon.

Sunghoon mengeluarkan decihan nya, seolah meremehkan skill menembak Jayden. "Gue bisa jadi monster, kalo orang yang gue sayang di apa apain!" Peringat Sunghoon.

"Oh ya? Coba tarik pelatuknya!" Titah Jayden pada Sunghoon.

Dengan segera, Sunghoon menarik pelatuk pistol nya ke arah kepala Jayden, namun! Jayden menunduk dan berhasil menghindar.

"Oh, handal juga lo," umpat Sunghoon merasa geram.

Jayden berdiri lagi, lalu menarik pelatuk nya dan di arahkan ke arah Sunghoon, namun Sunghoon dengan segera menghindari dengan cara berjongkok, lalu berdiri lagi.

"Ahah, handal juga lo," kini Jayden yang mengumpat.

Terjadilah kejadian baku tembak antara Sunghoon dan Jayden. Belum ada yang terkena luka tembak, karena mereka selain pintar menembak dengan tepat, mereka berdua juga handal dalam menghindar.


•••


Lean dan Lena terkejut setengah mati melihat mayat ibu mereka di dalam kulkas yang sudah membeku. Mereka pun tau siapa pelaku di balik semua ini.

Lean terisak dan duduk merenung memerhatikan mayat sang ibunda yang nampaj tertidur cantik untuk selamanya. Terlihat, Lean mengepalkan tangan nya kuat, pertanda ia marah saat ini.

Pria berumur 15 tahun itu berdiri lalu menghampiri kakak perempuan nya yang tengah terdiam kaku, beku, dan pasrah di atas sofa.

"Kak, papa udah keterlaluan... Ayo lapor polisi hiks," usul nya menangis kembali.

Lena menunduk. "Percuma dek," ucap nya dengan suara bergetar. "Polisi mana berani ngurusin kasus yang berhubungan sama papa... inget Lean! Papa keturunan kakek kita, Yakuza!" Jelas nya.

Kaki Lean melemas seperti jelly, lutut nya terbanting menyentuh lantai. "Hiks, kak kita harus gimana, mama udah ga ada kak hiks," tangis nya kembali.

Back || Enhypen Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang