>>>Prince<<<
Udara panas Jakarta dapat kurasakan kembali saat aku menginjakkan kakiku keluar dari Bandara. Aku kembali ke Jakarta untuk merayakan Natal bersama keluargaku. Memang setiap tahun aku selalu pulang ke Jakarta tetapi pada tahun ini aku hanya merasa sedikit berbeda. Aku sudah menyelesaikan masalahku dengan salah satu dosen dan juga aku sudah putus dari Alina. Aku rasa ini adalah saat terbaik untuk fokus terhadap diriku sendiri. Aku siap untuk menemukan bagian dari diriku yang sudah hilang.
Seperti biasa setiap aku pulang, keluargaku selalu menyambutku dengan berbagai jenis makanan dan minuman yang terhidang meja makan. Selain itu, Marcell dan Kathryn juga selalu menyambutku di rumah saat aku pulang setiap menjelang hari Natal. Marcell sekarang berkuliah di Jakarta dan mengambil jurusan hukum. Kalau Kathryn, dia belajar di Singapore, mengambil jurusan desain.
"What's up bro? Gimana? Udah dapet cewe Aussie belom? " tanya Marcell sambil menepuk pundakku.
As always, Marcell tidak pernah berubah, setiap dia bertemu denganku dia selalu membahas tentang wanita. Kalau Gina? Gina tidak pernah lagi bergaul dengan kami. Terakhir kudengar, ia kuliah di Jakarta but i'm not really sure karena ia seperti menghilang tanpa kabar.
Seperti pada natal pada tiap tahunnya, aku menghabiskannya dengan baik dan bahagia. Bertemu dengan keluargaku adalah hal terbaik yang selalu kunantikan tiap tahun. Memang jarak membuat kita menyadari arti dari seseorang. Hari berganti hari dan tak terasa sudah menjelang tahun baru. Aku berencana akan menghabiskan tahun baruku di Indonesia.
Tradisi keluargaku setiap menyambut tahun baru adalah berkumpul di rumah kakek dari sisi papaku. Kakek dan nenek dari papaku tinggal di Jakarta, jadi setiap ada hari besar kami selalu mengunjunginya. Kalau Marcell? Marcell jangan ditanya lagi. Setiap menjelang tahun baru dia pasti selalu mabuk. Aku hanya bingung mengapa Marcell selalu mabuk dan party di hari-hari besar seperti ini. Aku tahu kalau dia memang anak broken home tetapi dia bisa mengunjungi kakek dan nenekku juga; secara kakekku dan kakek dari bokapnya Marcell itu saudaraan.
Setiap malam menjelang tahun baru, keluargaku merayakannya dengan cukup meriah di rumah kakek. Dari mulai jam setengah 11, aku dan sepupu-sepupuku sibuk menyiapkan makanan untuk tahun baru. Aku dan sepupu-sepupuku yang laki-laki selalu bertugas mengurus bagian barbeque. Suasana ramai dan bahagia selalu kurasakan tatkala sepupu-sepupuku saling bercanda satu sama lain. Malam menjelang tahun baru adalah salah satu favoritku karena kami sangat bersenang-senang.
Di tengah-tengah keramaian itu, ponselku berdering. Aku langsung melihat siapa yang memanggilku dan ternyata itu adalah Marcell. Aku sangat bingung mengapa ia meneleponku padahal setiap tahun ia selalu menikmati partynya.
"Apaan?" tanyaku ke Marcell.
Aku hanya dapat mendengar suara musik yang sangat keras sehingga aku tidak dapat mendengar suara Marcell. Tiba-tiba aku mendengar suara seseorang dari teleponku.
"HALO?" sapa seorang wanita dengan suaranya yang dikeraskan.
"Ya?" tanyaku.
"Lo temannya Marcell kan? Tolong jemput dia sekarang, dia mabuk berat, nih. Gue gak bisa ngurus dia" kata wanita itu.
"Dimana lokasinya?" tanyaku.
"Gue share loc deh. Cepat dah lu. Males banget gua ngurusin dia" kata orang itu.
Seperti biasa, aku langsung bergegas pergi meskipun itu adalah malam tahun baru. Saat ini, Marcell benar-benar merepotkanku. Aku memasuki lokasi kelab malam yang telah dikirim melalui Line. Saat memasuki lobby, aku melihat Marcell sedang dipapah oleh seseorang karena ia mabuk berat. Aku mengambil alih untuk memapah Marcell dan memasukkannya ke dalam mobilku. Bau alkohol dari tubuh Marcell menyeruak memenuhi hawa mobilku.

KAMU SEDANG MEMBACA
A Letter To Prince [Complete]
Romance(COMPLETED STORY) Warning : 16+ Cowok ganteng bisa sakit hati? Dear Prince I don't know how many times i write letters about you. I really miss every single thing about you now. Your perfect sharp nose, your perfect jawline that i forever adore. Kar...