Note : Play the song for better experience! xoxo ♡♡
>>>Prince<<<
Sehari sesudah kejadian pada malam itu, Ellen menyelesaikan ujian susulannya dan langsung berlibur ke Jambi, kampung halamannya pada liburan akhir semester 2 kelas 11 itu. Semenjak kejadian itu, Gina tidak berani lagi kepada Ellen. Sejak saat itu, Gina memang tetap tidak rukun dengan Ellen tetapi Gina menunjukkan sedikit rasa hormatnya kepada Ellen.
Aku bahagia Ellen sudah bisa hidup tenang meski sebenarnya "kehidupan tenang" itu belum menyentuh arti kebebasan yang ia inginkan. Kami bertelepon tiap malam dan aku bisa merasakan kebahagiaan dari nada suaranya. Ellen sangat bahagia di liburan kali ini karena ia bisa melihat adiknya dan juga ibunya. Satu tahun yang dijalaninya di sini sungguh berat. Aku yakin Ellen dapat menjalani beberapa tahun lagi di sini karena dia orang yang kuat.
The sad thing is, i really miss her....
Aku tidak bertemu dengannya selama liburan akhir semester ini, padahal banyak hal yang sudah kurencanakan untuk menghabiskan liburan semester ini bersamanya. Movie date, car date, beach date, thrift date sudah kurencanakan tetapi Ellen sudah berlibur ke Jambi. But, she deserves all of it.
Call me crazy tapi inilah yang kulakukan. Aku mengambil penerbangan dari Jakarta menuju Jambi. Okay, this sounds pretty insane but i do it because i miss her so bad. Aku meminta alamat rumah Ellen melalui Om Randi. Aku ingin memberi surprise kepadanya. Aku tiba di sana pada siang hari tepat pada jam 2 siang . Aku memesan kamar di sebuah hotel dan aku merental sebuah mobil di showroom yang berada di samping hotel itu.
Sesudah beristirahat selama beberapa menit, aku menyalakan google maps di ponselku dan menuju ke rumah Ellen. Jambi sungguh berbeda dari Jakarta. Tenang dan tidak macet. Aku suka dengan suasananya. Aku menghidupkan radio sambil menikmati suasana jalanan yang dipenuhi oleh ruko-ruko bertingkat dua itu.
Aku memarkirkan mobilku di depan sebuah rumah berwarna kuning itu. Aku melihat seorang wanita paruh baya sedang menjemur pakaian. Aku bisa tahu kalau itu adalah ibunya Ellen karena wajahnya yang mirip dengan Ellen. Aku keluar dari mobil dan berjalan ke arah rumah itu.
"Permisi, Tante. Ellennya ada?" tanyaku.
Wanita itu berpikir sejenak dan langsung tersenyum, "Kamu Prince kan?" tanyanya balik.
"Iya, tante" jawabku.
Wanita itu langsung menyambutku dengan senyumannya dan memegang kedua tanganku, "Makasih ya, nak. Tante gak tahu lagi mau bilang apa. Kalau bukan karena kamu, tante gak bakal tahu kalau Ellen menderita di sana"
"Sama-sama, Tan"
"Oh iya, masuk dulu. Ellen lagi pergi ke warung sebelah sebentar"
Aku dipersilakan duduk di sebuah kursi panjang dengan TV didepannya. Tante menghidangkan kepadaku sebuah bolu pandan dan segelas teh manis hangat.
"Nggak usah repot-repot, Tante" kataku.
"Nggak kok, Prince. Gimana perjalanan ke sini? Naik apa ke sini?" tanya Tante.
"Naik pesawat, Tan"
"Maaa, tepung panirnya gak ada di warung...." suara yang kukenal itu terdengar dari luar. Suara yang selalu ingin kudengar.
Aku langsung ke luar dan melihat Ellen berdiri dengan celana pendeknya dilengkapi kaos oblong berwarna biru dan sambil memegang sebuah plastik hitam dengan isi di dalamnya. Ellen yang kulihat sudah terlihat berbeda. Ia memotong rambutnya menjadi sepeendek dagu dan dengan hair style poni selamat datang. Ellen terlihat sangat terkejut melihatku.

KAMU SEDANG MEMBACA
A Letter To Prince [Complete]
Romansa(COMPLETED STORY) Warning : 16+ Cowok ganteng bisa sakit hati? Dear Prince I don't know how many times i write letters about you. I really miss every single thing about you now. Your perfect sharp nose, your perfect jawline that i forever adore. Kar...