Forgive me, please

391 44 1
                                    

>>Prince<<

Aku kembali membaca sekilas matter yang berkaitan dengan prepare motion yang diberikan untuk debate competition yang diadakan besok.

"You love her so much, don't you?" tanya Marcell.

"Ngaco lo" jawabku.

Ellen keluar dari kamar mandi. Ia telah memakai baju yang kuberikan kepadanya.

"Ini gue udah benerin"kata Marcell sambil memberikan flashdisk.

"Makasih banyak ya, Cell" ucap Ellen berterimakasih. Ellen mengecek jam di ponsel kecilnya.  "Aduh, gue pulang dulu ya guys. Gua udah terlambat soalnya" kata Ellen sambil menyandang tasnya dan berlari pulang keluar. Aku mengikuti Ellen yang berlari keluar, tetapi aku tidak sempat menyusulnya karena Ellen berlari begitu cepat.

"Ehh," dengusku. Aku masuk kembali ke dalam dan duduk di sofa untuk membaca matter.

"Ngomong-ngomong, lo gak ganti baju? Baju lo basah juga lo" kata Marcell. Aku tidak menjawab pertanyaannya tetapi aku tetap melanjutkan membaca matter untuk prepare motion.

"Oh iya, Ellen pacaran sama Joshua loh" kata Marcell.

Sontak saja aku terkejut dan bingung di saat yang bersamaan "serius?" tanyaku tak percaya.

"Gak deng, bercanda. Lo harus liat ekspresi lo tadi. Lo khawatir banget gilak" jawab Marcell santai sambil tertawa terbahak-bahak. Aku terdiam saja dan melanjutkan aktivitasku.

"Udah deh, lo gak usah bohong lagi. Gue tau kok kalau lo suka sama Ellen" kata Marcell. Aku mengacuhkannya dan pergi ke mobil untuk mengambil bajuku.

***
>>Ellen<<
Aku sekolah seperti biasa tetapi aku tidak melihat Prince. Aku terbingung mengapa Prince tidak masuk hari ini. Apakah dia sakit karena kehujanan kemaren? Sudahlah, tidak usah kupikirkan. Aku membawa dessert box dan kurencanakan untuk memberinya kepada Prince sekaligus meminta maaf atas kejadian 2 hari yang lalu saat aku membentaknya karena ia terus ingin membelaku saat Gina melakukan sesuatu padaku. Bagaimana aku akan memberikannya sementara ia tidak masuk hari ini?.

"Fin, lo tau gak Prince gak masuk gara-gara apa?" tanyaku kepada Fina.

"Ooo Prince. Dia gak masuk gara-gara hari ini ada lomba debate" jawab Fina.

"Lo tahu darimana?" tanyaku lagi.

"Siapa sih yang gak tahu debater sekece Prince?" jawab Fina sambil tertawa pelan.

"Serius, Fin. Lo tau darimana?" tanyaku lagi.

"Gini ya Len. Lomba debate yang diikutin Prince itu termasuk lomba yang besar juga. Siapa sih yang gak tau lomba itu? Apalagi kalau Prince yang ikut, pasti semuanya tahu dong" jawab Fina dengan jelas.

"Oooo gitu. Biasanya dia pulang lagi gak ke sekolah kalau habis lomba?" tanyaku.

"Kalau waktu kelas 10 sih, dia gak pulang ke sekolah, soalnya lomba debate itu kan kaya banyak banget babaknya dan lama gitu, Len" jawab Fina.

Aku tidak tahu harus memberikan dessert box ini melalui siapa. Kalau melalui Kathryn? pasti dia akan mengadu kepada Gina. Kalau melalui Marcell? pasti dia akan berpikir aku naksir sama Prince. Sepulang sekolah, aku menunggu sekitar 30 menit di dalam kelas tetapi Prince tidak kunjung datang. Aku menunggu Prince di kelas yang sepi ini sambil mengerjakan beberapa pr yang diberikan guru tadi.

Marcell masuk ke kelas dengan memakai kaos pemain basketnya "Lo belum pulang, Len?" tanya Marcell sambil mengambil tas dari atas mejanya.

"Belum, lagi ada urusan" jawabku.

A Letter To Prince [Complete]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang